Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penanganan Covid

IDI Laporkan Sekolah Tatap Muka di MAN 2 Makassar, Polda Sulsel Langsung Turun Tangan

IDI Laporkan Sekolah Tatap Muka di MAN 2 Makassar padahal sudah diberi peringatan tentang bahaya Covid-19 terhadap anak-anak

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
Dok Humas IDI Makassar
Penertiban sekolah tatap muka di MAN 2 Makassar oleh Polda Sulsel. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Makassar, Kaharuddin, melalui surat Nomor B. 008/Ma.21.12.02/PP.006/03/2021 meminta kepada orang tua siswa untuk di lakukan tatap muka langsung secara terbatas, Rabu (3/3/2021) kemarin.

Pembukaan sekolah tatap muka ini dikhususkan bagi siswa kelas X.

Hal ini langsung mendapat penolakan keras, dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar.

Pasalnya pihak sekolah sudah diberi peringatan bahaya Covid-19 terhadap anak-anak, namun tetap melakukan tatap muka, apalagi angka Covid-19 masih tinggi.

Ketua IDI Kota Makassar, dr Siswanto Wahab mengatakan, apapun alasannya hal tersebut tidak bisa dibenarkan, sebab saat ini angka positif rate di Indonesia mencapai 19 persen

"Kita bicara fakta, artinya 10 orang dilakukan testing swab PCR, akan ada 4 orang positif, standar WHO hanya 5 persen," ujarnya, Kamis (4/3/2021).

Selain itu, katanya, angka Covid-19 di provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) masih masuk 5-7 tertinggi di Indonesia dan Makassar sebagai epicentrum. 

"Atas dasar itulah IDI Makassar tolak kebijakan tatap muka, baik secara bertahap atau sekaligus semua, jenjang pendidikan," tegasnya 

"Apa yang di lakukan MAN 2 Model, merupakan pelanggaran UU no 4 Tahun 1984 terkait wabah penyakit menular, dan UU no 6 tahun 2018 tentang Kekarantinan Kesehatan, bentuk ketidak pekaan terhadap pandemik Covid-19, guru saja belum di vaksin apalagi siswa," sambungnya.

Lanjutnya, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, maka siapa yang akan bertanggung jawab.

"Anak-anak bisa kena saat pergi atau pulang sekolah, setelah itu membawa virus ke keluarga, dampaknya terjadi klaster sekolah, serta meninggi lagi klaster keluarga," bebernya.

IDI Kota Makassar pun menghimbau, masyarakat melaporkan jika ada kebijakan sepihak dari sekolah, gelar tatap muka ditengah meningginya Covid-19.

Seluruh warga sekolah termasuk guru dan staf sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki risiko yang sama untuk tertular dan menularkan Covid-19.

Idealnya untuk Sulawesi selatan 1200-1300 setiap hari pemeriksaan swab/PCR diluar pemeriksaan penderita positif Covid-19.

"Setelah itu kita masuk Kepada pendidikan disiplin hidup bersih sehat, penerapan protokol kesehatan dari rumah, hingga ke sekolah, termasuk mempersiapkan kebutuhan penunjang kesehatan anak seperti masker, bekal makanan, dan air minum, pembersih tangan, hingga rencana transportasi harus steril," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved