Ngobrol Virtual Tribun Timur
Aplikasi Aku Pintar, Solusi Siswa Agar Tidak Salah Pilih Jurusan Kuliah
Akademisi Technopreneur Kabid Human Capital Idea & Co-Founder Aku Pintar, Sofian Lusa memaparkan Aplikasi Aku Pintar di Ngobrol Virtual Tribun Timur
Penulis: Rudi Salam | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Akademisi Technopreneur Kabid Human Capital Idea & Co-Founder Aku Pintar, Sofian Lusa memaparkan Aplikasi 'Aku Pintar' di Ngobrol Virtual atau Ngovi Tribun Timur, Jumat (6/11/2020).
Ngovi disiarkan secara langsung melalui YouTube dan Facebook Tribun Timur.
Di seri #19 ini mengangkat tema Era Digitalisasi Pendidikan Indonesia Bersama 'Aku Pintar'.
Hadir sebagai narasumber, Prof Muhammad Jufri (Kepala Dinas Pendidikan Sulsel) dan Erni Marlina (Guru BK SMKN 7 Makassar).
Ada juga Sofian Lusa (Akademisi Technopreneur Kabid Human Capital Idea & Co-Founder Aku Pintar).
Acara ini dipandu oleh Jurnalis Tribun Timur, Desi Triana.
Sofian Lusa mengatakan bahwa Aku Pintar adalah platform yang bisa membantu pelajar memilih jurusan.
"Aku Pintar ini merupakan suatu sociopreneur, sebuah platform dimana kita tahu bahwa seseorang pelajar itu sebenarnya diawali dengan bagaimana mereka memilih jurusan," katanya.
"Baik itu dari SMP ke SMA atau SMK, kemudian dari SMA atau SMK ke perguruan tinggi," sambungnya.
Dirinya mengatakan bahwa banyak orang tua yang bertanya jurusan yang cocok buat anaknya ketika akan masuk perguruan tinggi.
"Banyak sekali teman-teman yang ketika anaknya mau masuk ke perguruan tinggi bertanya jurusan yang paling pas buat anaknya itu apa," tuturnya.
Pihaknya pun melakukan riset dan menemukan bahwa 87 persen mahasiswa salah pilih jurusan.
"Kemudian kami melakukan berbagai macam riset secara internal maupun eksternal, ternyata di Indonesia ini ada temuan yang cukup mencengangkan yang mengatakan bahwa 87 persen anak-anak kita, para mahasiswa itu salah jurusan," ungkapnya.
Temuan ini pun menurutnya harus disikapi. Sebab, ketika bekerja nantinya, mahasiswa yang salah pilih jurusan itu akan bekerja tidak sesuai dengan background.
"Ini menjadi salah satu mata rantai yang saling berhubungan. Kami melihat di situ ada sesuatu yang bisa kami kerjakan atau kami sumbangsihkan buat bangsa dan negara dengan cara buat aplikasi tidak berbayar kepada para siswa untuk memetahkan minat dan bakat mereka sesuai dengan jurusannya nanti," jelasnya.