Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Didemo hingga Rusuh, Perusahaan China PT VDNI di Konawe Sultra Rugi Rp 200 M, Inilah 5 Tersangka

Didemo hingga rusuh, perusahaan asal China PT VDNI di Konawe Sultra rugi Rp 200 miliar, inilah 5 tersangka.

Editor: Edi Sumardi
KOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI
Sejumlah fasilitas milik pabrik nikel PT VDNI di Konawe, Sulawesi Tenggara dibakar para buruh yang menuntut status dan kenaikan gaji, Senin (14/12/2020). 

Manajer Operasional PT VDNI, Yin Xing Hui menaksir angka kerugian perusahaan akibat perusakan sejumlah fasilitas mencapai Rp 200 miliar.

"Kemungkinan kerugian sekitar Rp 200 miliar kurang lebih. Ada eskavator, ada loader, ada beberapa alat berat dump truck sepuluh roda, dump truck 12 roda, dan beberapa mesin di pabrik smelter," ungkap Yin Xing Hui melalui penerjemahnya.

Saat ini, lanjut Yin, pihak perusahaan tengah berupaya memperbaiki mesin-mesin dan peralatan sebelumnya dirusak massa.

"Kita akan berbenah-benah dulu. Perusahaan sedang akan menyelesaikan permasalahan ini dengan pihak terkait," tukasnya.

PT VDNI merupakan salah satu pemegang izin usaha pertambangan nikel.

Perusahaan ini berinvestasi USD 1,4 miliar atau sekitar Rp 19,6 triliun.

Investasi diwujudkan dalam bentuk pabrik dengan 15 tungku berteknologi RKEF.

PMA China ini merupakan anak perusahaan De Long Nickel Co Ltd yang berasal dari Jiangsu, China.

Mengenal VDNI yang datangkan 500 TKA China

Pada Mei 2020 lalu, VDNI sempat jadi sorotan sebab mendatangkan 500 tenaga kerja asing atau TKA dari China, di tengah mewabahnya virus corona di Indonesia.

Keberadaan TKA juga menjadi ancaman bagi tenaga kerja lokal.

PT Virtue Dragon Nickel Industry ( VDNI ) merupakan perusahaan berstatus Penanaman Modal Asing (PMA) yang berdiri sejak Agustus 2014. 

Perusahaan ini berkantor pusat di Jakarta dan memiliki kantor cabang di Kendari, Sulawesi Tenggara

Induk perusahaan ini adalah De Long Nickel Co.LTD di JiangSu, China dan memiliki wilayah operasi di Konawe, Sulawesi Tenggara

Melansir Kontan, 9 Januari 2015, perusahaan pengolahan feronikel ini menginvestasikan 5 miliar dollar AS atau Rp 75 triliun untuk membangun pabrik feronikel di kawasan industri Konawe di Sulawesi Tenggara.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved