Ngobrol Virtual Tribun
Simak Ulasan Prof Wihardji Soal FABA di Acara Ngovi Tribun Timur
Semen porland memerluka ketahanan terhadap sulfan dan karlo hidrasi yang berkaitan dengan FABA.
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Expertise Lingkungan Prof Dr M Wihardji Tjaronge mengulas soal Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) saat menjadi narasumber di acara Ngobrol Virtual (Ngovi) Tribun Timur bertajuk Potensi Pemanfaatan Limbah Abu PLTU (FABA) Setelah Dikecualikan Sebagai Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Selasa (30/3/2021).
Hadir pula Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Selatan, Nisbah Isnaeny, Manager PT Syslab Laboratorium Independen Armelco Uyun, Kepala Laboratorium Riset Sanitasi dan Persampahan, Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin (Unhas) Irwan Ridwan Rahim.
Ia menyampaikan, sebelum mengulik soal FABA terlebih dahulu ia bahas semen.
Menurutnya, semen bahan utamanya 80 persen dari kapur. Itulah penyebab Kabupaten Pangkep dan Barru banyak kapur atau kalsium karbonatnya.
Sementara tanah liat 15-18 persen. Nah, tanah liat itu dengan unsur silika yang dibutuhkan dalam pembuatan semen.
Semen porland memerluka ketahanan terhadap sulfan dan karlo hidrasi yang berkaitan dengan FABA.
"Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pembangkit listrik tenaga uap kita itu, menggunakan batu bara untuk menghasilkan uap untuk memutar turbinnya," katanya.
Sementara itu, abu terban di atas sudah dikategorikan sejumlah tulisan ilmiah sebagai hasil sampingan atau by produk.
"Jadi Fly Ash itu tidak lagi disebut sebagai limbah. Fly ash itu mengandung silica amorphus 20-40 persen. Jadi hasil sampingan pembangkit listrik menjadilah semen porland pozzolan," bebernya.
Olehnya itu, semua semen kita semen swasta dan nasional. Di mana 60-80 persen clicer cement.
Ia juga menyampaikan, Fly Ash itu bisa digunakan sebagai material pembuat semen atau blanded cement.
"Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah karena mendapatkan satu material lagi untuk pembangunan ke depan. Penggunaan FABA bisa menurunkan harga material," katanya.
Ia memberikan contoh, konstruksi pembangunan bendungan di INCO PT Vale menggunakan tipe satu yang ditambahkan Fly Ash.
Semen yang mengandung Fly Ash salah satunya bendungan Parangloe.
Hal tersebut karena fungsi Fly Ash ini untuk menurunkan hidrasi.
"Yang membedakan hanya di 28 hari. Di umur 90 hari fly ash untuk batas bertahannya. Lebih efisien bagi kami yang menggunakan komposit. Di samping itu, Fly ash bisa digunakan pada siang hari untuk pengecoran," tuturnya.