Guru Honorer Bone Dipecat Gegara FB
Derita Guru Honorer Bone Sulsel Sudah Sakit Kini Dipecat Karena Curhat di Media Sosial
Guru Hervina harus diberhentikan karena memposting gajinya di media sosial. Tapi, PGRI menganggap ia diberhentikan karena kelebihan guru.
TRIBUN-TIMUR.COM- Malang niang nasib Guru Hervina.
Sosok guru honorer SDN 169 Sadar, Desa Sadar, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan ( Sulsel ) kini harus menelan pahit.
Ia diberhentikan dari sekolah setelah memposting gaji dan pengeluarannya di media sosial.
Tak hanya derita itu, Guru Hervina sedang sakit.
Ada tumor di bagian dadanya.
Kisah Guru Hervina pun kini langsung viral.
Kasus ini sekarang sudah ditangani Dinas Pendidikan Kabupaten Bone.
Namun, Guru Hervina tidak datang.
Guru Hervina masih sakit.
Alasan tersebut telah disampaikan kepada pengawas dan operator kecamatan.
"Saya telepon pengawas dan operator kecamatan, bahwa bukan saya tidak mau datang. Kita tahu kondisi saya, sekarang belum sembuh total dan tidak boleh terlalu capek. Makanya saya tidak sempat hadir," kata Guru Hervina, Jumat (12/2/2021).
Guru Hervina mengaku, dokter telah menyarankan untuk melakukan operasi payudara.
Namun, Guru Hervina hanya berobat herbal dan tradisional.
Belum lagi, dia baru saja dari Kota Watampone beberapa waktu lalu. Hervina baru menerima surat panggilan pada Rabu (10/2/2021).
Jarak antara Kota Watampone dengan Desa Sadar sangat jauh.
"Senin, Selasa saya di Bone. Rabu baru ada suratnya. Kita tahu perjalanan ke Kota Watampone jauh. Saya tidak boleh terlalu capek," beber Hervina.
Terkait ia sempat berhenti mengajar di sekolah tersebut, Hervina mengakuinya. Saat itu ia ikut dengan suaminya bekerja di pulau Kalimantan, tetapi tidak sampai 5 tahun.
Ketika pulang, dia dipanggi lagi oleh Jumrang yang merupakan suami Hamsinah selaku kepala sekolah saat itu.
"Nama saya belum dikeluarkan, sehingga masuk kembali mengajar, Pak Haji Jumrang yang masih kepala sekolah ketika itu," akunya.
Soal dikatakan pernah tidak masuk mengajar beberapa bulan, Hervina menjelaskan bahwa saat itu kondisi tumor payudara yang dia derita parah. Dia tidak mampu menahan rasa sakit, sehingga tidak memungkinkan masuk mengajar.
"Saat itu kondisi tumor payudara yang saya alami parah. Saya hanya mengenakan sarung tidak bisa pakai baju. Dan tidak mungkin saya ke sekolah dengan pakaian tidak rapi," ujarnya.
Kata Hervina, kondisinya tersebut bahkan diketahui oleh Ibu Hamsinah, karena dia pernah datang membesuk.
Ia juga menyampaikan sudah dua kali dikeluarkan dari sekolah. Kala itu dia sakit. Bahkan, honornya sebagai pengajar beberapa bulan sebelum jatuh sakit tidak diberikan.
"Saya tidak diberikan gaji, padahal berapa bulan saya mengajar. Tapi, saya juga tidak mau minta," paparnya.
Klarifikasi PGRI
Namun laporan yang diterima PGRI, guru honorer yang bernama Hervina itu dipecat bukan karena mengunggah gajinya di media sosial.
"Dapat info dari PGRI Bone, bahwa guru Hervina diberhentikan bukan karena postingan, tapi karena ada dua CPNS masuk SDN 169," kata Ketua Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) PGRI Wahyudi kepada Jurnalis KompasTV Leo Taufik dan Yohan Bagja, Jumat 12 Februari 2021.
Meski begitu, LKBH PGRI akan melakukan pendalaman terkait kasus pemecatan guru honorer Hervina ini.
LKBH PGRI berencana akan bertemu dengan Dinas Pendidikan setempat dan kepala sekolah SDN 169 Sadar.
"Agar tidak terjadi konflik kepentingan, kami masih akan menggali dan bertemu dengan kepala sekolah dan Dinas Pendidikan setempat," kata Wahyudi.
Wahyudi menegaskan, pemerintah tidak bisa serta merta memberhentikan guru.
"Saya minta pemerintah tidak memberhentikan guru." (tribun-timur.com/kaswadi anwar)