Dosen dan Guru Besar Unhas Wafat
Guru Besar Unhas Positif Covid-19 Prof Nuraeni Malawat Mangkat, Semoga 14 Dokter-Dosen Lain Pulih
Prof Nuraeni Malawat, satu dari belasan Guru Besar Unhas Positif Covid-19 di awal tahun 2021 meninggal dunia di Makassar, Rabu (6/1/2021).
- dr Umar Malinta SpOG
- dr Susi Aulina SpS
- Prof dr Razak Thaha
- Prof Arsyad Thaha
- Dr dr A Indah Sidin
“Semoga mereka diberi kekuatan dan mendapat kesembuhan dari Allah SWT,” ujar Prof Yusran Yusuf.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar menyatakan duka mendalam atas mangkatnya Prof Nuraeni Malawat.
IDI Makassar Berduka
Ketua IDI Makassar Dr dr Siswanto Wahab SpKK didampingi Humas IDI Kota Makassar dr Wachyudi Muchsin SH mengonfirmasi kabar duka tersebut.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah berpulang ke Rahmatullah senior, guru dan rekan sejawat kami Prof dr Nuraeny Malawat SpKJ, di RSWS (Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo). Semoga Allah ampuni dosa-dosa beliau, di terima amal beliau, dan menempatkan beliau disisinya. Amin," ujar dr Siswanto Wahab.
Sebelumnya, jelang akhir tahun, ada tiga dokter di Makassar yang meninggal dunia. Dengan demikian sejak pandemi Covid-19 ini, total sudah ada sepuluh dokter Makassar yang gugur, berjuang di garda terdepan melawan Covid-19.
“Keluarga Besar IDI Kota Makassar kembali berduka, tiga dokter anggota IDI Makassar meninggal sebagai pahlawan kemanusiaan Covid-19, yakni Dr Leonard Hasudungan , Dr Robert Vincentius Philips, dan Dr Nasriyadi Nasir Kabar duka ini menambah deratan dokter anggota IDI Makassar gugur sebagai pahlawan kemanusian Covid-19," kata dr Siswanto Wahab.
Dengan makin banyaknya dokter yang gugur, lanjut Anto, harusnya makin menyadarkan masyarakat agar jangan menganggap remeh pandemi Covid-19 yang saat ini tingkat penyebarannya lebih massif akibat Klaster Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) dan Klaster Liburan akhir tahun dari awal penyebaran Covid-19.
"Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), sebab Makassar masuk zona merah, sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali. Dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju Covid-19," jelas dr Siswanto Wahab.