Musda Golkar Makassar
Pengaruh Nurdin Halid Meredup di Golkar Makassar? Ini Kata Pengamat Politik Unhas
Wakil Ketua DPRD Kota Makassar Andi Nurhaldin Halid memutuskan mundur dari persaingan Ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Wakil Ketua DPRD Kota Makassar Andi Nurhaldin Halid memutuskan mundur dari persaingan Ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar.
Putra elite nasional senior Golkar Nurdin Halid itu menyerah sebelum bertarung melawan Munafri Arifuddin maupun Juniar Arge.
Pengaruh Nurdin Halid meredup di Golkar Makassar setelah tidak lagi menjabat Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD I Golkar Sulsel?
Posisinya digantikan Taufan Pawe yang terpilih dalam Musyawarah Daerah DPD I Golkar Sulsel di Jakarta, 8 Agustus 2020 lalu.
Pengamat politik Universitas Hasanuddin, Dr Hasrullah mengatakan, redupnya pengaruh Nurdin Halid adalah hal wajar karena tidak lagi menjabat Plt Ketua DPD I Golkar Sulsel.
Dr Hasrullah menilai, fenomena tersebut tidak hanya sering dijumpai dalam kekuasaan di tubuh partai politik saja, tetapi juga dalam kekuasaan pemerintahan.
"Saya kira memang begitu, siapa yang berkuasa tentu punya pengaruh kekuasaan cukup tinggi. Kekuasaan bergantung siapa jadi ketua partai," katanya saat dihubungi Tribun Timur, Rabu (24/2/2021).
"Jadi tidak hanya dalam partai politik, pemilihan gubernur dan presiden pun juga begitu," bebernya.
Dr Hasrullah mengatakan Kota Makassar adalah sentral perpolitik di Provinsi Sulawesi Selatan.
Menurutnya, Kota Makassar bisa jadi lumbung meraih suara dalam kontestasi Pemilihan Gubernur. Begitupun Golkar, bisa jadi mesin politik memenangkan Pilwali Makassar.
"Harus diingat Golkar selalu punya kader yang banyak dan baik. Golkar ini ibarat pertarungan mini menuju suksesi gubernur," papar Dr Hasrullah.
Awalnya, Musyawarah Daerah X DPD II Partai Golkar Kota Makassar disebut-sebut akan menjadi pertarungan tiga faksi.
Antara gerbong Ketua DPP Golkar Bidang Industri Erwin Aksa, Nurdin Halid, serta Ketua Golkar Sulsel Taufan Pawe.
Gerbong Erwin Aksa melalui Munafri Arifuddin, gerbong Nurdin Halid melalui Andi Nurhaldin Halid, serta gerbong Taufan Pawe melalui Muhammad Irianto Ahmad.
Pada hari kedua, Minggu (20/2/2021) Munafri Arifuddin dan Nurhaldin Halid sama-sama mengambil formulir pendaftaran.
Appi, sapaan, mengutus Liaison Officer (LO) Faturrahman datang ke Kantor Golkar Makassar, Jl Lasinrang, Kota Makassar. Sedang Nurhaldin Halid datang sendiri tanpa diwakili.
Sementara Irianto Ahmad yang sempat disebut-sebut namanya rupanya tidak mendaftarkan diri.
Nurhaldin Halid sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Makassar sejatinya punya kans untuk bertarung.
Posisinya sebagai pimpinan parlemen Kota Makassar bisa jadi bargening politik.
Statusnya sebagai putra Nurdin Halid, mewakili gerbong dan loyalis tokoh nasional dan senior DPP Golkar tersebut.
Batalnya Nurhaldin memunculkan isu pengaruh Nurdin Halid sudah meredup di Golkar Sulsel, termasuk Kota Makassar.
Adik NH, Kadir Halid yang menjabat Ketua Harian DPD I Golkar Sulsel tak pernah muncul ke publik.
Dalam setiap kegiatan Taufan Pawe di Golkar, Kadir Halid tak pernah tampak mendampingi.
Dikonfirmasi Tribun Timur, Andi Nurhaldin Halid beralasan batal mencalonkan diri karena ingin fokus bekerja sebagai pimpinan parlemen Kota Makassar.
Menurutnya, konstituennya khawatir jika ia mencalonkan diri fokus dan konsentrasinya terbagi antara mengurus parlemen dan ketua partai.
"Sebagian besar konstituen meminta saya fokus bekerja sebagai wakil rakyat di parlemen. Konstituen khawatir jangan sampai fokus saya terbagi jika misalnya menjabat ketua partai. Ini jadi pertimbangan setelah mengambil formulir," katanya.
Alasan kedua, Andi Nurhaldin Halid menegaskan jika dirinya adalah kader yang patuh perintah partai.
Menurutnya, jika DPP memberikan diskresi kepada kepada salah satu kader, maka Haldin menyatakan tunduk dan patuh perintah partai.
"Sebagai kader kita harus patuh perintah partai," katanya.
Sementara itu loyalis Nurdin Halid, Abdul Wahab Tahir mengusulkan skenario Andi Nurhaldin Halid menjadi Sekretaris Golkar Makassar mendampingi Munafri Arifuddin.
Wahab berpendapat jika Appi dan Haldin berkolaborasi maka partai beringin bisa kembali mengulang kejayaan di Pemilu 2024 Makassar.
Abdul Wahab Tahir adalah loyalis tokoh nasional dan senior DPP Golkar Nurdin Halid.
"Saya harap Appi dan Haldin menyatu. Appi ketua, Haldin sekretaris, satukan dua kekuatan anak muda ini," katanya di DPRD Kota Makassar, Senin (22/2/2021).
Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Makassar itu menilai, Appi punya pengalaman menyerap aspirasi warga Kota Makassar dalam dua kali Pilkada.
Menurutnya, pengalaman dua kali bertarung Pilwali membuat Appi banyak tahu karakter dan kondisi warga Kota Makassar.
Sedangkan Haldin adalah sosok anak muda sekaligus Wakil Ketua DPRD Kota Makassar.
Ia berpendapat usia Haldin yang masih muda lebih cocok menjabat sekretaris ketimbang maju sebagai calon ketua.
"Kita butuh sosok yang bisa satukan komponen yang ada di Golkar Makassar, dan itu ada pada Appi dan Haldin," ujarnya.
"Golkar Makassar sedang kritis, betuh dibenahi. Kalau dari awal berkompetisi agak berat konsolidasi. Lebih baik musyawarah mufakat, musda jadi momentum awal konsolidasi Golkar Baru," sambungnya.
Wahab mengatakan Partai Golkar Kota Makassar mengalami penurunan elektoral dalam Pemilihan Legislatif terakhir.
Wahab mencontohkan, kursi Golkar Makassar di Pileg 1999 berjumlah 21 kursi, turun jadi 18 kursi di 2004, kemudian 11 kursi di 2009. Turun lagi 8 kursi di 2004, dan turun jadi 5 kursi di 2019.
"Saya secara kesatria mengakui pileg 2019 adalah kegagalan saya sebagai pengurus Golkar Makassar. Makanya sekarang saya berikan kesempatan kepada anak muda," katanya.
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95