Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Siapa Jenderal di Balik Tudingan Upaya Kudeta Agus Harimurti Yudhoyono AHY? Pembelaan Moeldoko

Partai Demokrat kini sedang diterpa badai. Ada isu jika Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY disebut akan digulingkan.

Editor: Edi Sumardi
ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Siapa jenderal di balik tudingan upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono AHY? Pembelaan Moeldoko. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Partai Demokrat kini sedang diterpa badai.

Ada isu jika Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY disebut akan digulingkan.

Padahal, putra sulung mantan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono itu baru hampir setahun menjabat ketua umum menggantikan ayahnya.

Siapa yang akan mengudeta AHY?

AHY menyebut ada pejabat pemerintahan yang terlibat dalam upaya pengambilalihan kursi Ketua Umum Partai Demokrat secara paksa.

AHY mengatakan, orang tersebut juga berada di lingkaran terdekat Presiden Joko Widodo.

"Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo," kata AHY dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube Agus Yudhoyono, Senin (1/2/2021).

AHY pun menyebut bahwa gerakan tersebut sudah mendapat dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Jokowi.

Kendati demikian, AHY menegaskan, pihaknya tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam permasalahan tersebut.

"Karena itu, tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada yang terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini," ujar AHY.

AHY menuturkan, upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat itu ia ketahui setelah menerima laporan dari para kader di tingkat pusat, daerah, dan cabang.

AHY menyebutkan, ada lima orang pelaku gerakan tersebut yang terdiri dari seorang kader Partai Demokrat aktif, seorang kader Partai Demokrat yang sudah enam tahun tidak aktif, seorang mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat karena terlibat korupsi, dan seorang kader yang keluar dari Partai Demokrat sejak tiga tahun lalu.

"Sedangkan yang non-kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan yang, sekali lagi, sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasinya kepada Presiden Joko Widodo," kata AHY.

Adapun AHY menyebut gerakan tersebut bertujuan untuk menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024.

"Dalam komunikasi mereka, pengambilalihan posisi ketua umum Partai Demokrat akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024 mendatang," kata AHY.

Moeldoko di baliknya?

Kepala Kantor Staf Presiden atau KSP, Moeldoko ada di balik upaya tersebut.

Tudingan itu disampaikan Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat, Andi Arief lewat kicauannya di Twitter di akun @Andiarief__

"Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko. Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi."

Politisi Partai Demokrat lainnya, Rachland Nashidik melalui akunnya di Twitter juga menyinggung Moeldoko, mantan Panglima TNI.

"Selamat malam, Jenderal Moeldoko. Kalau tak mampu jadi the good, jangan jadi the bad, apalagi the ugly."

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra juga menyebut nama Moeldoko.

"Berdasarkan pengakuan, kesaksian, dari BAP sejumlah pimpinan tingkat pusat maupun daerah Partai Demokrat yang kami dapatkan, mereka dipertemukan langsung dengan KSP Moeldoko yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara inkonstitusional untuk kepentingan pencapresan 2024," kata Herzaky dalam keterangan tertulis, Senin malam. 

Ia melanjutkan, hal ini bukan soal perkara Partai Demokrat melawan Istana.

Melainkan, kata dia, hal ini mengenai penyalahgunaan kekuasaan dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, Partai Demokrat menunggu respons Presiden Jokowi terkait surat yang diberikan Ketum Partai Demokrat.

Herzaky mengaku, Partai Demokrat sudah mendapat info bahwa Presiden sudah membaca surat tersebut.

Menanggapi tudingan terhadap dirinya dan Istana, Moeldoko pun angkat bicara.

Dalam konferensi pers secara virtual, Moeldoko meminta tak asal menuding pihak Istana dan mengaitkannya dengan Presiden Jokowi.

“Jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, tidak tahu apa-apa. Itu urusan saya, Moeldoko ini selaku KSP,” kata Moeldoko, Senin hari ini.

Moeldoko mensinyalir jika tudingan itu muncul karena sejumlah kader Partai Demokrat menemui dirinya.

“Mungkin dasarnya foto-foto. Orang dari Indonesia timur dari mana-mana kan pengen foto sama saya. Ya saya terima aja, apa susahnya,” katanya.

Andi Mallarangeng: Bukan partai kardus

Politikus Partai Demokrat, Andi Mallarangeng menegaskan bahwa upaya makar atau pengambil alihan kekuasaan di kubu partainya akan sulit dilakukan.

Dia mengklaim, para kader, termasuk kader senior sudah menyatakan kesetiaannya kepada Agus Harimurti Yudhoyono selaku Ketua umum.

"Para kader termasuk yang senior dari segala tanah air menyampaikan dukungan sepenuhnya kepada Ketua Umum AHY untuk menjaga martabat dan marwah partai dari rongrongan elemen kekuasaan saat ini," ujarnya dihubungi Kompas.com, Senin.

"Partai Demokrat bukan partai kardus yang begitu saja bisa diintimidasi dan diambil alih secara paksa oleh elemen dari luar, dengan kekuasaan dan uang," sambungnya.

Lebih lanjut Andi Mallarangeng menjelaskan bahwa persoalan yang sedang dihadapi partainya itu muncul karena ada elemen kekuasaan yang berusaha mengambil alih Partai Demokrat secara paksa.

Kendati demikian, menurut mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini, dengan permasalahan ini justru kader Partai Demokrat semakin solid dibawah kepemimpinan AHY.(*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved