Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

5 Hal Membuat Pilpres Amerika Terasa Pilkada Indonesia, Sikap Donald Trump Semakin Tak Layak Ditiru

Sikap Trump yang konfliktual, menjadi bola salju bagi pendukungnya. Bukan mengontrol dan mengerem, malah "lempar batu sembunyi tangan".

Editor: AS Kambie
Dok. Pribadi
Adi Suryadi Culla, Koordinator Forum Dosen 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) semakin rasa pemilihan kepala daerah (pilkada) Indonesia. Biden menang Pilpres Amerika, Trump terjungkal.

Sikap Donald Trump menanggapi penghitungan suara sementara disebut membuat Pilpres Amerika Serikat disebut semakin membuat pemilu tertinggi negara adikuasa ini semakin mirip pilkada di Indonesia.

Setidaknya ada lima hal yang membuat Pilpres Amerika semakin mirip pilkada di Indonesia. Pertama, kndidat saling klaim menang. Kedua, kandidat protes dan minta penghitungan sementara dihentikan karena kalah suara. Ketiga, kandidat yang diprediksi kalah siapkan gugatan.

Kemiripan keempat, pendukung kandidat yang kalah bikin ulah. Kelima, pendukung yang merasa kandidatnya menang konvoi kemenangan.

“Jika kita menyaksikan pidato Donald Trump hari ini, terasa semakin tak layak ditiru incumbent ini,” Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Dr Adi Suryadi Culla, Jumat (6/11/2020).

Menurutnya, Pilpres Amerika tak jauh beda dengan proses demokrasi elektroral yang berlamgsung di negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Proses pemilu di negara Pamam Sam tersebut, diwarnai perilaku politik berpotensi destruktif. Mirip beberapa pengalaman pemilihan Presiden di negeri ini yang kita alami, bahkan lebih dekat lagi mirip perhelatan politik pilkada yang terjadi di tingkat lokal, di banyak daerah di Indonesia,” jelas Adi Suryadi Culla yang juga Koordinator Forum Dosen.

Menurut Adi Suryadi Culla, fatal pula jika dikaitkan dengan kampanye lembaga survei dan klaim kandidat yang merilis hasil penghitungan suara, mengklaim kemenangan padahal datanya rekayasa (hoaks). Maka, efeknya makin kisruh proses pemilu dan memicu ketidakpastian.

“Pilpres Amerika saat ini yang sedang jadi sorotan dunia, sebaiknya tidak ditiru. Itu opini obyektif yang perlu disampaikan buat elite dan masyarakat Indonesia yang bukan kebetulan saat ini juga sedang menghadapi proses politik pilkada di berbagai daerah,” kata Adi Suryadi Culla.

Berikut penjelasan lengkap Adi Suryadi Culla kepada Tribun-Timur.com, terkait Pilpres Amerika dan Trump tak layak ditiru:

Proses pemilu Amerika ricuh. Massa pendukung kedua kandidat yang bertarung, saling berhadapan, membela sikap politik masing-masing.

Itu juga dipicu oleh sikap kandidat yang didukung. Ironis, bahwa negara yang dipandang sebagai kampiun demokrasi itu justeru sebenarnya tidaklah menunjukkan contoh atau potret politik yang baik bagi dunia.

Tidak jauh berbeda dengan proses demokrasi elektroral yang berlangsung di negara berkembang, termasuk Indonesia. Proses pemilu di negara Pamam Sam tersebut, diwarnai perilaku politik berpotensi destruktif.

Mirip beberapa pengalaman pemilihan presiden di negeri ini yang kita alami, bahkan lebih dekat lagi mirip perhelatan politik pilkada yang terjadi di tingkat lokal, di banyak daerah di Indonesia.

Sikap tidak legowo menerima kekalahan menjadi salah satu pemicu utama kekisruhan. Hal yang tidak sepatutnya ditunjukkan. Itu potret Donald Trump, kandidat incumbent yang didukung Partai Republik yang berkuasa.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved