Hari Santri Nasional
Profil Singkat Pimpinan Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang dari Masa ke Masa
Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang adalah pondok pesantren tertua di Sulawesi Selatan
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Suryana Anas
4. Hamzah Badawi (1988)
Beliau lahir di Impa-impa, Kecamatan Tanasitolo pada 1920. Sempat mengajar di Madrasah As'adiyah Jalang, di Kecamatan Sajoanging pada 1943. Sempat pula menjabat sebagai Ketua Pengadilan Agama/Mahkamah Syariah Wajo kurung waktu 1965 sampai 1978.
Hamzah Badawi adalah pimpinan Ponpes As'adiyah paling sebentar, yakni cuma 7 bulan. Beliau memiliki 10 orang anak dari pernikahannya dengan Hj Andi Banong.
5. AGH Abdul Malik Muhammad (1988-2000)
Ulama kelahiran Belawa 1922 M, merupakan anak dari pasangan H Muhammad dan Hj Muhana. Kecerdasan Abdul Malik sudah terlihat sedari dini oleh Gurutta Puang Haji Sade.
Saat dirinya masih berstatus santri pada Madrasah Arabiyah Islamiyah 1940 hingga 1942, dirinya sudah dipercayakan untuk mengajar santri-santri baru.
Bahkan, pada kurung 1942-1947, dirinya sudah menjadi Kepala Madrasah di Masjid Jami Belawa.
Selain penghafal Alquran 30 juz, beliau juga aktif di bidang politik. Tercatat, Abdul Malik pernah menjadi Ketua Anak Cabang Masyumi Belawa 1950-1959. Pernah juga Ketua MWC Nahdatul Ulama (NU) Belawa 1963-1987 dan Mustyar NU Wajo pada 1988.
Beliau meninggal pada 14 Juni 2000 dan digantikan oleh Prof Abdul Rahman Musa.
6. AG Prof H Abdul Rahman Musa (2000-2002)
Tak banyak informasi yang bisa digali tentang menantu AGH Muhammad Yunus Martan tersebut.
Beliau pernah kuliah di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dosen di STAI As'adiyah (sekarang IAI As'adiyah) dan sempat memimpin perguruan tinggi tersebut.
7. AG Prof H Muhammad Rafii Yunus Martan
Beliau adalah salah satu ulama kharismatik di Sulawesi Selatan yang lahir di Kecamatan Belawa.
Belawa sendiri banyak melahirkan ulama-ulama besar di tanah Bugis hingga dijuluki Serambi Mekkah Wajo.