Tribun Sinjai
Pakai Kapal Nelayan, Kepala Desa Tongke-tongke ke NTT Jemput Warganya yang Terdampar
Mereka menumpang tiga kapal pencari ikan yang diterjang gelombang tinggi badai siklus seroja di perairan Nusa Tenggara Timur.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI TIMUR - Kepala Desa Tongke-tongke, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Sirajuddin menjemput 10 orang warganya yang berada di Pulau Raijua, Kabupaten Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia berangkat ke salah satu pulau terluar Indonesia itu dengan menggunakan kapal nelayan.
Ada 10 orang warga Desa Tongke-tongke yang terdampar di Pulau Raijua.
Ke 10 orang nelayan tersebut mengalami kecelakaan laut pada 5 April lalu.
Mereka menumpang tiga kapal pencari ikan yang diterjang gelombang tinggi badai siklus seroja di perairan Nusa Tenggara Timur.
10 orang nelayan asal Tongke-tongke, Sinjai dinyatakan selamat dari total 13 orang warga.
Sedang tiga nelayan hingga saat ini belum ditemukan pasca kapal mereka diterjang gelombang tinggi.
" Pak Desa berangkat kemarin siang ke Pulau Raijua, NTT menjemput warga nelayan yang sempat selamat," kata Sekretaris Desa Tongke-tongke, Akbar Hijri, Senin (12/4/2021).
Kapal yang mengalami kecelakaan laut yakni KM Bulukamase, KM Cahaya Rezki dan KM Brasil 77.
Kapal nelayan tersebut ada yang tertimbung pasir di pantai, ada yang mengalami kerusakan parah dan sebagian badan kapal ada tenggelam.
Sirajuddin berlayar dari Sinjai ke Pulau Raijua, NTT dengan waktu tempuh lebih dari dua hari.
Ia bersama beberapa masyarakat asal Desa Tongke-tongke bertolak ke daerah tersebut dengan tujuan membawakan makanan 10 orang nelayan selamat di pulau itu dan berencana membawa pulang.
Sebelumnya pasca 10 nelayan mengalami kecelakaan, sedang krisis bahan makanan.
Sebab daerah yang ditempat juga sedang dilanda musibah karena dilanda bencana banjir bandang.
Sirajuddin bersama warganya memuat sejumlah bahan kebutuhan pokok untuk perjalanannya dan untuk para warga nelayan selamat dan warga Raijua yang terkena bencana banjir bandang.
Baran kebutuhan pokok itu sebelumnya dikumpulkan oleh masyarakat bersama Pemuda Bahari Tongke-tongke lalu dibawa Sirajuddin ke NTT.
Sementara Pemkab Sinjai tidak dapat berbuat banyak sebab komunikasi sedang terputus dengan Pemkab Kabupaten Sawu karena juga sedang dilanda banjir bandang.
