INILAH Dampak Kasus Kudeta yang Harus 'Ditanggung' AHY dan Demokrat, Diungkap Orang Dekat, Moeldoko?
Dampak kasus kudeta yang harus 'Ditanggung'Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Partai Demokrat, diungkap orang dekat AHY
TRIBUN-TIMUR.COM - Mencuatnya kasus kudeta yang dilakukan Moeldoko ternyata membawa dampak bagi Agus Harimurti Yudhoyono dan Demokrat.
Popularitas dan favorabilitas Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Partai Demokrat kini melejit.
Hal itu disampaikan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) DPP Partai Demokrat Tomi Satryatomo dalam diskusi Proklamasi Democracy Forum bertajuk 'Prahara Hostile Take Over Partai Politik Dalam Arena Demokrasi' secara virtual, Minggu (7/2/2021).
Tomi menjelaskan, pihaknya membuat riset dengan cara memetakan pertarungan narasi upaya pengambilalihan paksa, menggunakan tools yang disebut sebagai social network analysis.
"Kita lihat popularitas dan favorabilitasnya. Kita buat dua periode supaya ada perbandingan," kata Tomi.
Tomi menguraikan, periode pertama dilakukan 7 hari sebelum AHY memberikan keterangan pers soal adanya upaya kudeta Partai Demokrat (24 Januari sampai 30 Januari).
Di waktu itu, popularitas Partai Demokrat berada pada urutan ketiga.
"Tapi pada tanggal 31 januri sampai 6 Februari popularitasnya melejit jauh di atas 70 ribu dan favorabilitasnya pun naik jauh mengatasi partai-partai lain," ucap Tomi.
"Jadi Partai Demokrat menjadi populer dan pada saat yang sama orang suka pada Partai Demokrat terjadi lonjakan popularitas dan favorabilitas baik dalam pemberitaan maupun percakapan," ujarnya.
Terkait dengan popularitas AHY, pada 24 Januari hingga 30 Januari berada di posisi keempat, di bawah gubernur se-Jawa itu, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Sementara, popularitas Moeldoko (sebagai pihak eksternal yang diduga terlibat kudeta Demokrat) berada di posisi paling bawah.
Begitupun dengan Moeldoko, namun Kepala Staf Kepresidenan itu memiliki favorabilitas yang rendak dibanding AHY.
"Kenapa Moeldoko melejit karena kita tadi melihat ada upaya-upaya akun anonimous untuk mendogkrak popularitasnya Pak Moeldoko," ujarnya.
"Bisa disimpulkan bahwa 7 hari pemantauan kemarin baik Partai Demokrat maupun ketum AHY itu menjadi media daring dibandingkan dengan partai-partai lain, dibandingkan dengan tokoh-tokoh yang lain," pungkasnya.
NasDem dan PKB disebut dukung Moeldoko
Partai NasDem dan PKB disebut dukung Moeldoko untuk Pilpres 2024, kini tinggal tunggu Demokrat, reaksi DPP mengenjutkan.
Nama Kepala Staf Kepersidenan (KSP) Moeldoko saat ini menjadi sorotan.
Moeldoko dituding hendak mengambilalih Partai Demokrat dari kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Terbaru, Sekretaris Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng menyebut jika Moeldoko mengklaim telah mendapatkan dukungan dari Partai NasDem dan PKB untuk maju dalam Pilpres 2024.
Andi Mallarangeng mengungkap hal tersebut berdasarkan keterangan saksi yang diajak bertemu Moeldoko dalam rencana pengambilan paksa atau kudeta AHY di Demokrat, sebagai kendaraan untuk Pilpres 2024.
"Katanya dia (Moeldoko) direstui oleh pak Lurah dan didukung oleh menteri-menteri. Untuk 2024 katanya didukung PKB dan didukung Nasdem, tinggal Demokrat, begitu katanya," ujar Andi Mallarangeng saat dihubungi, Jakarta, Jumat (5/2/2021).
Atas keterangan saksi yang didapat DPP Partai Demokrat, kata Andi, AHY kemudian mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengklarifikasinya.
"Karena ada berita begitu-begitu kita tanya sama pak Jokowi, kirim surat baik-baik dengan sopan, benar tidak kata-kata pak Moeldoko itu pada kader-kader kami?" ujar Andi.
Adapun saksi tersebut merupakan kader dari beberapa DPC Demokrat dengan jumlah sekitar sembilan orang diundang ke Hotel Aston, Jakarta, oleh kader Demokrat yang berada di Jakarta.
"Jadi waktu itu diundang ke Jakarta karena dikatakan ada penyaluran bantuan bencana dan sebagainya. datang lah ke Jakarta, di Jakarta malah dipertemukan dengan pak Moeldoko," ujarnya.
"Pak Moeldoko di situ bicara tentang KLB bahwa dia siap maju menjadi Ketum Partai Demokrat melalui KLB. Karena dia memang mau nyapres Pemilu 2024, katanya sudah didukung oleh pak Lurah, direstusi oleh pak Lurah," sambungnya.
Andi menyebut pertemuan tersebut bukan hanya berlangsung sekali, tetapi ada lanjutannya dengan salah satu petinggi Demokrat.
"Kedua pertemuan itu sama-sama membicarakan soal KLB. Moeldoko berencana untuk melakukan pertemuan dalam beberapa gelombang, hanya saja kader kadung melaporkan ini pada Ketum AHY," katanya.
Menyikapi hal tersebut, sejumlah politikus PKB dan NasDem pun bereaksi.
Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan menyebut partainya pada saat ini belum memikirkan kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"PKB belum kepikiran masalah Pilpres," ujar Daniel saat dihubungi, Jakarta, Jumat (5/2/2021).
Menurutnya, pernyataan Andi Mallarangeng yang menyebut Moeldoko mengklaim didukung PKB untuk maju Pilpres 2024 sangat tidak mendasar.
"Ngaco, Pilpres masih jauh dan akan dinamis sesuai peta politik dan peta suara dukungan rakyat," ucap Daniel.
Ia menyebut, PKB saat ini sedang fokus bersama pemerintah dan semua pihak untuk membebaskan Indonesia dari pandemi Covid-19.
"Fokus PKB adalah Indonesia berhasil melalui masa-masa sulit di tengah pandemik, yang memberi dampak begitu besar diberbagai sektor kehidupan masyarakat," kata Daniel.
Senada dengan Daniel Johan, politikus PKB lainnya Luqman Hakim menegaskan partainya sampai saat ini belum pernah menyatakan dukungan kepada siapapun terkait Pilpres 2024.
"Tidak benar klaim PKB sudah menetapkan dukungan Pilpres 2024 kepada seseorang," ujar Luqman saat dihubungi, Jakarta, Jumat (5/2/2021).
"Kalau klaim itu dimaksudkan untuk menarik-narik PKB ke dalam dinamika internal partai politik lain, tentu sangat saya sayangkan," sambung Luqman.
Menurutnya, PKB tidak pernah terlibat dalam polemik Partai Demokrat, di mana saat ini terdapat rencana pengambilalihan paksa atau kudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di partai berlambang bintang Mercy.
"Bisa saya pastikan PKB sama sekali tidak terkait dengan dinamika internal Partai Demokrat yang terjadi saat ini. PKB sangat menghormati Partai Demokrat, Pak SBY dan AHY dan keluarga besar Partai Demokrat. Bagi PKB, kedaulatan setiap partai politik harus dihormati oleh siapapun," ujarnya.
Sementara itu, Partai NasDem enggan menanggapi soal isu partainya mendukung Moeldoko untuk Pilpres 2024.
Ketua DPP NasDem Martin Manurung mengatakan sia-sia saja bila mengomentari gosip yang dinilainya tidak jelas tersebut.
"Energi yang sia-sia kalau menanggapi gosip yang tidak jelas," ucap Martin saat dihubungi, Jakarta, Jumat (5/2/2021).
Menurutnya, AHY sebagai pimpinan Partai Demokrat sebaiknya segera menyelesaikan persoalan internalnya, agar kader semakin solid dalam membangun partai.
"Beresin aja urusan internalnya supaya tambah kuat. Mungkin itu terlalu sering nonton Game of Thrones," kata Martin.
Sebelumnya, Moeldoko sendiri membantah dirinya disebut akan mengkudeta partai Demokrat.
Termasuk mengkaitkannya dengan rencana Pemilu Presiden 2024.
"Kalau urusan 2024 pernah kah saya berbicara selama ini tentang 2024? Enggak pernah," kata Moeldoko dalam konferensi pers di Kediamannya, Jalan Lembang, Menteng, Jakarta, Rabu (3/1/2021).
"Kalau yang mengorbitkan di sana ya alhamdulillah kan gitu," katanya.
Pada intinya menurut Moeldoko dirinya belum kepikiran masalah Pemilu Presiden 2024.
Ia merupakan orang yang mencintai pekerjaan dan profesional.
"Engga usah mikir itu lah. saya itu orang yang mencintai pekerjaan.
Saya orang profesional dan itu bisa saya tunjukkan di mana pun. saya profesional.
Saya tidak pernah mengemis jabatan, saya bisa berdiri sebuah keyakinan saya itu," katanya.
AHY dan Moeldoko untung
Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia Ray Rangkuti menilai munculnya isu pengambilalihan paksa Partai Demokrat memberikan keuntungan kepada AHY dan Moeldoko.
AHY, kata Ray, diuntungkan karena dengan adanya isu tersebut akan membuat konsolidasi internal lebih ditingkatkan.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi Para Syndicate bertajuk 'Isu Reshuffle, Pilkada, Kudeta Demokrat: Bola Panas Istana?', Jumat (5/2/2021).
"Apakah Pak Moeldoko dirugikan dan AHY dirugikan? enggak kalau bacaan saya, dua-duanya malah diuntungkan dengan peristiwa ini. AHY diuntungkan karena katakanlah dengan ini dia melakukan konsolidasi yang lebih kuat lagi," kata Ray.
Sementara itu, Ray melihat kini sosok Moeldoko sedang menjadi perbincangan publik lantaran dirinya pihak eksternal yang disebut akan mengkudeta AHY.
Dengan kejadian ini, publik mengetahui bahwa ada keinginan dari Moeldoko untuk maju dalam perhelatan Pilpres 2024.
Menurut Ray, hal itu tentu menguntungkan bagi Moeldoko, karena akan mendongkrak popularitas Kepala Staf Kepresidenan itu.
"Moeldoko diuntungkan dengan peristiwa ini karena tiba-tiba menjadi perbincangan secara nasional. Orang mengetahui dan mebyadari sekarang bahwa ada keinginan dari Pak Moeldoko untuk menjadi calon presidwn 2024 mendatang.
Dan popularitas yang dia bangun 2, 3 hari ini adalah popularitras yang tak terduga sendiri oleh Pak Moeldoko," kata Ray. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Wow, Popularitas Partai Demokrat dan AHY Melejit Sejak Kasus Kudeta Terkuak
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Reaksi PKB dan NasDem Disebut-sebut Dukung Moeldoko untuk Pilpres 2024 di Tengah Isu Kudeta Demokrat