Bunuh Diri di Toraja
30 Warga Toraja Bunuh Diri Selama 2020, dari Motif Percintaan Hingga Kisah Romeo-Juliet
Sebanyak 30 warga Tana Toraja dan Toraja Utara meninggal bunuh diri sepanjang 2020. Rinciannya, 14 di Tana Toraja dan 16 di Toraja Utara.
TRIBUN-TIMUR.COM, TORAJA - Sebanyak 30 warga Tana Toraja dan Toraja Utara meninggal bunuh diri sepanjang 2020.
Rinciannya, 14 di Tana Toraja dan 16 di Toraja Utara.
Dari sekian kasus yang ditangani kepolisisan kedua kabupaten tersebut, sebagian besar terungkap motifnya karena persoalan asmara atau percintaan.
Kapolres Toraja Utara AKBP Yudha Wirajati Kusuma mengatakan, kasus bunuh diri memang cukup tinggi di Toraja Utara tahun ini.
Ironisnya, sebagian besar kasus bermotif persoalan asmara.
“Kasus bunuh diri selama tahun ini ada 16 kasus dan motifnya berbeda, namun paling banyak disebabkan karena percintaan,” ucap Yudha saat menggelar rilis akhir tahun di Mapolres Toraja Utara, Jl Dr Sam Ratulangi No 1, Kecamatan Rantepao, Rabu (30/12/2020).
Dari data polres, pada November 2020 tejadi lima kasus bunuh diri.
Baca juga: 14 Kasus Bunuh Diri Ditangani Polres Tana Toraja Selama 2020
Kasus bunuh diri tersebut sempat menghebohkan warga Toraja Utara, pasalnya terjadi secara berturut-turut dalam sebulan.
Kasus cukup menghebohkan yakni kasus NB (40), pria asal Kecamatan Sangalla' Utara, Tana Toraja yang ditemukan tewas tergantung Kamis (26/11/2020).
Ia diduga nekat mengakhiri hidupnya dua hari jelang pernikahan dengan kekasihnya bernama Ira.
Ada juga kasus MT (24), wanita di Dusun Kata, Lembang (Desa) Salu, Kecamatan Sopai, Kabupaten Toraja Utara, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di samping rumahnya.
Diduga MT depresi setelah pacarnya terlebih dahulu nekat mengakhiri hidupnya sendiri.