Syekh Ali Jaber Wafat
Saksikan Jenazah Syekh Ali Jaber Tersenyum, Aa Gym Nangis: Semoga Ini yang Dinamakan Ciri Syuhada
Aa Gym saksi Jenazah Syekh Ali Jaber tersenyum,sebelum Syekh Ali Jaber dimakamkan di Tangerang. Jenazah Syekh ALi Jaber tersenyum menghadap yang Kuasa
TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA – Aa Gym menjadi saksi senyum terakhir Syekh Ali Jaber. Aa Gym melihat Jenazah Syekh Ali Jaber tersenyum, sebelum Syekh Ali Jaber dimakamkan di Tangerang, Kamis (14/1/2021).
Sekulum senyum itu abadi di wajah Syekh Ali Jaber menghadap yang Kuasa. Senyum yang selalu menghiasi wajah Syekh Ali Jaber di hadapan jamaah. Bahkan, ketika sebagian wajahnya tertutup alat bantu pernapasan di ICU, senyum itu pun tetap tersungging.
Tapi, senyum terakhir Syekh Ali Jaber hanya disaksikan orang tertentu. Diantaranya Aa Gym dan Ustad Yusuf Mansur.
Saat mendapat kabar Syekh Ali Jaber wafat, Aa Gym langsung datang melayat ke RS Yarsi Jakarta.
Ditemani Yusuf Mansyur, dua ulama itu menjenguk Syekh Ali Jaber untuk terakhir kalinya.
”Aa Gym saat ini sedang berada di Yarsi. Alhamdulillah beberapa saat yang lalu sudah berjumpa dengan almarhum. Alhamdulillah Aa jadi saksi, beliau wajahnya bersih dan tersenyum. Allahu Akbar," kata Aa Gym sambil menahan tangis dalam postingan videonya, Kamis (14/1).
”Semoga ini yang dinamakan ciri-ciri syuhada. Dan semoga wafatnya beliau adalah wafat yang betul-betul dimuliakan Allah. Doakan keluarganya, keturunannya, dan umat supaya kita bisa mengambil hikmah dari setiap kebaikan yang beliau sampaikan," ujar Aa Gym.
Aa Gym juga menyampaikan pesannya agar masyarakat tetap bersemangat menggapai husnulkhatimah.
”Sahabatku yang baik, semangatlah untuk tetap bisa menjadi husnulkhatimah, karena kesuksesan bukan dari dunia yang kita miliki tetapi seperti apa akhir hayatnya. Dan semoga kesuksesan salah satunya husnulkhatimah," ucap Aa Gym.
Sebelum Syekh Ali Jaber wafat, sempat dinyatakan positif Covid-19 sejak akhir Desember 2020. Ia juga sempat melakukan isolasi mandiri, namun karena kondisi sesak, akhirnya ia dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan.
Di awal perawatan Syekh Ali Jaber sempat merekam sebuah video mengabarkan kondisinya dan meminta kepada masyarakat agar didoakan segera sembuh. Namun selang beberapa hari kemudian kondisinya menurun dan harus masuk ICU untuk dipasang ventilator.
Setelah mendapat perawatan, kondisinya sempat membaik dan ventilator sempat akan dicabut. Namun takdir berkata lain, Syekh Ali Jaber akhirnya meninggal dalam usia 44 tahun. "Insyaallah beliau syahid," kata Yusuf Mansur.
Syekh Ali Jaber ulama kondang Indonesia. Ia juga merupakan penghapal Al-Quran dan sering mengisi ceramah di berbagai daerah di Indonesia. Pemilik nama lengkap Syekh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber itu lahir di Madinah, Arab Saudi pada 3 Februari 1976. Dia menikah dengan Umi Nadia, perempuan Indonesia asal Lombok, NTB, dan memiliki seorang anak bernama Hasan.
Pada 2017 Syekh Ali Jaber juga menikahi Deva Rachman, putri tokoh pendidikan Profesor Arief Rachman yang juga mantan None Jakarta. Sebagai saksi pernikahan itu adalah
Sandiaga Uno, yang merupakan kakak sepupu Deva. Pasangan ini belum dikarunia anak.
Profesor Arief Rachman sendiri mengenang Ali Jaber sebagai menantu yang baik. Meski baru setahun menjadi menantu, tetapi kesan mendalam begitu dirasakan oleh Arief.
”Beliau adalah seorang mantu yang sangat baik, sopan dan menghormati semua anggota keluarga terutama istrinya, anak saya," kata Arief, Kamis (14/1). "Beliau ini adalah orang yang berilmu, beragama yang sangat luas, dan sangat dalam. Dan ilmunya itu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," ucapnya.
Selain meninggalkan kesedihan bagi keluarga, wafatnya Syekh Ali Jaber juga meninggalkan duka bagi banyak kalangan.
Sejumlah tokoh pun ikut menyampaikan rasa belasungkawanya. Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut kepergian Syekh Ali Jaber menjadi kehilangan bagi umat muslim di Tanah Air. Ma'ruf memandang Syekh Ali Jaber sebagai sosok pemuka agama yang karismatik.
Tak hanya dicintai oleh para pengikutnya, kata Ma'ruf, dakwahnya yang menenangkan dan menyejukkan jelas akan menjadi kehilangan yang besar bagi mereka yang akrab dengan isi dakwahnya.
"Saya mengucapkan turut berduka cita atas wafatnya Syekh Ali Jaber seorang ulama karismatik yang dakwahnya sejuk dan menenangkan. Jangkauan dakwahnya sangat luas serta selalu memotivasi umat untuk terus bersatu dalam ketakwaan kepada Allah SWT," ujar KH Maruf Amin dalam keterangannya, Kamis (14/1).
Sementara Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengenang Ali Jaber sebagai ulama yang menentramkan hati. Ia menyebut Ali Jaber sebagai seorang ulama yang teduh dan membawa syiar yang mencerdaskan umat.
"Saya mengenal almarhum sebagai ulama yang teduh. Syiar dan fatwanya mencerdaskan umat. Tutur kata Syekh Ali Jaber jauh dari kebencian dan juga bukan permusuhan (hostility). Mendengarkan ceramahnya, hati saya tentram," tulis SBY, dikutip dari akun Twitternya, Kamis (14/1).
SBY mengenang dan menceritakan ulang kunjungan Syekh Ali Jaber menjenguk istrinya--Ani Yudhoyono, di rumah sakit di Singapura. Syekh Ali Jaber kala itu, tutur SBY, memberikan tausiah agar tetap kuat dan tabah menghadapi cobaan.
"Syekh Ali Jaber menyempatkan waktu untuk menjenguk dan mendoakan istri tercinta Ani Yudhoyono ketika sedang dirawat di Singapura. Saat itu, saya dengarkan tausiah yang sejuk agar saya tetap kuat, tabah, dan sabar dalam menerima cobaan dan ujian Allah SWT. Selamat jalan sahabatku," tutur dia.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir juga turut berduka dengan meninggalnya Ali Jaber. Ia menyebut Ali Jaber pendakwah yang mampu merangkul semua kelompok.
"Almarhumah merupakan sosok pendakwah yang moderat dan mampu merangkul semua kelompok," kata Haedar Nashir.
Haedar mengungkapkan, pesan-pesan tablig atau penyampaian ajaran yang dibawa Ali Jaber menyebarkan Islam yang meneguhkan, mendamaikan, dan mempersatukan.
Selain itu, Haedar menilai Ali Jaber merupakan sosok yang tak pernah mengeluarkan pernyataan atau ungkapan-ungkapan yang bersifat kontroversial. "Keulamaannya bukan hanya pada ilmunya, tetapi lisan dan tindakannya dapat menjadi suri teladan umat. Beliau telah banyak berperan dalam melahirkan generasi penghafal Al-Quran," tutur Haedar dalam keterangan tertulisnya.
Setelah sempat dibawa ke rumah duka di kawasan Pulogadung, Jakarta Timur, Syekh Ali Jaber kemudian dimakamkan di Pesantren Tahfiz Daarul Quran milik Yusuf Mansur di Cipondoh, Tangerang. Daarul Quran merupakan pusat pengembangan ilmu Quran, pelatihan dan menjadi sentra pembibitan menghafal Al-Quran.
"[Ini] Keputusan Syekh Muhammad (saudara Syekh Ali) dan keluarga. Dan kecintaan Syekh Ali ke Daqu, merasa Daqu rumahnya Syekh Ali," ucap Yusuf Mansur menjelaskan alasan pemilihan lokasi pemakaman.(*)