Timses Appi Rahman Ditikam
Motif Pelaku Penusukan Timses Appi-Rahman, Berawal dari Dendam di Makassar
Penusukan ini dilakukan para pelaku secara terencana dengan motif tak terima Paslon yang mereka dukung dihina oleh korban.
Penulis: Alfian | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Reserse Mobile (Resmob) Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap lima pelaku penusukan salah satu tim sukses (timses) Appi-Rahman, Muharram Madjid alias Musjaya, Kamis (12/11/2020) kemarin.
Penusukan ini dilakukan para pelaku secara terencana dengan motif tak terima Paslon yang mereka dukung dihina oleh korban.
Kasus ini terjadi sebelumnya di Halte depan gedung Kompas Gramedia, Jl Palmerah, Jakarta, Sabtu (7/11/2020) malam.
Kejadian tersebut bertepatan dengan debat perdana Pilwali Makassar 2020.
Dari hasil pengejaran berdasarkan identifikasi kasus melalui rekaman CCTV akhirnya Polda Metro Jaya berhasil menangkap para pelaku.
Melalui pengembangan kasus ternyata yang turut terlibat dalam kasus ini sebanyak tujuh orang, lima diantaranya tertangkap dan seorang lainnya masih berstatus DPO.
Kelima tersangka itu ditangkap di tempat yang berbeda, satu tersangka lainnya sempat dilarikan ke rumah sakit dan meninggal dunia.
"Saat kita tangkap tersangka S, yang bersangkutan dalam kondisi sakit bawaan yang kemudian kita rujuk ke RS yang bersangkutan ada penyakit jantung, sesak nafas dan di RS meninggal dunia," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, saat rilis kasus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (13/11/2020).
Para pelaku ini memiliki peran masing-masing saat melancarkan aksinya, mulai dari joki, pengamat situasi hingga eksekutor.
Sementara itu Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat, mengatakan kasus ini bermula dari Makassar.
Motif utamanya yakni para pelaku tak terima dengan rekaman video korban yang disebarkan menghina Paslon jagoan mereka di Pilwali Makassar.
"Kegiatan ini rangkaian kegiatan di Makassar sana. Korban awalnya melakukan merekam video yang dianggap video itu melecehkan kepada seseorang. Dampak video itu menimbulkan kemarahan yang lain,"ucap Kombes Tubagus.
Kombes Tubagus tidak menjelaskan secara rinci video tersebut, dia hanya menyebut video tersebut menyinggung kelompok dari para pelaku itu.
Dari video tersebut, para tersangka mulai merencanakan aksi penusukan.
"Intinya saja dianggap jelekkan salah satu paslon pada pelaksanaan pilkada di Makasaar. Kita tidak terkait urusan Pilkadanya tapi pidananya ada di Jakarta," ungkap Tubagus.
Salah satu tersangka pun menghubungi rekan-rekannya yang berada di Jakarta untuk menikam korban karena mereka mengetahui jika korban sedang berada di Jakarta.
"Dampak video itu menimbulkan kemarahan yang lain. Kemudian ada kegiatan, ada momentum debat di salah satu stasiun tv di Jakarta dan momen ini dilaksanakan penusukan," kata Tubagus.