Didemo hingga Rusuh, Perusahaan China PT VDNI di Konawe Sultra Rugi Rp 200 M, Inilah 5 Tersangka
Didemo hingga rusuh, perusahaan asal China PT VDNI di Konawe Sultra rugi Rp 200 miliar, inilah 5 tersangka.
Selain untuk bangun smelter pengolahan feronikel, perusahaan juga akan membangun infrastruktur penunjang seperti pembangkit listrik dan pelabuhan sendiri.
"Kami akan membangun smelter hingga 2020 dengan kapasitas total 3 juta ton feronikel per tahun. Selain itu kami juga akan bangun pembangkit listrik dan pelabuhan sendiri," ujar Andrew Zhu, President Director Virtue Dragon Nickel Industry, Jumat, (9/1/2015).
Ia menjelaskan nilai tersebut merupakan nilai total investasi untuk membeli 500 hektar lahan, membangun smelter pengolahan feronikel, pembangkit listrik, dan pelabuhan.
Perusahaan akan membangun pembangkit listrik untuk kebutuhan investasi tahap pertama dengan kapasitas 335 megawatt.
Adapun untuk pembangkit listrik untuk investasi tahap kedua dan ketiga, masih akan dihitung dan dibangun menyusul.
Perusahaan juga berencana untuk membangun pelabuhan dengan kapasitas muatan hingga 50.000 ton.
Melansir Kontan, 6 Juli 2017, saat ini Virtue Dragon hanya mengantongi perizinan untuk dua fase pembangunan industri nikel.
Fase pertama seluas 500 ha dengan investasi senilai 1 miliar dollar AS, yang kedua seluas 700 ha dengan investasi senilai 2,5 miliar dollar AS.
Namun, Virtue Dragon mengajukan penambahan lahan seluas 1.000 ha dengan total pengajuan izin pengelolaan lahan seluas 2.200 ha untuk dibangun Virtue Dragon Industrial Park.
Tetapi permasalahnnya, lahan yang diajukan perusahaan nikel asal China tersebut harus menggeser lahan pertanian pangan berkelanjutan.
Pemerintah pun berniat berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mencarikan wilayah pertanian pengganti.(*)