Tribuners Memilih
Seberapa Penting Sumbangan Dana Kampanye? Simak Ulasan Pengamat Politik Unismuh Luhur Priyanto
Mereka, Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Adama, nomor urut 1), Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman, nomor urut 2).
Penulis: Abdul Azis | Editor: Sudirman
Merekalah yang punya akses pada elit oligarki partai politik. Para bandar inilah yang mengatur 'perkawinan' pasangan calon.
Mereka bisa memainkan ritme kontestasi dari wilayah lain. Dampaknya, kepala daerah terpilih menjadi 'tersandera' dalam merealisasikan janji politiknya.
Umumnya para cukong ini bermain di belakang layar kontestasi, tetapi mereka juga bisa bekerja menggunakan 'tangan-tangan' pihak lain.
"Regulasi kita sebenarnya sudah mengatur besaran sumbangan untuk pembiayaan Pilkada, tapi faktanya jumlah biaya politik yang digunakan jauh lebih besar dari sumbangan resmi yang tercatat," katanya.
"Ini termasuk wilayah abu-abu praktek pemilihan, terlebih lagi karena regulasi pelaporan keuangan kampanye, hanya bisa mengaudit sumbangan yg tercatat saja," Luhur menambahkan.