Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kuliner Makassar

Olahan Nasi Kuning Nenek 60 Tahun Ini Laris Manis, Harga Mulai Rp 8 Ribu Saja

Olahan nasi kuning nenek 60 tahun ini laris manis, harga mulai Rp 8 ribu saja. Lokasinya ada di Jl Emmy Saelan, Makassar.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM/DESI TRIANA ASWAN
Maria daeng Lummu sedang memasak mie untuk pelengkap menu nasi kuningnya. Olahan Nasi Kuning Nenek 60 Tahun Ini Laris Manis 

TRIBUN-TIMUR.COM - Olahan nasi kuning nenek 60 tahun ini laris manis, harga mulai Rp 8 ribu saja. Lokasinya ada di Jl Emmy Saelan, Makassar.

Maria Daeng Lummu adalah nenek berusia 60 tahun yang begitu lincah.

Tangan keriput telihat menggenggam kuat spatula yang sedang digunakannya untuk mengaduk mie goreng.

Bahkan kakinya melangkah begitu cepat, mengambil bahan-bahan yang jauh dari jangkauannya.

Namun, Maria tetap sigap untuk segera mematangkan mie masakan kedua yang merupakan menu pelengkap dari nasi kuning dagangannya.

Satu porsi nasi kuning disajikannya. Terlihat, nasi dengan berbagai macam lauk yang menggugah selera.

Aroma nasi berwarna kuning dengan daun pandan pun begitu memanjakan hidung tak sabar segera disantap.

Pantauan Tribun Timur pun, terlihat para langganannya hilir mudik bergantian meminta Maria melayaninya

Kepada Tribun Timur, Rabu (12/11/2020) malam Maria yang akrab disapa Macea oleh pelanggannya ini sudah berjualan nasi kuning sejak dua tahun lalu.

Diakuinya, nasi kuning miliknya begitu laris manis.

"Kebanyakan mahasiswa nak," jelasnya.

Ia pun mengatakan bahwa meski di tengah pandemi, ia pun tak kehilangan pelanggannya.

"Malah selalu ada nak, Alhamdulillah," tuturnya.

Macea ini selalu membanggakan ciri khas sambal olahannya yang begitu nikmat.

"Memang saya sambalku paling enak," jelasnya.

Ia pun menceritakan awal mula merintis usaha nasi kuningnya ini.

Macea bukanlah wanita yang handal dalam memasak. Bermodalkan berani bertanya dengan penjual nasi berasal dari Jawa, Macea pun mencoba mempelajari.

Padahal puluhan tahun, ia hidup dari jualan sayuran segar saja.

"Mungkin jalan Tuhan nak, saya juga hanya ikuti saja," tuturnya.

Hingga akhirnya, lahan rumahnya yang tidak begitu luas disulap menjadi dapur umum tempatnya memasak.

Jika menyambangi tempatnya yang berada di Jl Emmy Saelan, Anda akan melihat sang nenek ini beratraksi memasak dengan begitu gesit.

Rumah yang tak begitu tinggi, dengan lemari kaca di depannya berisikan lauk pauk untuk nasi kuning menjadikan cirikhas dari tempat Macea.

Bahkan beberapa kursi di sediakan untuk para pelanggannya yang ingin menyantap langsung nasi kuningnya.

Kursi yang mulai goyang dan rapuh, namun tak menyurutkan pelanggan untuk pantang pulang karena citarasa nasi kuning yang begitu nikmat.

Ditanya soal resep tetap segar bugar dalam beraktivitas ternyata Macea tak muluk-muluk.

Hanya air putih saja dan jamu gendong Rp 2 ribu, menjadi modal kekuatannya dalam sehari.

Ia memasak sendirian selama dua jam, lalu begadang untuk menjual semua stok nasi kuningnya.

Macea pun mengatakan tak pernah stres dalam beraktivitas.

Sekalipun memiliki sembilan anak dan belasan cucu, ia pun tak menuntut untuk selalu di bantu.

"Saya tidak pusing nak, mau dibantu syukur tidak juga tidak apa-apa," jelasnya sambil tersenyum.

Untuk diketahui, dalam sehari Macea selalu menghabiskan 15 liter beras untuk membuat nasi kuning.

Nasi kuning ala Macea ini selalu habis tak tersisa.

Bahkan, Macea harus menambah stok nasi kuningnya karena banyaknya permintaan.

Harga nasi kuningnya pun sangat murah mulai dari Rp 8 ribu saja.

Laporan Wartawan Tribun Timur Desi Triana

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved