Pilkada Makassar
Jelang Pilwali Makassar, Kiai Muda NU Serukan Politik Uang Haram dalam Agama
Dua hari menjelang pemungutan suara, kiai muda Nahdlatul Ulama Kota Makassar, Yusri Hasbullah menyerukan penolakan politik uang.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dua hari lagi warga Kota Makassar akan memilih Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.
Empat pasangan calon akan bertarung memperebutkan kursi 01 dan 02 Pemerintah Kota Makassar.
Dua hari menjelang pemungutan suara, kiai muda Nahdlatul Ulama Kota Makassar, Yusri Hasbullah menyerukan penolakan politik uang.
"Kini, dimasa tenang ini warga Makassar harus bersatu mengantisipasi potensi politik uang dimasa tenang," kata Yusri Hasbullah, Senin (7/12/2020).
Menurutnya, politik uang tak benar secara aturan ketatanegaraan. Kedua, politik uang haram statusnya dalam aturan Islam, sebab politik uang setara dengan suap.
"Ini perlu saya tegaskan sebab banyak kalangan masyarakat kita memahami bahwa politik uang seperti serangan fajar, pembagian sembako, dan lain-lain dipersepsi sebagai rezeki dari Allah SWT," katanya.
Ia menegaskan politik uang bukanlah rezeki, melainkan lebih identik sebagai suap/sogokan. Masyarakat harus waspada terhadap politik uang ini.
Ia menyerukan kepada warga Makassar untuk memilih calon pemimpin kota Makassar sesuai yang dikehendaki, sesuai nurani, jangan memilih karena sogokan politik uang.
"Sebelum menjatuhkan pilihan, katanya, jangan lupa mempertimbangkan kelayakan-kelayakan calon pemimpin yang hendak dipilih. Apakah layak menahkodai Kota Makassar atau tidak," katanya.
Ia mengajak warga Kota Makassar jangan mau diprovokasi melakukan kekerasan/kerusuhan atasnama kepentingan politik.
Sebab politik sesungguhnya hanyalah satu diantara sekian banyak jalan untuk membangun kemaslahatan publik.
"Bila kekerasan/kerusuhan muncul dalam politik, itu sama halnya telah memperkosa makna substansi politik itu sendiri. Tugas politik adalah membangun kemaslahatan dan keadilan," terangnya.
Ia melanjutkan, siapapun kelak yang terpilih sebagai walikota/ wakil walikota Makassar, janganlah mengkhianati rakyat.
Janji-janji paslon untuk rakyat harus dipenuhi. Jika paslon mengkhianati rakyat, maka cilakalah mereka kelak di dunia dan akhirat.
"Suara rakyat, suara Tuhan, kata ungkapan kuno. Itu artinya, janji pada rakyat, janji pada Tuhan pula," ujarnya.(*)
Laporan Kontributor TribunMakassar.com @bungari95