Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

VIDEO: Kisah Andi Amin Sopir Angkot di Kendari Cari Penumpang Sambil Bawa Anak, Istrinya Kemana?

Seorang Sopir Angkot sudah 7 bulan ini narik angkot cari penumpang sambil bawa anak, kisahnya viral

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Waode Nurmin
Tangkapan layar youtube
Kisah Sopir Angkot di Kendari Bawa Bayi Sambil Narik Penumpang, Videonya Viral 

TRIBUNTIMURWIKI.COM- Andi Amin (47) tak pernah menyangka kisahnya sebagai Sopir Angkot di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang membawa bayi saat bekerja menjadi viral di media sosial dan menuai simpati warganet.

Pria warga Jalan H.E.A Mokodompit, Kelurahan Lalolara, Kecamatan Kambu, Kota Kendari ini terpaksa membawa anak bungsunya, Aqilah usia 2 tahun 2 bulan berangkat kerja menarik angkot sejak tujuh bulan belakangan ini.

Ini dilakukan lantaran sang istri juga ikut bekerja sebagai pedagang asongan di depan kampus Universitas Haluoleo Kendari.

Istrinya harus berlarian menjajakan dagangannya saat mobil angkot berhenti mencari atau menurunkan penumpang di kampus UHO.

Amin khawatir jika bersama ibunya, putri semata wayangnya itu akan bermain di pinggir jalan.

"Kalau sama mamanya kan panas di kios, terus jangan sampai dia main dan lari ke jalan raya begitu saat istriku layani pembeli. Jadi saya bawa mi di angkot saja, anakku juga lebih dekat dengan saya," ungkap Amin saat tengah menarik angkotnya, Senin (1/2/2021).

Sementara, tiga anak lainnya belum bisa mengasuh Aqilah, anak pertama yang baru lulus SMA juga bekerja sebagai tukang las.

Anak keduanya tahun 2020 juga tamat SMP dan anak ketiganya masih duduk di bangku kelas 5 SD, ketiga anaknya itu laki-laki.

Ia mengatakan, sang buah hatinya itu ikut dibawa bekerja mulai pukul 7 pagi hingga pukul 6 petang. Jika sudah ngantuk, Aqilah langsung tidur di bawah kursi depan samping sopir.

"Alhamdulillah dia tidak rewel. Saya sudah siapkan memang makanan dan minum selama perjalanan, sudah dipakai popok sama mamanya juga," terangnya.

Selama Amin membawa anaknya bekerja, para penumpang tidak merasa terganggu, bahkan mereka simpati.

"Saya tidak malu ji bawa anakku di mobil yang penting pekerjaan halal dan bisa buat makan serta memenuhi kebutuhan keluarga," jelasnya.

Ia menuturkan, pendapatannya sehari-hari dari hasil narik angkot tak menentu, kadang seharinya bisa dapat Rp 250 ribu sebelum wabah Corona melanda.

Namun sejak pandemi, pendapatnya turun sampai 60 persen yakni Rp 70 ribu atau Rp 50 ribu setelah keluar uang bensin.

Mobil bekas itu dibelinya dengan harga Rp 25 juta dengan cara dicicil selama satu tahun. Setiap bulannya, Amin harus menyiapkan uang Rp 680 ribu dan tersisa 5 bulan lagi cicilannya akan lunas.

Ia pun berdoa semoga kelak anak-anaknya bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik, tak mengikuti jejaknya menjadisopir angkot.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com 
 
 
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved