Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Manulife Gelar Webinar Market Review 2020 and Outlook 2021

MAMI menyampaikan bahwa tahun 2021 merupakan tahun pemulihan ekonomi dan perdagangan. 

Penulis: Dian Amelia | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/DIAN AMELIA
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menyampaikan ulasan dan proyeksi kondisi pasar global dan domestik melalui webinar, Kamis (14/1/2021). 

Omnibus law berpotensi mengubah Indonesia menjadi salah satu hub rantai pasokan Asia, dan diharapkan dapat menangkap kesempatan relokasi perusahaan dalam upaya mendorong penciptaan lapangan kerja di dalam negeri.

Sentimen terhadap pasar finansial Indonesia akan mengalami normalisasi, sehingga dana investor asing diperkirakan akan kembali masuk pada tahun ini. 

“Inisiatif vaksinasi, dukungan pemerintah dan bank sentral dalam mendorong perekonomian telah memicu pergeseran sentimen terhadap pasar finansial negara berkembang, termasuk Indonesia," katanya.

Potensi inflow masih terbuka bagi Indonesia, mengingat kepemilikan asing di pasar saham dan obligasi yang saat ini masih relatif rendah serta potensi imbal hasil yang masih menarik di pasar finansial Indonesia , khusunya pada pasar saham.

" Indonesia, peluang inflow masih besar, mengingat net flow di bulan November 2020 baru mencapai USD245 juta sementara net outflow pada periode 2017 hingga Oktober 2020 sebesar USD6.34 miliar," ucapnya.

Samuel turut menjelaskan mengenai Pasar saham Indonesia yang menunjukkan kinerja -5,1 persen pada tahun 2020 sehingga Indonesia masuk ke dalam kelompok yang tertinggal.

" Dengan kenaikan tinggi yang mulai terjadi di dua pekan pertama tahun ini, memang valuasi pasar saham tidak semurah tahun lalu, namun secara relatif masih salah satu yang paling menarik bila dibandingkan dengan kawasan lain apalagi kepemilikan asing di pasar saham Indonesia pun masih berada di salah satu level terendah sejak 2013," ujarnya.

Lebih lanjut Samuel menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi global di tahun 2021 menjadi kondisi geopolitik yang lebih kondusif, dan USD yang relatif lemah akan menopang sentimen pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Pemulihan earnings juga akan berlangsung sejalan dengan pemulihan ekonomi.

" Di tahun 2021, MAMI mengunggulkan tiga sektor, yaitu sektor material dan energi, sektor telekomunikasi, dan sektor finansial, sementara IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran 6.740 – 7.040," tambahnya.

Berbicara mengenai ulasan pasar obligasi di tahun 2020, Ezra menjelaskan Tahun lalu, pasar obligasi Indonesia membukukan kinerja yang sangat tinggi, sebesar 14,7 persen didukung oleh pemangkasan suku bunga global, tingginya likuiditas domestik dan manajemen utang pemerintah yang baik.

" Dibandingkan dengan kawasan lain, pasar obligasi Indonesia menawarkan imbal hasil riil yang superior, bahkan merupakan salah satu yang tertinggi di dunia sebesar 3,6 persen," ujarnya.

Kinerja pasar pada kuartal keempat tahun lalu juga didukung oleh aliran dana investor asing yang mulai kembali ke pasar obligasi Indonesia paska disahkannya Omnibus Law dan stabilnya nilai tukar Rupiah, mendukung aksi beli investor lokal yang konsisten sepanjang tahun.

“Imbal hasil relatif tinggi yang ditawarkan pasar obligasi Indonesia masih akan menjadi daya tarik di tahun 2021, terutama bagi investor asing," ucapnya.

Didukung oleh sentimen global maupun domestik yang lebih suportif akan berpeluang meningkatkan aliran real money.

Lebih lanjut Ezra menjelaskan bahwa imbal hasil obligasi pemerintah dengan durasi 10 tahun berpotensi turun ke level 5,5 persen di tahun 2021, sehingga masih memberikan potensi upside bagi investasi di pasar obligasi. 

" Tentu saja dengan cermat kami akan mengambil opportunity dalam setiap momentum volatilitas pasar," katanya.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved