Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Kerahkan Pasukan Khusus Buru Ali Kalora: Kejar Sampai Dapat!

Pekan lalu MIT melakukan serangan aksi terorisme yang menewaskan empat orang warga di Sigi, Sulawesi Tengah. Selain itu mereka juga membakar 7 rumah

Editor: Hasrul
TRIBUNNEWS/GITA IRAWAN
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto berdialog dengan prajurit Pasmar 1 Korps Marinir, saat inspeksi mendadak di Lapangan Apel Brigif 1 Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (19/11/2020). 

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Kerahkan Pasukan Khusus Buru Ali Kalora: Kejar Sampai Dapat!

TRIBUN-TIMUR.COM - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto merespon peristiwa pembantaian di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Kelompok Mujahid Indonesia Timur (MIT) yang diduga kuat sebagai pelaku dalam peristiwa tersebut kini diburu TNI.

Marsekal Hadi Tjahjanto langsung mengerahkan pasukan khusus Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membantu Polri mengejar pelaku teror yang dipimpin oleh Ali Kalora itu.

Baca juga: Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Kirim Pasukan Khusus Kejar MIT di Sigi, Pelaku Harus Ditangkap

Baca juga: Kabar Terbaru Kasus Klub Moge Pengeroyok Anggota TNI di Bukittinggi, Keluarganya Kini Kasihan!

Tim pasukan khusus TNI itu akan diterbangkan ke Poso pada Selasa (1/12/2020) ini.

”Besok pagi diberangkatkan pasukan khusus dari Halim (Bandara Halim Perdanakusum) menuju ke Palu dan ditugaskan di Poso untuk memperkuat pasukan yang sudah ada sebelumnya di Poso,” kata Hadi saat konferensi pers di Gedung Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (30/11).

Mengenai berapa banyak jumlah pasukan yang dikirim, Hadi tidak merincinya.

Ia hanya menjelaskan sejumlah keperluan untuk mendukung operasi penangkapan terhadap kelompok MIT pimpinan Ali Kalora yang telah melakukan aksi terorisme di Sigi itu telah dikirim secara bertahap.

 

Pekan lalu MIT melakukan serangan aksi terorisme yang menewaskan empat orang warga di Sigi, Sulawesi Tengah.

Selain itu mereka juga membakar 7 rumah serta melukai beberapa orang lainnya di sana.

Hadi mengecam aksi terorisme itu dan mengancam akan menindak tegas para pelaku aksi teror di Sigi tersebut.

"TNI akan menindak tegas pelaku yang dilaksanakan oleh MIT dalam hal ini TNI akan mendukung Polri," katanya.

Hadi berharap operasi memburu gerombolan Ali Kalora ini berjalan lancar sehingga kelompok MIT ini bisa tertangkap dan segera diadili sesuai dengan perilaku kejahatan yang telah mereka perbuat.

”Sehingga apa yang diharapkan oleh masyarakat bahwa kelompok MIT harus dikejar dan sampai dapat akan kami laksanakan. Saya mohon doa agar operasi ini bisa berjalan lancar. Saya yakin kelompok MIT yang melakukan kejahatan atas penduduk yang tidak berdosa segera tertangkap,” ujarnya.

Baca juga: Liverpool vs Ajax: Liverpool Masih Tempati Pole Position

Di sisi lain Menkopolhukam Mahfud MD dalam konferensi pers yang sama mengatakan pemerintah mengutuk tindakan dari kelompok MIT di Sigi tersebut.

”Pemerintah menyesalkan dan mengutuk keras tindakan teror, kekerasan, dan kekejian yang dilakukan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, dalam hal ini kelompok Ali Kalora," kata Mahfud.

Menurut Mahfud, gerakan Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora tak bisa disebut mewakili agama tertentu.

"Ini bukan perang suku apalagi perang agama. Peristiwa ini dilakukan kelompok kejahatan yang bernama Majelis Mujahidin Indonesia Timur yang dipimpin oleh Ali Kalora yang tidak bisa disebut mewakili agama tertentu," kata Mahfud.

Mahfud mengatakan, teror berdarah tersebut bukan hanya menewaskan 4 orang warga sipil, tercatat ada warga yang alami luka-luka hingga pembarakan rumah yang dilakukan oleh kelompok Ali Kalora itu.

"Pemerintah dengan ini sekali lagi menyampaikan duka yang mendalam dan pemerintah telah bertemu dengan keluarga korban dan juga sudah melakukan langkah pemulihan atau trauma healing," kata Mahfud.

Mahfud menyebut teror yang dilakukan kelompok Ali Kalora itu bertujuan untuk menciptakan suasana tak kondusif dan untuk menciptakan kekacauan yang bisa mengoyak persatuan dan memecah belah bangsa.

Ia pun meminta masyarakat tak terprovokasi atas tindakan kelompok tersebut. Ia juga meminta kepada tokoh agama setempat menyampaikan pesan perdamaian.

"Akhirnya kepada tokoh agama pemerintah berharap menebar luaskan pesan-pesan damai kepada masyarakat, karena sejatinya agama apa pun hadir di dunia ini untuk membangun perdamaian dan persaudaraan," kata dia.

Pemerintah memastikan akan memburu kelompok Ali Kalora untuk diadili. Satgas Tinombala sudah diterjunkan. TNI melalui pasukan khususnya akan membantu kepolisian mengepung dan menangkap kelompok teror ini.

Baca juga: Masih Ingat Ford Ranger yang Diisi Solar Olahan Sampah Plastik? Kini Kondisinya Rusak

"Pemerintah telah memerintahkan aparat keamanan melalui Satgas Operasi Tinombala. Satgas Operasi Tinombala untuk melakukan pengejaran dan pengepungan terhadap para pelaku agar secepatnya dilakukan proses hukum yang tegas terhadap mereka," ujarnya.

Strategi Baru

Sementara itu pengamat teroris, Ridlwan Habib menyarankan pemerintah dan aparat keamanan agar menggunakan strategi baru untuk menangkap Ali Kalora.

Berdasarkan pengamatannya, Operasi Tinombala telah berjalan hampir lima tahun tetapi belum berhasil menangkap pimpinan Mujahidin Indonesia Timur tersebut. Padahal berbagai cara sudah dilakukan.

"Pernah coba pakai thermal drone untuk memotret suhu panas tubuh. Ternyata ada kekeliruan. Karena suhu tubuh manusia mirip dengan mamalia seperti kera atau monyet, sehingga ketika mau menyerang dan didekati ternyata segerombolan monyet besar," ujar Ridlwan, Minggu (29/11). "Pernah dicoba pakai drone detector untuk mendeteksi gerak. Ternyata salah deteksi lagi," sambungnya.

Ridlwan berkata, Ali Kalora dan anggotanya yang diperkirakan berjumlah 11 orang diuntungkan secara geografis lantaran lokasi pergerakan mereka di pedalaman hutan yang sulit dijangkau orang. Selain itu, kelompok tersebut juga tidak menggunakan telepon genggam untuk saling berkomunikasi sehingga sulit dilacak.

Tapi dari segi kekuatan, Ridlwan menilai, sudah tidak terlampau kuat. "Jadi perlu ada perubahan metodologi operasi. Kalau sebelumnya Satgas Tinombala adalah metode yang operasinya patroli rutin dalam waktu tertentu. Ini harus diubah dengan pendekatan yang operasi militer. Siapkan tim khusus seperti Koopsus yang bisa digerakkan kapan saja," katanya.

Sejauh pengamatan Ridlwan, tindakan merampok bahan pangan dan membunuh warga setempat sudah dua kali dilakukan sepanjang tahun ini. Pada April lalu, seorang petani menjadi korban. Aksi itu direkam oleh kelompok Ali Kalora dan disebarkan ke kelompok jihadis di Indonesia dan luar negeri.

Tujuannya untuk memberitahu kelompok teror di luar negeri tentang keberadaan mereka "dengan harapan akan mendapat bantuan logistik". "Dan sebagai bukti mereka tetap setia kepada ISIS (kelompok yang menamakan diri Negara Islam)."

Karena itu baginya, tidak ada jalan lain selain menyiapkan pasukan khusus. "Ini bukan kelompok yang bisa digalang dengan lunak. Mereka ini prinsipnya membunuh atau terbunuh. Dialog juga tidak bisa."

Tapi di sisi lain, Koalisi Jaringan Masyarakat Sipil menyerukan ke kepolisian agar mengutamakan pendekatan pidana bukan militer untuk menangkap Ali Kalora.

Perwakilan koalisi dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhamad Isnur, meminta supaya peristiwa yang terjadi di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, "tidak dijadikan justifikasi untuk melakukan kekerasan baru terhadap sipil".

"Makanya kami sampaikan, ini ranah keamanan, hukum pidana yang mana kendalinya berada di bawah kepolisian," imbuh Isnur.

Pihaknya juga meminta pemerintah pusat dan pemda untuk melakukan pemulihan kepada warga setempat serta membangun kembali rumah yang dibakar. "Jangan sampai warga jadi takut dan malah seperti tidak mendapat perlindungan." (tribun network/fik/mal/dod)

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul TNI Kerahkan Pasukan Khusus Buru Gerombolan Ali Kalora di Poso, .

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved