Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

ILC Tadi Malam

Serunya ILC TV One, Anak yang Diangkat Prabowo dari Selokan Itu Bisa Dihukum Mati Karena Korupsi

Prokontra di ILC tadi malam, ILC terbaru membahas korupsi yang diduga dilakukan Edhy Prabowo anak yang diangkat Prabowo dari selokan, hukuman mati

Editor: Mansur AM
tangkapan layar Youtube ILC
Prokontra di ILC tadi malam, ILC terbaru membahas korupsi Mensos Edhy Prabowo anak yang diangkat Prabowo dari selokan, bisa hukuman mati? 

Prokontra di ILC tadi malam, ILC terbaru membahas korupsi yang diduga dilakukan Edhy Prabowo anak yang diangkat Prabowo dari selokan, hukuman mati

TRIBUN-TIMUR.COM - Serunya ILC tadi malam, ILC 8 Desember membahas hukum berat koruptor Bansos Covid-19.

KPK menangkap Menteri Sosial Edhy Prabowo dengan tuduhan kasus suap Rp 17 miliar dana bantuan Covid-19.

Mensos menyerahkan diri setelah KPK menyatakan dirinya sebagai Tersangka kasus dugaan suap 17M dana bansos Covid-19.

Sebelumnya Menkopolhukam & Ketua KPK telah mengingatkan agar jangan ada yg melakukan korupsi dana bansos, bahkan mengancam tidak segan-segan menerapkan hukuman mati.

Mantan Hakim Agung RI Gayus Lumbun menyebut hukuman mati bagi koruptor bisa diterapkan.

"Pertama-tama mengapresiasi KPK luar biasa pada bulan-bulan terakhir di tahun 2020 itu harapan masyarakat ke depan lebih baik lagi karena keberaniannya.
Tapi saya harus mengapresiasi Menteri Sosial ini dengan ketulusannya mau datang menyerahkan diri," kata Gayus mengawali pembicaraannya di ILC tadi malam.

"Apakah ringan, sedang, apakah berat berarti maksimal.  Yang mana cocok? Tidak ada satu pun UU yang mengatur ambil yang mana?," lanjutnya.

Soal hukuman mati, Gayus menyebut bisa diterapkan di Indonesia.

"Tidak salah kalau hukuman mati. Mungkin yang harus hati-hati apakan penerapannya cocok untuk perkara ini, kenapa? karena hukuman mati menjadi hukuman positif. Diuji dua kali di MK tetap dipertahankan dan masih relevan digunakan di Indonesia," ujarnya

Simak video lengkapnya:

Anak yang Diangkat dari Selokan oleh Prabowo 

Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Marah Besar saat dapat informasi Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap KPK kasus korupsi.

Sosok Prabowo Subianto dipermalukan oleh Edhy Prabowo setelah tertangkap tangan kasus ekpspor benur lobster.

Kemarahan Prabowo Subianto diceritakan langsung adiknya, Hashim Djojohadikusumo.

Tak hanya itu, kasus Edhy Prabowo juga kini dikaitkan dengan keluarga besar Djojohadikusumo.

Edhy Prabowo terjerat dugaan korupsi ekspor benur lobster. 

Prabowo Subianto pun kecewa bahkan mengeluarkan kata-kata cukup pedas terhadap mantan menteri KKP itu.

Hal tersebut diungkapkan adik Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo kepada wartawan di Jet Ski Cafe, di kawasan Pantai Mutiara, Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).

Menurut Hashim, sang kakak sangat kecewa dan merasa dikhianati oleh Edhy yang ditangkap oleh jajaran KPK terkait kasus korupsi yang membuat negara mengalami kerugian. 

"Pak Prabowo sangat marah, sangat kecewa, merasa dikhianati," tegas Hashim Djojohadikusumo

Saking kecewanya, Prabowo yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan tersebut mengungkit masa lalu Edhy yang pernah ditolongnya hingga bisa seperti sekarang ini. 

“Dia sangat kecewa dengan anak yang dia angkat dari selokan 25 tahun lalu,” ungkap Hashim.

"I lift him up from the gutter and this is what he does to me," sambung Hashim.

Pada kesempatan itu, Hashim juga menegaskan kasus ekspor benur tidak ada kaitan dengan keluarganya. Begitu pun halnya dengan putrinya, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo,

"Saya atas nama keluarga Djojohadikusumo merasa prihatin dan saya merasa dizalimi, saya merasa dihina dan difitnah, anak saya sangat merasakan," tegasnya.

