Kolom Teropong Abdul Gafar
Kolom Teropong Abdul Gafar: Bubar!
Suara desingan peluru yang menyalak dari moncong senjata merobek-robek udara milik Allah SWT.
Suara desingan peluru yang menyalak dari moncong senjata merobek-robek udara milik Allah SWT.
Terdengar bagai irama musik yang bernuansa rock disertai kilatan cahaya yang indah terlihat.
Di seberang sana terdengar sorak-sorai suara yang membahana gembira mendengar suara letusan dan kilatan cahaya tersebut.
Tampaknya mereka menikmati suasana seperti itu.
Tidak terlihat rasa takut, karena sudah terbiasa merasakannya.
Terkadang siang, terkadang pula malam suara letusan itu terdengar.
Hanya karena sudah terbiasa, sehingga hal tersebut tidak lagi dianggap sesuatu yang perlu dikuatirkan.
Paling-paling hanya…. lalu ….sepi kembali terjadi. Itulah romantika kehidupan di tempat itu.
Masyarakat sekitar pun cukup terhibur menonton serangan lalu terdiam sejenak dan kembali ke rumah masing-masing tanpa beban.
Menurut media massa menjuluki tempat itu sebagai ‘kerajaan’ yang bisnisnya dikendalikan oleh raja tanpa makhota beserta sang pangeran.
Cukup lama tidak terdengar bunyi letusan lagi. Apakah kerajaan itu masih ada atau sudah bubar, membubarkan diri atau dibubarkan? Entahlah !
Berbicara soal senjata dan peluru bukan hal baru bagi penulis.
Masih kecil, penulis sudah bersahabat dengan senjata dan peluru.
Sekitar tahun 60-70an, penulis tidur berbantalkan peluru dan senjata.
Mulai laras panjang hingga senjata genggam sudah menjadi mainan penulis sehari-hari.