FPI
Bandingkan FPI Hingga Sebut NU-Muhammadiyah Elitis, Gus Miftah Tegaskan Komedian Pandji Provokatif
Ulama Nahdatul Ulama Gus Miftah menganggap Pandji Pragiwaksono bandingkan NU-Muhammadiyah dengan FPI provokatif.
Penulis: Muh Hasim Arfah | Editor: Muh Hasim Arfah
TRIBUN-TIMUR.COM- Ulama Nahdatul Ulama (NU), Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah menanggapi video komedian Pandji Pragiwaksono.
Dalam video itu, Pandji Pragiwaksono menyebut Front Pembela Islam ( FPI ) lebih dekat dengan masyarakat.
Pandji, dalam video tersebut membahas tentang pembubaran FPI, dan menyinggung soal Nahdlatul Ulama (NU) juga Muhammadiyah.
"Di beberapa bagian Jakarta, para ibu lebih rela anaknya dititipin ke FPI daripada mabuk ga jelas, ngaji aja sama FPI," kata Pandji dalam video tersebut mengutip kembali ucapan Thamrin Tomagola tentang FPI.
Di video, Pandji juga mengatakan alasan kenapa FPI bisa dekat dengan masyarakat sedangkan tidak demikian dengan NU dan Muhammadiyah.
"Pintu rumahnya FPI kebuka untuk warga, jadi orang kalau mau dateng bisa, 'lu mau apa, lu ngobrol sama gua', yang NU sama Muhammadiyah karena udah terlalu tinggi dan elitis, warga tuh enggak ke situ, warga justru ke nama-nama besarnya FPI," kata Pandji.
Ucapan Pandji tersebut, diakuinya sebagai kutipan dari sosiolog Thamrin Tomagola.
Namun banyak orang menyayangkan apa yang diucapkan Pandji dalam video tersebut, termasuk Ketua Umum Cyber Indonesia, Muannas Alaidid.
Gus Miftah Blak-blakan Sebut Mbak You Berhalusinasi dan Ramalannya Adalah Perbuatan Haram
Gus Miftah merespon pernyataan komedian Pandji Pragiwaksono FPI justru lebih dekat dengan masyarakat ketimbang NU dan Muhammadiyah.
“Saya nggak bisa melarang Pandji mencintai FPI, mendukung FPI demikian juga tidak bisa juga dong, Pandji tidak bisa melarang saya mencintai Nahdatul Ulama, Organisasi saya,” katanya.

“Tetapi yang tidak pas ketika dia membandingkan antara FPI dengan Nahdatul Ulama. Apalagi katanya NU jauh dari masyarakat, ini data dari mana?,” ucapnya dalam Channel YouTube Podcast Deddy Corbuzier, seperti dikutip Tribun Timur, Selasa (26/1/2021).
Gus Miftah langsung mengungkapkan NU dan Muhammadiyah sudah mendidik anak bangsa sebelum Indonesia berdiri.
“Jangan hanya ada satu kasus kemudian dianggap NU tak dekat dengan masyarakat.
Contohnya, Pondok Pesantrennya di Jogja yang memberikan pendidikan gratis kepada 200 orang dari berbagai latar belakang. Termasuk yang berlatar belakang penjahat,” kata Gus Miftah yang menjadi Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta.
Deddy pun langsung membenarkan pesantren itu.