Andalkan Digital Marketing hingga Inovasi Produk Agar Tetap Untung di Tengah Pandemi Covid-19
Meski niatnya membuka outlet terpaksa tertunda gegara wabah corona, pemilik UKM Joya Drinks and Food ini tetap eksis menjalankan bisnisnya.
Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang merasakan dampak krisis selama pandemi virus corona (covid-19).
Banyak pelaku UMKM yang mengalami kesulitan memasarkan produknya, hingga ada yang setop sementara sembari menunggu pandemi covid-19 berakhir.
Namun, Sukmawati, pelaku UMKM di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan tak ingin pasrah begitu saja.
Meski niatnya membuka outlet terpaksa tertunda gegara wabah corona, pemilik UKM Joya Drinks and Foods ini tetap eksis menjalankan bisnis kulinernya.
Dunia bisnis bukanlah hal yang baru bagi Sukma. Ibu dua anak ini mulai melakoni usaha jual beli sejak 2012.
"Dulu jualan produknya orang lain. Pakaian, hijab, bahan-bahan kue, hingga buka jasa penitipan (jastip) perabotan rumah tangga," kata kepada tribun-timur.com, Jumat (6/11/2020).
Seiring waktu, ia pun berpikir mengapa tidak berbisnis dengan produk sendiri yang jauh lebih menguntungkan.
Akhirnya, pada Maret 2019 dengan support dari keluarga ia mulai memberanikan diri membuka usaha sendiri dengan brand Joya Drinks and Foods.
"Kenapa saya memilih terjun ke bisnis kuliner daripada pakaian karena ada perbedaan laba, modal juga minimum. Kalau pakaian kan orang jarang beli, beda dengan kuliner yang bisa dibilang kebutuhan harianlah," tuturnya.
Meski di bisnis ini banyak pesaing, ia tetap optimistis. Baginya, kualitas produk adalah yang utama. Juga bagaimana ia bisa memaksimalkan pemasaran sehingga produknya banyak dikenal masyarakat.
Di Joya Drinks and Food, ia menawarkan produk minuman Joya Premium Thai Tea, Joya Green Tea, dan Joya Coffee.
Untuk produk lain, tersedia pula bakso goreng, burger, aneka puding, dan oreo Cheese cake.

Produk minuman yang ia jual ini dibanderol Rp 8.000 per botol ukuran 250 ml.
"Untuk bahan-bahannya sendiri, inikan thai tea minuman teh khas Thailand kan, jadi kita padukan dengan bahan-bahan atau rempah lokal plus susu. Jadi rasanya premium tapi harga terjangkau," tuturnya.
Untuk pemasaran, selain via media sosial ia pastinya mengandalkan metode dari mulut ke mulut.
"Kuliner ini kan harus dicoba dulu baru orang bisa bercerita soal rasanya. Saya sasar juga acara-acara seperti ulang tahun dan pengantin. Saya pernah dapat pemesanan terbanyak itu sekitar 1.000 botol untuk acara kawinan," ungkapnya.
Produk Baru Sarabba Madu
Bisnis diyakini Sukma tak hanya sekadar berjualan. Tapi bagaimana pelaku usaha terus mengasah kreativitas, melahirkan inovasi-inovasi agar tetap produktif bagaimanapun kondisinya.
Seperti saat covid-19 mewabah ia juga termasuk yang merasakan dampaknya. "Pas covid itu penjualan menurun karena ada beberapa reseller juga yang tutup," ujarnya.

Situasi seperti inilah yang ia manfaatkan untuk merilis produk minuman terbarunya, Sarabba Madu.
"Kita tahu sendiri kan minuman sarabba madu bagus untuk imunitas tubuh yang memang dibutuhkan dimasa-masa pandemi," kata warga Kompleks Gowa Residence ini.
Bak gayung bersambut, minuman hangat yang ia kemas dalam botolan 250 ml ini ternyata laris.
"Alhamdulillah ternyata banyak yang beli saat gencar-gencarnya WFH (kerja dari rumah), banyak dapat pesanan juga dari dokter-dokter yang bertugas," katanya.
Ke depannya, ia pun akan menambah varian minuman lain yang menyehatkan yang mengandung sayur dan buah-buahan.
"Awalnya memang bagaimana saya memproduksi minuman yang tak hanya enak tapi juga menyehatkan. Apalagi berkaca dimasa pandemi, kesadaran masyarakat akan kesehatan tentu meningkat sehingga ke depan saya akan tambah varian lagi, seperti sayur dan buah," ungkapnya.
Andalkan Digital Marketing
Wabah virus corona yang melanda membuat pola kehidupan masyarakat berubah. Berbagai kebijakan pemerintah pun dikeluarkan guna memutus penyebaran virus.
Bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), sekolah tak lagi tatap muka seperti biasanya dan beralih dengan program belajar dari rumah dengan memanfaatkan metode daring (online) dan luring.
Obyek wisata tutup, bioskop tutup, mal-mal ataupun pusat perbelanjaan melakukan pembatasan operasional. Toko-toko juga tutup sementara, bahkan jika ada yang buka harus betul-betul menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Karenanya, pelaku UMKM harus pintar-pintar mencari strategi dalam menghadapi situasi seperti ini agar bisnis tetap jalan dan tetap bisa mendapatkan keuntungan.
Seperti yang dilakukan Sukma selaku owner Joya Drinks, sadar aktivitas masyarakat selama pandemi lebih banyak dihabiskan di rumah, ia pun mencari celah agar produknya tetap bisa laris.
Apalagi, ia menilai metode penjualan dari mulut ke mulut sudah tidak lagi mempan dimasa pandemi seperti sekarang ini.
"Bisnis itu kan mengarah ke kreativitas. Dulu (sebelum pandemi corona) saya masih bisa andalkan metode pemasaran dari mulut ke mulut, nah sekarang tidak relevan lagi. Orang banyak menghabiskan waktu di rumah, termasuk pesan ini pesan itu karenanya saya gecarkan digital marketing, sosial media," tuturnya.
"Memasarkan produk di sosial media juga ada triknya. Bukan hanya gencar menawarkan dagangan berikut kelebihannya, tapi didukung juga dengan fotografi produk yang bagus sehingga jadi nilai tambah," lanjutnya.
Selain memasarkan produk di akun instagram @Joya_drinksandfoods, ia juga merambah ke berbagai marketplace dan menjadi mitra salah satu penyedia layanan pesan antar makanan.(*)