Prabowo Subianto
Tinggalkan F-35 dan Batal Beli Sukhoi, Prabowo Bakal Borong Rafale Perancis dan 15 Unit F-15EX AS
Batal beli Sukhoi SU-35 Rusia, sebagai gantinya Prabowo sangat naksir jet Rafale buatan Prancis ditambah dengan satu skuadron F 15EX Amerika Serikat
Pesawat multi-peran bermesin ganda bersayap delta yang diperkenalkan pada 2001 itu saat ini dalam pelayanan dengan angkatan udara dan angkatan laut Prancis, Mesir, Qatar, dan terbaru India.
India sendiri membayar $ 9,4 miliar untuk 36 pesawatnya, yang mulai tiba Juli lalu di tengah ketegangan antara India dan China atas wilayah Ladakh yang diperebutkan di Himalaya barat.
New Delhi juga ingin membeli 21 MiG-29 dan 12 pesawat tempur Su-30MKI Rusia.
Dalam hal ini, Washington belum menanggapi permintaan India untuk pembebasan dari CAATSA untuk pesawat tersebut.

Namun, Pejabat senior Pentagon telah menjelaskan bahwa sanksi akan diterapkan jika New Delhi melanjutkan rencana untuk membeli sistem rudal S- 400 self-propelled Rusia di kesepakatan senilai $ 5,5 miliar.
Untuk Indonesia, Rafale akan menambahkan ekor logistik ketiga ke Angkatan Udaranya, yang selain armada pesawat tempur Sukhoi juga memiliki tiga skuadron Lockheed F-16 yang diperbarui.
Prabowo sebelumnya telah menunjukkan minat untuk membeli 15 jet tempur Eurofighter Typhoon bekas yang ditawarkan oleh Angkatan Udara Austria.
Selain melihat dari harga yang menguntungkan, Prabowo mengatakan secara pribadi bahwa dia menginginkan pesawat generasi baru yang akan bertahan dalam ujian waktu.
Rafale generasi 4.5-lah yang tampaknya dipandang memenuhi kriteria tersebut.
Dipersenjatai dengan berbagai rudal udara-ke-udara dan udara-darat dan avionik canggih yang dikembangkan Perancis, generasi 4.5 Rafale memiliki kecepatan maksimum 2.200 kilometer per jam dan jangkauan tempur 1.850 kilometer.
Prabowo juga awalnya berharap untuk memperoleh F-35 Joint Strike Fighter siluman Lockheed, tetapi dibujuk untuk menerima versi terbaru F-15, yang baru sekarang memasuki layanan dengan Angkatan Udara AS untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh pemotongan Program F-22 Raptor.
Kemudian Menteri Pertahanan AS Mark Esper dilaporkan memberi tahu Prabowo dalam kunjungan ke Washington Oktober lalu bahwa Indonesia harus menunggu setidaknya satu dekade untuk pengiriman F-35.
Hal itu disebabkan daftar tunggu pembeli yang panjang, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.
Selain itu, meskipun pertama kalinya AS menjual F-15 dalam 20 tahun, Arab Saudi dan Qatar terus mendanai peningkatan senilai $ 5 miliar selama tahun-tahun sebelumnya.
Tak heran, pakar militer pun menunjuk pada mesin kembar F-15EX yang lebih kuat, sistem dan sensor kokpit yang diperbarui, kemampuan fusi data.