Aswaja
Ceramah di Tempat Maksiat, Gus Miftah Pernah Diprotes Tapi Nyatakan Jalankan Paham Aswaja
Gus Miftah Maulana Habiburrahman juga adalah salah satu ulama yang mempunyai paham Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja.
TRIBUN-TIMUR.COM- Gus Miftah Maulana Habiburrahman juga adalah salah satu ulama yang mempunyai paham Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja.
Pendiri Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab juga meniti Aswaja sehingga mendapatkan gelar doktor dari Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) melalui ujian disertasi secara daring, Kamis (15/4/2021) kemarin.
Judul disertasi Habib Rizieq Shihab "Metodologi Pemilahan Antara Usul Dan Furu' Dalam Aqidah Dan Syari’ah Serta Akhlaq Menurut Ahlus Sunnah Wal Jamaah".
Baca juga: Kenal Aswaja, Paham atau Aliran Nahdlatul Ulama Buat Rizieq Shihab Raih Gelar Doktor di Balik Jeruji
Baca juga: Teliti Paham Aswaja Nahdlatul Ulama, Habib Rizieq Shihab Raih Doktor di Dalam Jeruji Penjara
Sehingga, dia pun selalu menyampaikan ketika berceramah di tempat-tempat lokalisasi, tempat mabuk dan berbagai tempat makziat lainnya adalah berdasarkan ideologi Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja.
“Kenapa agama yang berkaitan dengan nilai bisa diterima di dunia malam dan kemaksiatan,” katanya dalam sebuah video yang dikutip Tribun Timur, Jumat (16/4/2021).
Menurutnya, cara ceramahnya itu sesusai dengan amaliyah, tuntunan dan ideologi berdasarkan akidaq atau keyakinan Ahlussunnah wal Jamaah atau Aswaja.
Ia menyampaikan banyak orang mengaku-ngaku memakai Ahlussunnah wal Jamaah.
“Tapi yang mempunyai komitmen kebangsaan dan keummatan yang jelas Aswaja An-Nahdliyyah,” katanya.
Beberapa kali juga dirinya mengakui pernah diprotes karena ceramah di tempat maksiat.
Tapi, dirinya tetap saja berdakwah di tempat itu karena menganggap Islam harus didekatkan.
Pengajian Klub Malam
Nama Gus Miftah memberikan pengajian di klub malam karaoke boshe di bali.
Kini video-video pengajian yang diunggah di Youtube ditonton oleh ratusan ribu bahkan jutaan viewer dalam hitungan minggu.
Gus Miftah kelahiran Lampung 5 Agustus 1981 ini sering mengenakan blangkon, rambut gondrong, dan kadang berkacamata hitam.
Menggunakan Bahasa Jawa campur Indonesia, melawak untuk selingan ceramahnya. Kadang shalawatan dan puji-pujian berbahasa Jawa penuh makna.