Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Sulbar

Nengsih Korban Gempa Sulbar Bertahan di Tenda Pengungsian, Mau Pulang Rumah Roboh

guncangan gempa bermagnitudo 6,2 membuat panggung miliknya yang ditinggalinya 20 tahun terakhir, tak lagi layak huni.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Nur Nengsi (50), satu dari ribuan jiwa yang masih bertahan di tenda pengungsian di Stadion Manakarra, Jl Usman Jafar, Kabupaten Mamuju. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Nur Nengsi (50), satu dari ribuan jiwa yang masih bertahan di tenda pengungsian di Stadion Manakarra, Jl Usman Jafar, Kabupaten Mamuju.

Sudah tujuh hari dia bertahan di tenda pengungsian beralaskan terpal, pasca gempa magnitudo 6,2 mengguncang Majena dan Mamuju, Sulbar, Jumat (15/1/21). Bersama suami, anak, ponakan dan cucunya.

Ditemui Tribun, Minggu (24/1/21) pukul 17.20 Wita, Nengsi dan anaknya sedang sibuk menyiapkan santap malam.

Sang anak, Reski Pertiwi (24), membuat sayur cah kangkung.

Ibu empat orang anak itu mengaku sudah sangat ingin kembali ke rumahnya.

Namun, guncangan gempa bermagnitudo 6,2 membuat panggung miliknya yang ditinggalinya 20 tahun terakhir, tak lagi layak huni.

"Rumah langsung roboh, saya lari, anakku semua kuselamatkan. Rumahku sudah tidak bisa kutempati," kata Nur Nengsi.

Ia menjelaskan, bagian belakang rumahnya ambruk sehingga terbelah dua.

"Terbelah di tengah, pokoknya tidak bisa ditempati kasihan," ujarnya.

Nengsih mengaku akan meninggalkan lokasi pengungsian jika pengungsi lain juga sudah kembali ke rumah masing-masing.

Pasalnya, kata dia, jika pun kembali ke rumahnya, ia tetap harus membangun tenda di depan rumah lantaran rumahnya yang ambruk.

Nengsih pun berharap mendapatkan bantuan dari pemerintah agar dapat kembali membenahi rumahnya di Jl Tuna, Kecamatan Binanga, Mamuju.

"Semoga dapat bantuan kasihan supaya bisa kembali perbaiki rumah," ucapnya sambil terisak.

Data yang diperoleh dari Kordinator LDP (Layanan Dukungan Psikososial) Kemensos dan Selter (Pengungsian) Stadion Manakarra, Petut Wibowo, masih terdapat 1500 jiwa yang bertahan di tenda pengungsian, baik di dalam maupun luar stadion.

Baru beberapa yang pamit pulang, kalau tidak salah tadi baru enam kepala keluarga, itu pun fluktuatif. Karena biasanya pulang tapi datang lagi malamnya," ujar Wibi sapaan Petut Wibowo.

Gempa bermagnitudo 6,2 mengguncang Sulawesi Barat, Jumat pekan lalu.

Dalam bencana alam itu, tercatat ada 90 korban jiwa dan ratusan warga lainnya luka-luka.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved