Hari Kartini
Kepala Bidang PPPA Bantaeng: Perempuan Korban Kekerasan Harus Tetap Bangkit
Momentum Hari Kartini, diharapkan tak ada lagi kekerasan terhadap perempuan yang terjadi khususnya di Kabupaten Bantaeng.
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Suryana Anas
TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Pada momentum Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April, diharapkan tak ada lagi kekerasan terhadap perempuan yang terjadi khususnya di Kabupaten Bantaeng.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas PMD PPPA Kabupaten Bantaeng, Sitti Ramlah.
"Saya berharap pada momentum Hari Kartini harus lebih dimaknai sehingga tak ada lagi kekerasan terhadap perempuan apalagi di Bantaeng," kata Ramlah kepada TribunBantaeng.com, Kamis, (22/4/2021).
Kekerasan terhadap perempuan masih sering terjadi di Bantaeng. Beberapa waktu lalu kekerasan seksual terjadi kepada seorang perempuan karyawan bank yang dilakukan oleh bosnya sendiri.
Kemudian, kekerasan seksual juga pernah terjadi kepada anak perempuan yang dilakukan oleh seorang pria oknum satpol PP Bantaeng.
Dan belum lama ini, terungkap perdagangan perempuan dengan menawarkan jasa seks korban melalui aplikasi online Michat.
Kekerasan terhadap perempuan bakal terus terjadi selama makna Hari Kartini tak diserap dengan baik.
Namun, kata Ramlah, perempuan yang pernah menjadi kekerasan seksual atau korban perdagangan agar segera bangkit dari masa kelamnya.
Kini tak ada lagi batasan bagi mereka yang ingin berkarya menumbuhkan potensi dalam diri.
"Jadi perempuan yang Mengalami kekerasan harus bangkit kita jangan menoleh kebelakang Harus bangkit apalagi di zaman emansipasi manusia," ujarnya.
Perempuan saat ini tak ada lagi yang membedakan dengan laki-laki. Olehnya itu wawasan dan mental yang tangguh sangat dibutuhkan.
Menurutnya, perempuan juga harus meningkatkan iman kepada Tuhan dan memilih lingkungan yang dapat mengarahkan untuk lebih baik.
"Seperti dengan mengikuti majelis taklim bagi ummat islam dan lingkungan yang bisa menimbulkan ke imanan yang lebih bagus lagi karena tanpa Iman yang kuat maka perempuan akan runtuh," jelasnya.
Saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19 yang menuntut perempuan khususnya seorang ibu untuk lebih berperan dalam pendidikan anak.
Sebab, pembelajaran kebanyakan dilakukan di rumah. Sehingga, seorang ibu harus mampu menjadi pahlawan untuk membentuk karakter anak.
Dia juga berharap kepada para pemuda-pemudi untuk terus berjuang menjadi pribadi yang kuat dalam kondisi apapun dan dapat muat karya yang membanggakan.
"Untuk kaum pemuda-pemudi di era saat ini saya minta harus bisa memberikan gagasan dan karya yang membanggakan," tuturnya.
Laporan wartawan TribunBantaeng.com, Achmad Nasution