Mengenang Mbah Maridjan, sang Juru Kunci yang Meninggal saat Letusan Dahsyat Gunung Merapi
Sejak kejadian Gunung Merapi akan meletus tahun 2006, nama Mbah Maridjan semakin terkenal.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Jasad Mbah Maridjan ditemukan beberapa jam kemudian oleh tim SAR bersama dengan 16 orang lainnya telah meninggal dunia, umumnya kondisi korban yang ditemukan mengalami luka bakar serius.
Jenazah tersebut dikonfirmasi sebagai jenazah Mbah Maridjan pada tanggal 27 Oktober 2010.
Penghargaan
Almarhum Mbah Maridjan mendapatkan penghargaan Anugerah Budaya 2011 dari Pemerintahan Provinsi DIY, dalam kategori pelestari adat dan tradisi.
Pemberian penghargaan dilakukan Sekretaris Daerah Provinsi DIY Ikhsanuri, pada tanggal 29 November 2011, di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta.
Kisah Tewasnya Mbah Maridjan
Letusan Gunung Merapi yang menewaskan juru kunci, Mbah Maridjan alias Ki Surakso Hargo.
Kawasan sekitar Merapi pun luluh lantak.
Tribunjateng.com mengunjungi kawasan Kinahrejo, Sabtu (9/12/2017).
Kawasan tersebut kini sudah berbenah. Jejak-jejak letusan masih bisa ditelusuri di Kinahrejo merupakan tempat tinggal Mbah Maridjan.
Kawasan jejak-jejak letusan pun kini menjadi kawasan wisata Lava Tour.
Di sana terdapat joglo yang menjadi tetenger lokasi Mbah Maridjan meninggal dalam kondisi sujud.
Mbah Maridjan tak mau mengungsi dari Kinahrejo dikabarkan karena menunggu wangsit dari Eyang Petruk.
Sehari sebelumnya, justru banyak warga yang melihat penampakan awan berbentuk tokoh wayang tersebut.
Di area bekas rumah Mbah Maridjan terdapat barang-barang peninggalan yang tersapu oleh awan panas merapi.
Ada seperangkat gamelan milik Mbah Maridjan.
Mebel dan perkakas juga dipajang menjadi salah satu daya tarik Lava Tour.
Ada sebuah botol minuman bersoda yang masih utuh.