Baca juga: Bandingkan Harta Edhy Prabowo dan sang Istri Iis Rosita Dewi, Baru Ditangkap KPK Kasus Benih Lobster

BIKIN ELEKTABILITAS PONAKAN PRABOWO TERGERUS

Dugaan korupsi Edhy Prabowo pun dinilai akan berpotensi menggerus elektabilitas ponakan prabowo di Pilkada Tangsel. 

Rahaya Saraswati (Putri Hashim Djojohadikusumo)  yang diketahui tengah ikut kontestasi Pilkada Tangsel juga ikut berkomentar betapa berpengaruhnya kasus itu terhadap elektabilitasinya di Tangsel. 

Sara berpasangan dengan Muhammad dalam Pilkada Tangsel.  

"Cerdas udah, tapi kadang-kadang risetnya masih belum, jadi masih termakan dengan hoax, yang di mana kita kaitkan dengan pilkada dengan pemilu, sudah pasti itu jadi makanan umum yang akhirnya itu menggerus kredibiltas dan elektabilitas. Ngga perlu ditanya itu sudah logikanya. Jadi, ayolah saya minta tolong dan kami sebagai keluarga," kata Sara dalam konferensi pers tersebut.

Diangkat Dari Selokan

Sementara itu Prabowo Subianto ternyata sangat kecewa dangan Edhy Prabowo yang diduga korupsi ekspor benur. 

Hal tersebut diungkapkan adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo kepada wartawan di Jet Ski Cafe, di kawasan Pantai Mutiara, Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).

Menurut Hashim, sang kakak sangat kecewa dan merasa dikhianati oleh Edhy yang ditangkap oleh jajaran KPK terkait kasus korupsi yang membuat negara mengalami kerugian. 

"Pak Prabowo sangat marah, sangat kecewa, merasa dikhianati," tegas Hashim.

Saking kecewanya, Prabowo yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan tersebut mengungkit masa lalu Edhy yang pernah ditolongnya hingga bisa seperti sekarang ini. 

“Dia sangat kecewa dengan anak yang dia angkat dari selokan 25 tahun lalu,” ungkap Hashim.

"I lift him up from the gutter and this is what he does to me," sambung Hashim.

Pada kesempatan itu, Hashim juga menegaskan kasus ekspor benur tidak ada kaitan dengan keluarganya. Begitu pun halnya dengan putrinya, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo,

"Saya atas nama keluarga Djojohadikusumo merasa prihatin dan saya merasa dizalimi, saya merasa dihina dan difitnah, anak saya sangat merasakan," tegasnya.

Dipecat dari ABRI, Disekolahkan Prabowo hingga Jadi Menteri, Bak Adik Kakak

Nama Edhy Prabowo melambung saat masuk kabinet Jokowi Jilid 2 2019 lalu.

Dia datang ke Istana bersama Prabowo Subianto dan kemudian dilantik menjadi menteri kelautan dan perikanan menggantikan Susi Pudjiastuti.

Baru setahun menjabat, Edhy Prabowo ditangkap KPK.

Dikutip dari Tribunnews.com Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango membenarkan pihaknya menangkap Edhy Prabowo pada Rabu (25/11/2020) dini hari.

Nawawi mengatakan Edhy tak ditangkap sendirian. Namun, tim penyidik KPK juga mencokok beberapa orang lainnya.

Hanya saja, Nawawi belum bisa membeberkan identitas pihak lainnya.

"Benar kita telah mangamankan sejumlah orang pada malam dan dini hari tadi," kata Nawawi saat dikonfirmasi, Rabu (25/11/2020) pagi.

Sebagaimana diketahui, Menteri KKP Edhy Prabowo dikabarkan ditangkap KPK pada Rabu (25/11/2020) dini hari di Bandara Soekarno-Hatta usai pulang dari Amerika Serikat.

Hubungan dengan Prabowo

Bagaikan adik kakak, ternyata Edhy Prabowo adalah sahabat karib Prabowo.

Ternyata Edhy Prabowo sudah lama mengenal Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Bahkan Prabowo Subianto berperan penting dalam hidup Edhy Prabowo.

Beberapa waktu lalu, Edhy Prabowo sempat menceritakan awal pertemuannya dengan Prabowo Subianto.

Ketika itu, Edhy Prabowo dipecat dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) setelah dua tahun meniti karier.

Ia diterima menjadi anggota ABRI pada 1991.

Mengetahui dirinya dipecat, keluarga Edhy Prabowo bersedih hingga menangis.

Padahal Edhy Prabowo bercita-cita menjadi tentara.

Karena tak ingin mengecewakan keluarga, Edhy Prabowo merantau ke Jakarta.

Ia pergi bersama 15 orang dan bertemu dengan Prabowo Subianto di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

Di sinilah hidup Edhy Prabowo tak lagi sama.

Mereka memperkenalkan diri dan melanjutkan pertemuan di kediaman Prabowo Subianto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

"Di situ malam Senin, bertemu di kediaman beliau ditanya 'Apa keinginan kalian?'. Kami mau bekerja terus kuliah. Terus kita mau memperbaiki dosa kita sama keluarga kita," katanya menceritakan.

Edhy Prabowo dan teman-temannya ditawari pekerjaan di wilayah perbatasan Kalimantan oleh Prabowo Subianto.

Upahnya Rp 250 ribu yang pada tahun itu termasuk besar.

Tak hanya ditawari pekerjaan, Edhy Prabowo juga disekolahkan oleh Prabowo Subianto.

Ia mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi, Universitas Moestopo.

"Kalian ikut saya. Saya biaya-in, cuma makan secukupnya, tidak boleh kalian seperti anak emas," kata Edhy Prabowo mengutip kembali pesan Prabowo Subianto.

"Kita diwajibkan kuliah yang benar sama latihan silat," ucapnya.

Saat itu Prabowo Subianto merupakan Pendiri Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia.

Menurut Edhy Prabowo, Prabowo Subianto ingin ada penerus yang bisa menjadi pengurus perguruan pencak silat.

Edhy Prabowo pun menuruti keinginan Prabowo Subianto.

Akhirnya, Edhy Prabowo menjadi atlet Pencak Silat Nasional.

Ia sempat mengikuti Pekan Olahraga Nasional XIV yang diselenggarakan di Jakarta.

Dimulai pada 9 September 1996 sampai dengan 25 September 1996.

"Saat itu saya dapat perunggu," kata Edhy Prabowo.

Ia sempat kecewa lantaran tidak dapat menyabet medali emas.

"Pak Prabowo nonton. 'Gimana kok bisa kalah?'," katanya.

Setelah pertandingan di semi final, Edhy Prabowo memutuskan untuk melipur lara dengan cara pergi ke Malang, Jawa Timur.

"Dua minggu saya menghindari kehidupan umum. Rupanya saya dicari Prabowo," tutur Edhy Prabowo. (kompas.com)

Profil Edhy Prabowo

Berdasarkan laman dpr.go.id, berikut profil Edhy Prabowo.

Nomor Anggota: 71

Fraksi: Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya

Daerah Pemilihan: Sumatera Selatan I

Riwayat Pendidikan

- SD Xaverius Immanuel pada tahun 1985

- SMP Negeri 1 pada tahun 1988

- Fisika, SMA Negeri 1 pada tahun 1991

- Manajemen, Universitas Moestopo pada tahun 1997

- Bisnis, Swis German University pada tahun 2004

Riwayat pekerjaan

- Ketua Koperasi Swadesi Indonesia pada tahun 2009 - 2015

- Ketua Percepatan Pengadaan Logistik PT Kertas Nusantara pada tahun 2007 - 2009

- Komisaris PT Kiani Lestari pada tahun 2007 - 2015

- Direktur Utama PT Garuda Security Nusantara pada tahun 2005 - 2015

- Direktur PT Alas Helau pada tahun 2004 - 2015

- Direktur Utama PT Tusam Hutani Lestari pada tahun 2004 - 2015

- Komisaris PT Swadesi Dharma Nusantara pada tahun 2000 - 2004

- Asisten Direktur Utama PT Nusantara Energi pada tahun 1998 - 2004

Riwayat organisasi

- DPP Partai Gerindra sebagai Wakil Ketua UmumDPP Partai Gerindra Bidang Keuangan & Pembangunan Nasional sejak tahun 2012 -

- Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga DPP Partai Gerindra sejak tahun 2008 -

- Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Pemuda dan Olahraga sejak tahun 2008 - 2012

- Ketua Bidang Pengembangan Prestasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia sejak tahun 2007 -

- Ketua Diklat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia sejak tahun 2005 -

- Sekretaris Yayasan Pendidikan Kebangsaan sejak tahun 2002 -

- Wakil Ketua Harian Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia (PPSMI) sejak tahun 1997.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved