Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lagi, Warga Makassar Asal Makassar Tewas Dianiaya KKB Papua Sore Tadi, Inilah Identitas Korban

Lagi, warga Makassar asal Makassar tewas dianiaya KKB Papua sore tadi, inilah identitas korban.

Editor: Edi Sumardi
DOK HUMAS SETKAB PUNCAK
Ilustrasi. Proses evakuasi korban luka tembak dari Ilaga, Kabupaten Puncak, ke Kabupaten Mimika, Papua, Rabu (18/9/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Lagi, warga Makassar asal Makassar tewas dianiaya KKB Papua sore tadi, inilah identitas korban.

Sudah 2 warga asal Makassar menjadi korban tindak kekerasan KKB dalam 2 hari terakhir.

Seorang pengojek sepeda motor bernama Rusman tewas dianiaya dengan senjata tajam di Jalan Pinggir, Kampung Ilambet, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Selasa (9/2/2021) sore.

Pihak kepolisian menduga kelompok kriminal bersenjata terlibat dalam insiden ini.

Kapolres Puncak, AKBP Dicky Saragih, saat dikonfirmasi pada Selasa malam, membenarkan adanya insiden tersebut.

Ia mengatakan, korban diserang saat melintasi wilayah tersebut sekitar pukul 18.00 WIT.

Rusman dibacok dengan senjata tajam di bagian bahu dan punggung kiri.

Dicky mengungkapkan, pihak aparat keamanan menggunakan kamera drone untuk memantau kondisi di lokasi kejadian.

Namun, para pelaku langsung melepaskan tembakan ke arah kamera tersebut.

”Kami telah mengevakuasi jenazah Rusman dari lokasi kejadian ke Puskesmas Ilaga. Kini jenazah korban telah berada di rumah kerabatnya,” kata Dicky.

Dicky menuturkan, kerabat korban berencana membawa jenazah Rusman ke kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (10/2/2021).

Dicky mengatakan, pihaknya sudah berulang kali mengingatkan para pengojek sepeda motor agar tidak beroperasi di luar Distrik Ilaga, ibu kota Puncak, di atas pukul 19.00 WIT.

Sebab, wilayah itu rawan teror Kelompok Kriminal Bersenjata ( KKB ).

Serangan serupa juga pernah menimpa pengojek motor di Puncak pada 26 September 2019.

Saat itu, dua pengojek sepeda motor, yakni La Ode Alwi dan Midung, tewas ditembak KKB di Jembatan Muara, Kampung Amnunggi.

Keduanya diadang saat melintas di daerah tersebut.

”Kami masih menyelidiki KKB yang terlibat dalam aksi ini. Sebab, banyak kelompok di sini, seperti Lekagak Telengen dan Militer Murib,” kata Dicky.

Saat kejadian pada 2019 itu, Bupati Puncak Willem Wandik berharap penembakan terhadap warga sipil tak terjadi lagi.

”Saya sangat sedih karena kasus penembakan warga sipil terus terjadi di wilayah ini. Apabila ini terus terjadi, aktivitas warga akan terganggu,” tutur Willem.

Pedagang ditembak

Sehari sebelumnya, Ramli NR (32) menjadi korban keberingasan KKB.

Korban yang bekerja sebagai pedagang ditembak di tempat tinggalnya, di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Senin (8/2/2021).

Guna memastikan apakah pelaku berasal dari KKB atau bukan, polisi kini melakukan penyelidikan.

"Untuk memastikannya, anggota masih melakukan penyelidikan," kata AKBP Wayan Antara kepada Antara, Selasa (9/2/2021).

Kapolres yang dihubungi dari Jayapura melalui telepon selular itu mengatakan bahwa di Intan Jaya memang ada beberapa KKB.

Namun, yang melakukan penembakan di Bilogai diduga dari Uginus.

Guna menghindari terjadinya tindak kekerasan, termasuk penembakan, pihaknya mengimbau masyarakat untuk membatasi aktivitas.

Bila sudah petang, kata dia, tidak perlu membuka usaha atau kios. Begitu pula, dengan tukang ojek. Namun, beberapa di antaranya masih membandel.

Korban Ramli merupakan pemilik kios yang menjual barang kelontong.

Peristiwa penembakan terjadi saat korban melayani pelaku yang berpura-pura menawarkan minyak tanah.

Saat menawarkan minyak tanah kepada korban, pelaku menyatakan tidak memiliki jeriken, kemudian meminta korban untuk meminjami.

Ketika istri korban hendak mengambil jeriken, pelaku menembak dengan senjata laras pendek.

Korban Ramli kemudian dievakuasi ke Timika menggunakan pesawat udara untuk dirawat di RSUD Timika atas luka tembak yang dideritanya.

Dikutip dari laman SuaraPapua.com, menurut keterangan Polda Papua, korban tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika menggunakan pesawat milik Smart Aviation bernomor registrasi PK-SNK pada pukul 09.51 WIT, Selasa (9/2/2021).

Korban didampingi istrinya Amanda Musdalifah (26) berserta seorang anak, dan seorang pengantar bernama Jufri.

Sesampai di bandara, korban dijemput petugas kepolisian setempat menggunakan kendaraan ambulans milik Klinik Tribrata Polres Mimika dan dibawa ke RSUD Mimika.

Korban  akan menjalani proses operasi untuk mengangkat proyektil yang bersarang di tubuhnya.

Korban ditembak pada bagian hidung bawah tembus ke rahang sampai mengenai bahu kanan.

Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua Frits Ramandey mengatakan, dibutuhkan upaya pemulihan keamanan untuk menghentikan aksi kekerasan yang terus terjadi di Papua saat ini.

Frits berpendapat, penyerangan terhadap warga sipil bukanlah sikap yang menunjukkan perjuangan gerakan referendum Papua.

Aksi KKB dapat dikategorikan oleh publik internasional sebagai tindakan kriminal.

”Kami berharap ada pendekatan keamanan, tetapi bukan dengan cara operasi militer, melainkan penegakan hukum yang terukur untuk menghentikan aksi kekerasan ini,” ujarnya.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved