Mukjam Ramadan
Kenapa Sebutannya Harus Utuh Sahru Ramadan?
ALLAH Azzawajallah mengenalkan frasa "شهر رمضان" (bulan Ramadan) saat Rasulullah Muhammad SAW baru 2 tahun menetap di Yastrib
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
Melalui Hadits rujukan Wakii, Ibn Jurair dari Mujahid, Rasulullah bersabda; .." Janganlah kamu (hanya) menyebut Ramadan. Karena sesungguhnya kau tak tahu pasti (apa isi kemuliaan) Ramadan. Itu karena nama Ramadan dari nama Allah Assawajallah. Sebutlah utuh Sahr Ramadan, sebagaimana Allah menyebutnya begitu.."
(وأخرج وكيع، وابن جرير، عن مجاهد قال: لا تقل: رمضان. فإنك لا تدري ما رمضان، لعله اسم من أسماء الله عز وجل، ولكن قل: شهر رمضان كما قال الله عز وجل)
Bukan cuma kekhususan nama belaka, pahala Bulan Ramadan juga langsung diganjar Allah untuk hamba-hamba penunainya;
Hadis riwayat Bukhari nomor 1904 dan Nomor 5927 serta hadis riwayat Muslim Nomor 1151; Nabiullah mengkonfirmasikan pahala tak terhingga amalan bulan Ramadan;
Setiap amalan kebaikan manusia dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan; semisal hingga tujuh ratus kali lipat.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi pepuasa mendapatkan 2 jenis bahagia; bahagia kala berbuka dan bahagia kala berjumpa Rabb-Nya. Sungguh bau mulut pepuasa lebih harum di sisi Allah dibanding aroma wewangian kasturi.”
Selamat menunaikan makan Sahr Ramadan. #menjajalSahrRamadan #mukjamRamadan (*)
Tabaria, 2 Ramadan 1442 H/ Rabu, 14 April 2021.
MUKJAM RAMADAN: Orang asing atau non-Arab diistilahkan Mu'jam (atau Mukjam) dalam percakapan sehari-hari Bangsa Arab. Orang baru yang perlu adaptasi juga disebut Mu'jam. Mu'jam secara istilah kitab atau buku panduang dan pengampu ribuan bahkan ratusan ribu kosa kata, dan bentuk perubahannya, pengertian khusus, sistematis, dengan metode, dan konteks penggunaannya. Kolom ini mengulas konteks penggunaan kata dalam ayat-ayat Ramadan.