Tribun People
Mohammad Zuhair, Kelola Bisnis dan Lembaga Sosial Yayasan Hadji Kalla
Di Yayasan Hadji Kalla, Zuhair memimpin tim yang berjumlah sekitar 20 orang dan mengelola hampir 50 program sosial
Penulis: Dian Amelia | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Mengelola dua lembaga tentu tidaklah mudah dan butuh manajemen yang sangat baik.
Apalagi jika keduanya memiliki segmentasi yang berbeda.
Seperti apa yang dijalani Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla, Mohammad Zuhair saat ini.
Selain lembaga sosial, ia juga kini mengemban amanah untuk menjalankan salah satu perusahaan otomotif.
Zuhair mulai memimpin Yayasan Hadji Kalla sejak 2017 silam.
Namun, sebelum memimpin lembaga pengelola CSR dan ZIS perusahaan Kalla Group tersebut, Zuhair memang sudah banyak menangani perusahaan skala nasional yang bergerak di bidang energi, manufaktur hingga infrastruktur.
Bahkan, selain di Indonesia, lelaki yang hobi olahraga renang ini pernah berkarier di salah satu perusahaan gas terbesar di dunia.
"Sempat bekerja di luar negeri selama kurang lebih lima tahun, tangani sebuah perusahaan gas di Qatar," ungkap Zuhair, Jumat (30/4/2021).
Dari rentang karier yang beragam itu, membekalinya dengan pengalaman mengelola usaha, mulai dari sisi yang sederhana seperti pengadaan barang sampai yang kompleks di proyek yang bernilai puluhan miliar rupiah.
Kini amanah kepadanya masih berdatangan yang membuat kariernya makin paripurna.
Selain Yayasan Hadji Kalla, Zuhair juga kembali dipercaya untuk menangani sebuah perusahaan otomotif, yakni Makassar Raya Motor (MRM) dengan jabatan Direktur Pengawasan dan Pengembangan di bawah kepemimpinan Direktur Utama, Halim Kalla.
Lantas, bagaimana ia memimpin dua lembaga yang berbeda sekaligus?
"Ya, keduanya memang berbeda, satunya mengejar keuntungan, satunya tidak, tetapi pada dasarnya, prinsip-prinsip kelembagaannya banyak yang sama," ungkapnya.
"Di Yayasan, kita juga memiliki kegiatan bagaimana caranya mengumpulkan dana sertamenyalurkannya dengan tepat sasaran dan efektif kepada yang berhak," jelasnya.
Terkait manajemen waktu, ia pun sudah mengaturnya dengan sangat baik karena tidak memungkinkan bila keduanya dijalankan secara full time.
"Saya sengaja set tidak mencampuradukkan. Jadi, Senin-Selasa, saya dedicated urusan Yayasan, Rabu-Kamis itu MRM, nah Jumat yang kadang free, saya biasanya melakukan berbagai pertemuan di luar," kata Zuhair.
Di Yayasan Hadji Kalla, Zuhair memimpin tim yang berjumlah sekitar 20 orang dan mengelola hampir 50 program sosial tiap tahunnya, baik program rutin maupun program baru.
Program rutin,seperti bantuan sembako untuk duafa di bulan Ramadan.
Sementara, program yang baru, diantaranya membantu desa, mengelola lingkungan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari kegiatan pertanian dan peternakan yang menjadi sumber perubahan iklim.
"Dalam peran mengelola program bantuan sosial, kami berusaha menerapkan konsep bisnis yang relevan, Misalnya bagaimana program tersebut efisien dan efektif, diartikan memastikan sumber daya yang dikeluarkan tepat sasaran dan memberikan manfaat Terlihat di perencanaan program yang berbasis data sampai monitoring dan perbaikan yang dilakukan secara rutin selama proses pelaksanaan" ujar lelaki kelahiran Makassar ini.
Zuhair berharap, Yayasan Hadji Kalla yang baru saja melewati peringatan 37 tahun berkiprah pada tanggal 24 April 2021 lalu, terus berperan mendorong pencapaian kesejahteraan masyarakat, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur yang selaras dengan tanggung jawabnya sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) skala nasional.