Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Khazanah Sejarah Islam

Jejak Islam Sulsel, Kerjaan Sanrobone Ternyata Lebih Dulu Masuk Islam dari Kerajaan Gowa dan Tallo.

Jejak kehadiran Dato Mahkota di Kerajaan Sanrobone ditandai dengan pembangunan masjid tertua di Sanrobone, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Editor: AS Kambie
reni/tribuntakalar.com
Abrasi di pinggir pantai Dusun Maccini Baji, Desa Ujung Baji, Kecamatan Sanrobone, Takalar, Sulsel. 

Kedatangan Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid atau Sultan Bima bersama ketiga putranya ke Kerajaan Sanrobone disebutkan pada tahun 1580 an dan ikut serta membantu Dato Mahkota membangun Mesjid tertua di Kerajaan Sanrobone.

Masjid tertua itu kemudian direnivasi oleh Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid pada tahun 1602.

Selain itu, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid bersama Dato Mahkota lah yang pertama kali memperkenalkan Islam kepada Raja Tallo saat itu dan juga memperkenalkan kepada Raja Gowa Sultan Alauddin, Raja Gowa ke-16.

Kemudian, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid dan ketiga putranya mengundang Raja Ggowa untuk berkunjung ke Kerajaan Sanrobone melihat mesjid yang sudah direnovasi pada tahun 1602.

Dan pada akhirnya Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo mengikuti jejak Kerajaan Sanrobone untuk memeluk Islam dan menjadikan agama Islam sebagai agama resmi di Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo pada tahun 1605.

Raja Gowa Sultan Alauddin kemudian memerintahkan pembangunan Masjid Katangka pada tahun 1605.

Disebutkan, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid bukan hanya mengislamkan raja-raja Kerajaan Sanrobone, namun beliau juga berkunjung ke Cikoang bersama putra keduanya Syekh Kaharuddin Al Aidid untuk mengislamkan Raja Cikoang.

Bahkan Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid mengangkat Raja Cikoang sebagai anak angkatnya.

Setelah Raja Cikoang memeluk Islam, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid kembali ke Kerajaan Sanrobone bersama Syekh Kaharuddin Al Aidid, dan meminta kepada putranya yang tertua Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid untuk ke Kerajaan Cikoang menyebarkan ajaran Islam.

Syekh Jalaluddin Al Aidid menetap lama di Cikoang dan akhirnya dijadikan menantu oleh Raja Gowa ke 16 Sultan Alauddin.

Sedangkan Syekh Kaharuddin Al Aidid menetap di Kerajaan Sanrobone untuk membesarkan ajaran Islam di Kerajaan Sanrobone.

Dan anak ketiga Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid, Syekh Saefuddin menyebarkan islam di Kerajaan Tallo.

Sebelum Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid kembali ke Bima, Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid bersama Dato Mahkota mengundang tiga ulama ke Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo untuk membantu Raja Gowa dan Raja Tallo menyerbarkan ajaran Islam ke pelosok Sulsel.

Ketiga ulama tersebut adalah Dato Ribandang, Dato Ditiro, dan Dato Patimang.

Setelah Syekh Muhyiddin Umar Al Aidid memutuskan kembali ke Bima, putra ketiganya ikut kembali ke Bima.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved