Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Refleksi Ramadan 1442

Lailatul Qadar Terjadi Sejak Zaman Nabi Adam,Apakah Masih Turun Setelah Nabi Muhammad Tak Ada Lagi?

menurut sebuah hadits, ada yang percaya bahwa malam Lailatul Qadar khusus untuk ummat di akhir zaman sahaja, dan tidak ada sebelum zaman Nabi Muhammad

Editor: AS Kambie
dok.tribun
Supratman Supa Atha'na, Dosen Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya Unhas 

Adakah Lailatul Qadar Sebelum Zaman Nabi Muhammas SAW?
Oleh: Supratman Supa Atha’na
Dosen Sastra Asia Barat FIB Unhas

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Apakah malam Lailatul Qadar sudah ada sebelum Islam?

Dan apakah itu berlanjut setelah zaman Nabi Muhammad (damai dan berkah Allah besertanya)?

Inna Anzalnahu Fi Lailatul Qadri, Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam penentuan (kemuliaan)

Lailatul Qadri Khaerun Min Alfi Shari (een), Malam penentuan (kemuliaan) itu lebih baik dari seribu bulan.

Mungkin kedua karakteristik itu  yang tidak ada sebelum Islam; Karena Alquran jelas tidak diturunkan sebelum daripada Nabi Penutup, Muhammad SAW, dan mungkin berkat wahyu Alquran, kehormatan dan martabat malam Lailatul Qadar menjadi jauh lebih baik dari seribu bulan.

Oleh karena itu, menurut sebuah hadits, ada yang percaya bahwa malam Lailatul Qadar adalah khusus untuk ummat di akhir zaman sahaja, dan tidak ada sebelum zaman Nabi Muhammad SAW.

Namun posisi malam Lailatul Qadar, menurut beberapa riwayat lainnya, bahwa itu tidak hanya didedikasikan pada misi Nabi Muahammad SAW semata.

Malam Lailatul Qadar sudah ada sejak masa Nabi Adam.

Imam Javad  mengatakan;' Tuhan menciptakan malam Lailatul Qadar di awal penciptaan dunia dan di dalamnya nabi pertama...(Bihar Al-anwar Jiid 25.Hal.73).

Hal yang penting dipahami dari keterangan tersebut bahwa keutamaan malam Lailatul Qadar ditempatkan bagi umat Islam sebagai kebenaran dan realitas yang ditakdirkan di alam semesta.

Dari surah  Al-Qadr dipahami bahwa setiap tahun ada malam yang disebut Lailatul Qadar yang lebih dari seribu bulan dalam hal nilai dan keutamaan.

Pada malam ini, para malaikat ilahi turun ke bumi untuk setiap perintah dan takdir yang ditetapkan oleh Tuhan selama satu tahun.

Di masa Nabi Suci, tempat turunnya para malaikat di malam Lailatul Qadar adalah ambang pintu Nabi Mustafa, saw, dan ini disepakati oleh jumhur ulama.  

Tetapi yang menjadi misteri adalah setelah berakhirnya kehadiran tubuh Rasulullah di bumi, tempat turunya malaikat tak ada kesepakatan dari para ulama tentang hal tersebut.

Namun para ulama sepakat bahwa setelah Rasulullah pun malaikat turun ke bumi bersama dengan pimpinan utamanya ruhul qudus sebagaimana yang diisyaratkan dalam surah Al Qadr dan Surah Ad-Dukhan.

Intinya, nyaris semua ulama meyakini bahwa Lailatul Qadar akan selalu ada setiap tahun hingga hari kiamat tiba.

Dalam kaitan masalah tersebut Imam Jawad mengatakan bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan malam Lailatul Qadar di awal penciptaan dunia, dan juga pada malam itu Dia menciptakan nabi pertama...

Dalam keputusan Ilahi hal sedemikian itu telah berlaku dan berlalu di masa lalu di mana setiap tahun ada malam Lailatul Qadar yang merupakan malam penentuan urusan  dan takdir secara detail dan akurat yang terjadi dan berlaku setahun.

Tidak diragukan lagi, setiap nabi terhubung dengan malam Lailatul Qadar.

Setelah mereka, harus ada pemegang otoritas yang mampu menjelaskan syariat Tuhan dengan kualitas yang sama dengan nabi dan atau yang menghampiri kualitas kenabian.

Bumi tidak boleh dan tidak akan terlepas dari bukti otoritatif yang merepresentasikan kesempurnaan syariat Ilahiah di depan seluruh umat manusia dan segenap alam raya dari hari pertama penciptaan hingga akhir dunia.

Pada malam Lailatul Qadar, Tuhan mengirimkan takdir (Ketentuan garis perjalanan seseorang atau sesuatu dalam sistem mekanisme yang berlaku di alam raya)   kepada orang yang diberkati otoritas kepemimpinan ilahiah di muka bumi.

Para malaikat dengan pimpinan Ruhul Qudus turun ke bumi menemui Nabi Adam yang membawa takdir urusan yang berlaku di alam raya dan pada saat itu juga terdapat keputusan siapa yang akan menggantikan posisi Nabi Adam selanjutnya dalam mengemban misi suci Ilahiah.

Nabi-nabi berikutnya setelah Nabi Adam juga berlaku ketentuan yang sama yang mana harus ada kejelasan dari sisi Tuhan siapa yang akan menempati posisinya setelah kepergiannya.

Para Nabi tidak akan meninggal sebelum ada penentuan pengganti posisinya yang ditentukan pada malam Lailatul Qadar.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved