Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kata None

Warga Makassar Beli Kue Kering untuk Lebaran Lewat Online

selama pandemi ia belajar banyak hal termasuk penguasaan teknologi, packing dan inovasi untuk tetap mempertahankan pembeli.

Penulis: Dian Amelia | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/MUH ABDIWAN
Owner Dapur Mama Putri, Sutanti M, dan host Kata None, Irman Yasin Limpo, dalam podcast KataNone dengan tema New Normal UMKM-Menyambut Lebaran dengan Sweet Cookies Ala Dapur Mama Putri, Kamis (29/4/2021) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Menjelang hari raya Idulfitri 1442 Hijriyah, para pengusaha kue Lebaran mulai bersiap untuk menjual dagangan musiman yang paling diburu, yakni kue kering. Seperti nastar, kastengel, dan putri salju.

Kanal distribusi pilihan juga berubah dari yang konvensional saat sebelum pandemi Covid-19, menjadi online.

Owner Dapur Mama Putri, Sutanti M, mengatakan permintaan kue kering cukup positif.

Ia bahkan sudah melakukan stok sebulan sebelum Lebaran untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.

“Ini sebenarnya sebagai salah satu solusi di bulan Ramadhan karena dengan penjualan kue kering itu sangat membantu omset pendapatan keluarga dan  kita sebelum memasuki bulan puasa kita sudah restok bahan satu bulan atau dua bulan karena kalau kita stok pada saat Ramadhan semua bahan pasti naik," ujarnya dalam podcast KataNone dengan tema New Normal UMKM-Menyambut Lebaran dengan Sweet Cookies Ala Dapur Mama Putri, Kamis (29/4/2021) sore.

Sutanti mengaku penjualan dengan sistem online sangat membantu distribusi dan menjangkau customer di luar daerah.

Apalagi, saat pandemi tahun lalu, di mana penjualan konvensional sangat berisiko, sehingga memilih opsi penjualan online.

" Kita sebenarnya ada warung online yang kita buka di teras ruko Toddopuli Villa Mutiara Timur dan dulu saya sewa hanya di depan rukonya saja, tetapi sekarang kita beralih ke penjualan online," tuturnya.

“Sejak pandemi tahun lalu, kami menjual melalui online, selain melalui agen dan pameran seperti yang saat ini ada di upperhills, dan memang banyak yang nyaman membeli kue kami melalui online,” katanya.

Tak hanya itu saja, Sutanti juga menggunakan sosial media, melalui Facebook, Instagram, e-commerce, dan konvensional.

Sementara harga dari varian kue kering yang dijual per paketnya kisaran Rp 150 ribu sampai dengan Rp 175 ribu.

Tahun lalu, Sutanti berhasil menjual kue kering sebanyak 500 paket.

 Dirinya mengungkapkan, selama pandemi ia belajar banyak hal termasuk penguasaan teknologi, packing dan inovasi untuk tetap mempertahankan pembeli.

" Alhamdulilah seiring berjalannya waktu usaha kita juga semakin laris manis dengan beberapa inovasi yang kita hadirkan dalam kue kering kita misalnya saja untuk lidah kucing kita membuat toppingnya itu raibow dengan menggunakan resep jadul jaman ibu saya," jelasnya.

Dirinya berharap, penjualannya di bulan ini akan semakin meningkat, sebab bahan -bahan yang mereka sajikan tentunya tidak menggunakan bahan pengawet apapun.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved