Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Edukasi

Mengenal Tari Legong, Tari Tradisional Bali, Sejarah dan Perkembangannya

Tari Legong merupakan tarian tradisional Bali yang memiliki gerakan kompleks berupa perpaduan antara gerakan penari dengan iringan musik gamelan

Editor: Suryana Anas
ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA via Kompas.com
Dua seniman membawakan Tari Legong Prabu China dalam pagelaran tari klasik Bali di Pesta Kesenian Bali ke-41, Denpasar, Bali, Kamis (27/6/2019). Tari tersebut merupakan bagian dari Tari Legong Keraton yaitu salah satu dari sembilan tari Bali yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia tak benda oleh UNESCO.(ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA) 

Bahkan pengaruh istana semakin lama semakin melemah sejak jatuhnya Bali ke tangan Belanda pada 1906-1908.

Beberapa gerakan diubah, ada yang ditambah dan ada yang dikurangi dan tak lagi memakai topeng. Sehingga tari legong yang dinikmati sekarang berbeda dengan tari legong pada awal mulanya.

Tari legong tidak lagi sebagai manisfestasi dari leluhur seperti halnya tari-tari Sang Hyang, namun dipertunjukkan untuk hiburan para leluhur dan tidak untuk ritual adat.

Dikutip dari buku Evolusi Tari Bali (1996) karya I Made Bandem, bahwa tari legong tidak pernah tertulis dalam beberapa lontar sejarah Bali.

Namun tari ini amat terkenal di lingkup puri karena dipopulerkan oleh para perangkat puri.

Beberapa elemen tari legong menyiratkan hubungannya dengan kepercayaan dan budaya Hindu Jawa.

Sekarang, di desa tari Legong dipergelarkan jika diperlukan untuk kepentingan upacara keagamaan.

Leluhurnya, Sang Hyang, dipentaskan berhubungan dengan kepercayaan animisme.

Adapun nenek moyangnya yang lain, yaitu Gambuh mengungkapkan artikulasi idea dari Majapahit.

Awalnya Legong juga berhubungan dengan agama Hindu istana yang tinggi nilainya. Namun, sekarang berhubungan dengan agama Hindu Dharma yang lebih bersifat sekuler.

Struktur tari Legong Struktur tari Legong secara khusus adalah pepeson, bapang, ngengkog, ngaras, pepeson muanin oleg, dan ngipuk.

Sedangkan secara umumnya terdiri dari papeson, pangawak, pengecet, dan pakaad.

Keterampilan dalam membawakan tari Legong, kesesuaiannya dengan penguasaan jalinan wiraga, wirama dan wirasa yang baik, sesuai dengan patokan agem, tandang, dan tangkep.

Motif gerak tari Legong bermuara pada dasar gerak tari Gambuh, yang mana telah memiliki tata krama menari yang ketat.

Termuat dalam lontar Panititaling Pagambuhan, yakni mengenai dasar-dasar tari yakni agem, posisi gerak dasar yang tergantung dari perannya, ada banyak jenis agem.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved