Bukan Anies Baswedan, Rocky Gerung Sebut Mahfud MD yang Seharusnya Diperiksa Polisi, Kenapa?
Bukan Anies Baswedan, Rocky Gerung Sebut Mahfud MD yang Seharusnya Diperiksa Polisi, Kenapa?
Isu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ditangkap karena dugaan tidak mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan pun ramai dibicarakan publik saat ini.
Sebelumnya Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengungkap, Anies Baswedan bersama beberapa pihak lainnya bisa dijerat Pasal 93 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Bagaimana Tanggapan Pengamat Rocky Gerung dan Kenapa Mahfud MD? Berikut Ulasannya
TRIBUN-TIMUR.COM - Pengamat politik Rocky Gerung juga nimburung mengritik pemerintah terkait kasus berkumpulnya massa terkat Habib Rizieq hingga berdampak pencoptan Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Jawa Barat
Seperti diketahui Kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia pada Selasa (10/11/2020) lalu disambut meriah pendukungnya.
Puluhan ribu pendukunga Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu berkumpul sejak hari kedatangan hingga menghadiri sejumlah kegiatan yang digelar Habib Rizieq Shihab.
Imbasnya, Kapolri Jenderal Idham Azis mencopt dua orang Kapolda , yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi.
Baca juga: Anies Baswedan - Ridwan Kamil Terancam karena Protokol Covid-19? Tito Karnavian Keluarkan Instruksi
Baca juga: ROCKY Gerung Kuliti Kesalahan Mahfud MD hingga Istana Soal Anies Diperiksa Polisi: Blunder Lagi
Keduanya dinilai gagal menegakkan protokol kesehatan di wilayah hukumnya masing-masing.
Hal tersebut rupanya disoroti Pengamat Politik Rocky Gerung.
Dirinya menyebut kerumunan yang terjadi sejak Habib Rizieq Shihab tiba di Indonesia dikarenakan kesalahan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam membaca situasi politik.
Hal tersebut ditegaskan Rocky Gerung dalam Narasi TV yang diunggah ulang oleh akun instagram @fuadbakh; pada Selasa (17/11/2020).
Dalam video tersebut, Rocky Gerung menyampaikan sejumlah kesalahan Pemerintahan Jokowi.
Satu di antaranya ketika Menteri Politik Hukum dan HAM, Prof Mahfud MD memperolok Habib Rizieq Shihab yang disebut tidak memiliki banyak pengikut.
Sehingga, kepulangan Habib Rizieq Shihab tidak pernah dianggap serius oleh Pemerintahan Jokowi.
"Karena sebelumnya diolok-olok bahwa itu nggak punya pengikut, pengikutnya sedikit, bukan orang suci segala macam. Jadi, kedunguan Istana itu tidak bisa membaca politik publik gitu," tegas Rocky Gerung seperti dilansir dari Artikel yang telah tayang di Wartakotalive dengan judul Kapolda Dicopot, Rocky Gerung Salahkan Mahfud MD, Sebut Istana Dungu Tidak Bisa Baca Politik Publik.
"Nah dalam keadaan semacam itu mesti ada yang ditegur, diberi sanksi, siapa?," tanyanya.
"Ya, Pak Mahfud sebagai Menkoplhukam yang memulai semua ini kan, Pak Mahfud. Sanksi? ya berhenti! karena dia nggak mampu antisipasi orang sebanyak itu," tegas Rocky Gerung.
Menurutnya Mahfud MD lah yang memberikan lampu hijau penjemputan Habib Rizieq.
"Sebetulnya Mahfud mengatakan 'silakan jemput' itu diskresi kekuasaan terhadap PSBB. Jadi yang musti dipanggil itu Mahfud, kenapa Anda sebut 'silakan jemput'? Itu yang musti diklarifikasi," tuturnya.
"Jadi orang menganggap pemerintah ini sebenarnya permisif kan? Karena ini semacam kegairahan," tambahnya.
Dalam video yang dibagikan turut dipostingan sebuah tangkapan layar pemberitaan.
Pemberitaan tersebut mengulas tentang pencopotan dua orang Kapolda, yakni Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Barat Irjen Rudy Sufahriadi.
Selanjutnya, terdapat potongan wawancara Mahfud MD dalam program acara The One yang diunggah lewat CokroTv dalam tayangan berikutnya.
Dalam wawancara yang diketahui dilakukan sebelum Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia itu Mahfud MD menegaskan Pemerintah Pusat tidak pernah membahas kepulangan Habib Rizieq Shihab.
Kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu pun ditegaskan Mahfud MD tidak pernah dianggap serius oleh pemerintahan Joko Widodo.
"Terus terang pemerintah tidak pernah membahas kepulangan Habib Rizieq Shihab secara khusus, ya artinya bahwa ini kita nggak anggap itu serius karena Rizieq Shihab itu bukan Khomaeni, Khomaeni orang suci," Ungkap Mahfud MD.
"Kalo Rizieq Shihab kan pengikutnya nggak banyak juga, jadi kita tidak khawatir," tambahnya.
"Ya paling berhasil mengumpulkan orang kumpul paling sehari-dua hari gitu kuatnya, ya selesai sudah," jelas Mahfud MD diakhir tayangan.
Namun pernyataan sebaliknya justru disampaikan oleh Mahfud MD dalam pemberitaan TV One setelah kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air pada Selasa (10/11/2020).
Baca juga: Anies Baswedan - Ridwan Kamil Terancam karena Protokol Covid-19? Tito Karnavian Keluarkan Instruksi
Baca juga: ROCKY Gerung Kuliti Kesalahan Mahfud MD hingga Istana Soal Anies Diperiksa Polisi: Blunder Lagi
Dalam tayangan tersebut, Mahfud MD mengaku menyesalkan adanya kerumunan massa yang mencapai puluhan ribu orang dalam proses penjemputan Habib Rizieq Shihab.
Kerumunan pun semakin bertambah banyak selama rentang waktu tiga hari, yakni 10-13 November 2020 lalu.
Atas adanya kerumunan massa dalam jumlah yang sangat besar tersebut, Mahfud MD mewakili pemerintahan Jokowi mengungkapkan akan menindak tegas para pelanggar protokol kesehatan.
TNI dan Polri ditegaskannya akan menjadi garda terdepan dalam penindakan pelanggaran protokol kesehatan, khususnya adanya kerumunan massa.
"Bahwa pemerintah akan menindak tegas dan melakukan penegakan hukum bila masih melakukan pengumpulan massa dalam jumlah besar," tegas Mahfud MD.