Penembakan Cengkareng
Kombes Adi Wibowo Atasan Bripka Cornelis Kena Masalah Diminta Bertanggungjawab Penembakan Cengkareng
Sosok Kapolres Jakarta Barat Kombes Adi Wibowo Atasan Bripka Cornelis Kena Masalah Diminta Bertanggungjawab Penembakan Cengkareng
TRIBUN-TIMUR.COM - Polsek Kalideres dan Polres Jakarta Barat sedang jadi sorotan.
Ada unsur kelalaian atasan membina anak buahnya hingga Bripka Cornelius Siahaan pelaku penembakan 4 orang di Bar RM Cengkareng berujung tewasnya 3 orang termasuk personel Kostrad.
Indonesian Police Watch (IPW) mendesak atasan pelaku diberi hukuman.
IPW mendesak Kapolsek Kalideres Kompol Slamet dan Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Adi Wibowo sebagai atasan ikut bertanggungjawab.
IPW menyebut kasus penembakan 6 Laskar FPI belum tuntas, kini tiga orang lagi meninggal ditembak oknum polisi di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
Korban yang meninggal di antaranya Pratu Martinus anggota Denma Kostrad.
Indonesia Police Watch (IPW) mendesak oknum polisi yang menjadi pelaku penembakan di sebuah kafe di Cengkareng, Jakarta Barat dijatuhi hukuman mati.
Selain itu, Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Adi Wibowo juga harus segera dicopot dari jabatannya
“Ada dua alasan kenapa Kapolres Jakarta Barat harus dicopot. Pertama, sebagai penanggungjawab keamanan wilayah dia membiarkan ada kafe yang buka hingga pukul 04.00, padahal saat ini tengah pandemi Covid 19,” kata Ketua Presidium IPW, Neta S Pane dalam keterangan tertulisnya, Kamis (25/2/2021).
“Kedua, Kapolres kurang memperhatikan perilaku anak buahnya hingga terjadi peristiwa brutal yang diduga dilakukan anak buahnya di wilayah hukumnya,” tambah Neta dilansir dari kompas.tv dengan artikel berjudul IPW Desak Kapolres Jakbar Dicopot dan Pelaku Penembakan di RM Kafe Cengkareng Dihukum Mati
Sosok Kombes Ady Wibowo
Kombes Ady Wibowo lulusan Akpol 1995.
Dinas Pertama di Polres Metro Jakarta Barat pangkatnya Ipda.
Sosok Kombes Ady Wibowo mendapat jabatan sebagai Kepala Sentra Kepolisian Terpadu (SPKT).
Tahun 1998, Ady mutasi Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya sampai tahun 1999
Di sana Ady mendapatkan pendidikan untuk sekolah ke Belanda guna memperdalam ilmu lalu lintas selama 6 bulan.
Usai pendidikan di sana, Ady kembali ke Indonesia dan melanjutkan program di Pusdik Lantas selama dua tahun. Selanjutnya, Ady mendapat kesempatan sekolah lagi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian tahun 2000 sampai 2002.
Lulus di PTIK, ia mendapatkan tugas di wilayah hukum Polda Riau sampai tahun 2010. Berbagai jabatan di sana pernah diemban Ady, mulai Kapolsek, Kasat Lantas hingga sebagai Wakapolres di Polda Riau.
Ady kemudian pindah ke Polda Metro Jaya dengan jabatan malang melintang di sana.
Tahun 2019 dapat amanah sebagai Kapolres Metro Jakarta Timur pada tahun 2019.
Baru beberapa bulan menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Timur, Ady mendapatkan kesempatan untuk lanjut Sekolah Sesko atau Sekolah Perwira Tinggi di Bandung, Jawa Barat pada 2020. Selesai menjalani pendidikan, ia mendapat tugas sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.
Penjelasan IPW
Neta mengatakan, aksi brutal oknum polisi di sebuah cafe mengakibatkan 3 orang tewas dan 1 orang terluka. Insiden itu terjadi sekitar pukul 04.30 WIB di RM Kafe yang terletak di Cengkareng Barat, Jakarta Barat.
“Pelaku diduga berinisial CS anggota Polsek Kalideres Jakarta Barat. Sedangkan ketiga korban tewas adalah, Sinurat (Anggota TNI AD /Keamanan RM kafe), Feri Saut Simanjuntak (Bar Boy), dan Manik (Kasir RM Kafe), dan yang luka Hutapea (Manager RM kafe),” ungkap Neta.
“Dalam peristiwa penembakan itu ada tiga saksi. Rustam Effendi (Bartender RM kafe), Samsul Bahri (Keamanan RM kafe), dan Yakub Malik (Keamanan RM kafe),” terang Neta.
Neta lebih lanjut menuturkan aksi brutal ini berawal, saat pelaku (CS) datang sekira jam 02.00 WIB bersama temannya bernama PEGI. CS, diceritakan Neta langsung memesan minuman karena kafe hendak tutup dan pelanggan lain sudah membubarkan diri.
Saat itu pihak kafe menanggih pembayaraan dari minuman yang dipesan CS, sebesar Rp.3.335.000. Tapi, CS menolak untuk membayar biaya minuman yang dipesannya.
Selanjutnya Sinurat selaku keamanan menegur CS dan terjadi cekcok mulut. Tiba-tiba, CS mengeluarkan senjata api dan menembak Sinurat (Anggota TNI AD /Keamanan RM kafe), Feri Saut Simanjuntak (Bar Boy), dan Manik (Kasir RM Kafe).
“Kemudian pelaku keluar kafe sambil menenteng senjata api di tangan kanannya dan di jemput temannya dengan menggunakan mobil. Namun saat ini pelaku sudah diamankan di Polsek Kalideres Jakarta Barat,” ujar Neta.
Neta menilai aksi brutal oknum polisi di RM Kafe memprihatinkan. Neta pun mengingatkan institusi Polri soal kasus tembak mati enam laskar FPI di Km 50 tol Cikampek yang hingga kini belum rampung.
Berdasarkan informasi yang beredar di media sosial, kronologi kejadian sebagai berikut:
- Pelaku datang sekira jam 02.00 WIB bersama temannya yang bernama PEGI dan langsung memesan minuman.
- Saat kafe hendak tutup dan pelanggan lain sudah membubarkan diri lalu pelaku ditagih bill pembayaran minuman sebesar Rp 3.335.000.
- Korban tidak mau membayar.
- Korban Pratu Martinus Riski Kardo Sinurat selaku keamanan menegur pelaku dan terjadi cekcok mulut.
- Tiba-tiba pelaku mengeluarkan senjata api dan di tembakkan kepada ketiga korban secara bergantian.
- Kemudian pelaku keluar kafe sambil menenteng senjata api di tangan kanannya dan di jemput temannya dengan menggunakan Mobil.
- Pelaku sudah di amankan di Polres Jakarta Barat.(*)
Sosok Kompol Slamet
Sosok Kompol Slamet Kapolsek Kalideres kalah cepat dari Irjen Fadil Imran lakukan hal ini di rumah duka korban penembakan Bripka Cornelius Siahaan.
Ucapan duka Irjen Fadil Imran lebih dulu tiba dari karangan bunga Kompol Slamet.
Polsek Kalideres Jakarta Barat mendadak nramai dibahas.
Gara-gara oknum Reskrim Polsek Kalideres menembak mati 3 orang di barat, Kamis dini hari tadi.
Saking besarnya atensi publik, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turun tangan di kasus polisi tembak TNI di RM Cafe, lihat 5 perintahnya.
Ujian berat bagi Jenderal Listyo Sigit Prabowo di awal masa jabatannya.
Seorang polisi mabuk dan menembak anggota TNI beserta 3 warga sipil.
Anggota TNI dan 2 warga sipil tewas.
Terkait dengan kasus ini, Kapolri menerbitkan surat telegram yang berisi instruksi pencegahan penyalahgunaan senjata api oleh anggota polisi.
Instruksi tersebut terkait dengan kasus penembakan oleh Brigadir Cornelius Siahaan di RM Cafe, Cengkareng, Jakarta Barat, yang menyebabkan tiga orang tewas dan satu luka.
Tiga korban tewas yakni anggota TNI bernama Pratu Martinus Riski Kardo Sinurat, Feri Saut Simanjuntak selaku pelayan kafe, Manik selaku kasir kafe.
Lewat surat telegram, Kapolri meminta peristiwa itu tidak terulang lagi.
Surat telegram nomor ST/396/II/HUK.7.1./2021 itu ditandatangani Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono atas nama Kapolri, tertanggal 25 Februari 2021.
Surat ditujukan kepada seluruh Kapolda.
Ada lima instruksi Kapolri dalam surat telegram itu.
Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta Kapolda menindak tegas anggota Polri yang terlibat dalam kejadian tersebut dengan sanksi pemberhentikan tidak hormat dan proses pidana.
Selanjutnya, Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta Kapolda memperketat proses pinjam pakai senjata api dinas yang hanya diperuntukkan bagi anggota Polri yang memenuhi syarat dan tidak bermasalah.
Kapolda pun diminta memperkuat pengawasan dan pengendalian dalam penggunaannya.
Kemudian, Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta peningkatan sinergitas antara Polri dan TNI melalui kegiatan operasional terpadu, keagamaan, olahraga bersama, kolaborasi giat sosial atau kemasyarakatan.
Instruksi keempat, Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan para Kasatwil dan pengemban fungsi Propam untuk melaksanakan koordinasi dengan satuan TNI setempat dan Pom TNI.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi dan menyelesaikan perselisihan atau permasalahan antara anggota Polri dan TNI secara cepat, tepat, tuntas, dan berkeadilan.
Terakhir, Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan Kapolda agar melaporkan setiap upaya penanganan, pencegahan terhadap perselisihan dan keributan antara anggota Polri dan TNI.
Kapolda kirim karangan bunga
Dua buah karangan bunga berdiri di samping rumah mertua Feri Saut Simanjuntak.
Rumah tersebut berlokasi di Pesing Garden, Kedoya Utara, Jakarta Barat.
"Itu datang duluan yang dari Kapolda (Metro Jaya Irjen Fadil Imran), pagi gitu," kata Umi, tetangga dari mertua Feri Saut Simanjuntak ketika ditemui, Kamis.
Sementara itu, karangan buka lainnya dikirimkan oleh Kapolsek Kalideres Kompol Slamet.
"Kalau yang dari Kapolsek itu datangnya belakangan, jam 15.00-an lah," tambah Umi.

Umi mendengar kabar meninggalnya Feri Saut Simanjuntak pada Kamis pagi.
"Tadi, mertuanya pas baru tahu juga kayak mau pingsan, enggak nyangka banget," ungkapnya mengatakan.
Pantauan Kompas.com, rumah mertua yang dijadikan rumah duka korban itu kosong pada Kamis malam.
Di depannya, terdapat sebuah tenda yang terpasang.
Menurut Lilis, tetangga dari mertua Feri Saut Simanjuntak, istri dan mertua Feri Saut Simanjuntak tengah berada di RS Polri Kramatjati.
"Tapi jenazahnya mau dibawa ke sini. Sekarang mereka lagi tes swab (Covid-19) dulu," kata Lilis ketika ditemui.
Untuk diketahui, Feri Saut Simanjuntak adalah satu dari tiga orang yang tewas karena penembakan di RM Cafe pada Kamis dini hari.
Diketahui, Feri Saut Simanjuntak adalah pegawai di RM Cafe.
Selain Feri Saut Simanjuntak, dua korban tewas lainnya adalah seorang anggota TNI bernama Pratu Martinus Riski Kardo Sinurat dan pegawai kafe bernama Manik.
Satu korban lainnya, H, mengalami luka dan dibawa ke rumah sakit.
Tersangka pelaku penembakan diketahui merupakan oknum anggota Polri, Brigadir Cornelius Siahaan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, tersangka Brigadir Cornelius Siahaan mendatangi kafe tersebut pada sekitar pukul 02.00 WIB, Kamis.
Brigadir Cornelius Siahaan minum minuman keras (miras) hingga kafe tutup pukul 04.00 WIB.
"Pada saat akan bayar terjadi cekcok, tersangka dan pegawai kafe," ujar Yusri.
Brigadir Cornelius Siahaan rupanya kesal.
Dia, yang saat itu mabuk, mengeluarkan senjata api dan menembak empat orang di tempat itu.
"Tiga meninggal dunia di lokasi dan satu dirawat di rumah sakit. Sementara jenazah masih di Rumah Sakit Kramatjati. Selesai ditangani, baru diambil keluarga korban," kata Yusri.
Terkait dengan anggota TNI yang korban, Kapolda Metro Jaya Irjen Mohammad Fadil Imran mengatakan, dirinya telah berkoordinasi dengan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman serta Pangkostrad terkait kasus tersebut.
"Kami sudah melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan Pangdam Jaya selaku penanggung jawab keamanan garnisun Ibu Kota. Kedua, juga berkoordinasi dengan Pangkostrad sebagai atasan korban," kata Irjen Mohammad Fadil Imran.
Irjen Mohammad Fadil Imran mengatakan, jajarannya akan mengambil langkah-langkah cepat untuk bisa memproses tersangka secara pidana.
"Seiring dengan hal tersebut, tersangka juga kami akan proses secara kode etik sampai dengan hukuman dinyatakan tidak layak menjadi anggota Polri," kata Irjen Mohammad Fadil Imran.
Kapolda juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, keluarga korban, dan kesatuan TNI AD atas terjadinya kasus yang dilakukan oleh anak buahnya.
"Sebagai Kapolda Metro, atasan tersangka, saya menyampaikan permohonan maaf yang setinggi-tingginya kepada masyarakat, kepada keluarga korban, dan kepada TNI AD. Belasungkawa saya yang mendalam atas kejadian ini," ucap dia.(*)