Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Introspeksi Bulan Bahasa di Era Krisis Moral dan Etika Generasi Bangsa

OPINI: Introspeksi Bulan Bahasa di Era Krisis Moral dan Etika Generasi Bangsa oleh Erlan Saputra Mahasiswa PBSI FBS UNM

Penulis: CitizenReporter | Editor: Suryana Anas
Dok Pribadi
Erlan Saputra Mahasiswa PBSI FBS UNM 

Menjalarnya krisis moral hingga etika berbahasa pada generasi saat ini.

Pemuda adalah harapan masa depan bangsa Indonesia. Pemuda adalah pelopor revolusi.

Sejarah membuktikan lahirnya reformasi tidak luput dari kisah perjuangan pemuda-pemuda Indonesia menuju negara demokrasi yang bebas dari rintitan Orde Baru.

Sebuah gerakan dengan mengeraskan etiket terang akal serta menjunjung penuh persatuan bagi pelajar-mahasiswa demi meruntuhkan rezim orde baru.

Namun, hari ini sepak terjang generasi sekarang seolah runtuh akan identitasnya.

Salah satu penyebabnya adalah krisisnya moralitas dan etika hingga kurangnya pemahaman tentang bahasa Indoesia.

Di Era Teknologi menjadi hal pendorong atau potensi besar bagi pemuda sekarang akan cita-cita dan harapan kemajuan sebuah bangsa, tetapi cenderung kesadaran pemuda saat ini sangat kurang sama sekali.

Teknologi yang seharusnya menjadi salah satu sumber informasi atau perkembangan kearah kemajuan, hal sebaliknya menjadi generasi yang apatis.

Memang banyak yang memanfaatkan teknologi sebagai wadah atau penopang untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih demi mendorong mereka ke arah masa depan cemerlang.

Saat ini, semangat intelektual kini seakan hilang dan perlahan-lahan terperangkap dalam kecenderungan-kecenderungan negatif hingga pada akhirnya membentur distorsi moral, etika berbahasa, tanpa fokus ke orientasi pengembangan bagi dirinya.

Kebanyakan generasi sekarang cenderung opiun demi konten-konten sosial media yang bisa saja merugikan diri.

Hal yang menjadi titik dasar bagi generasi sekarang adalah menanamkan prinsip etika  perlu menanamkan prinsip tata cara berbahasa yang baik.

Itulah yang menjadi salah satu amanah dari butir ketiga Sumpah Pemuda yakni menjunjung tinggi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa.

Sebagai kaum pemuda, kita masih bisa belajar perihal struktural penggunaan bahasa yang baik dan benar.   Terakhir saya katakan, negara ini secara jelas menginginkan perbaikan moral dan etika.

Ini mungkin tamparan bagi kita semua, tapi saya yakin kita bisa memperbaiki walaupun hal sekecil mungkin.

Semoga di bulan bahasa ini kita bisa mencerminkan makna dari Sumpah Pemuda.

Selamat memuliakan Bulan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved