Hari Santri Nasional
Profil Singkat Pimpinan Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang dari Masa ke Masa
Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang adalah pondok pesantren tertua di Sulawesi Selatan
Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Suryana Anas
2. AG H Muhammad Daud Ismail. (1952-1961)
Beliau adalah salah satu murid awal Gurutta Puang Haji Sade. Lahir di Cenranae Lalabata Kabupaten Soppeng 1907, anak dari pasangan H Ismali dan Hj Pompola.
Pada zaman ketika Daud Ismail diminta untuk memimpin Madrasah Arabiyah Islmaiyah (MIA) sepeninggal gurunya, saat itulah MIA berganti nama sebagai Pondok Pesantren As'adiyah, untuk mengenang KH Muhammad As'ad.
Beliau adalah seorang kadhi atau hakim di Kabupaten Soppeng. Bahkan, saat dirinya diminta untuk kembali ke Kabupaten Wajo, sebagaimana wasiat KH Muhammad As'ad untuk memimpin pesantren, Daud Ismail berstatus pegawai negeri di Departemen Agama Kabupaten Bone.
"Status kepegawaian itu beliau lepas karena harus memimpin pondok pesantren," kata KH Muhyiddin Tahir.
Selepas memimpin Ponpes As'adiyah pada 1961, Daud Ismail kembali ke Kabupaten Soppeng. Pada 1967, mendirikan Yayasan Perguruan Islam Beowe atau lebih dikenal Yasrib.
Daud Ismail adalah salah satu ulama Bugis yang menuliskan tafsir Alquran berbahasa Bugis. Sempat menjabat sebagai Ketua MUI Soppeng pada 1993-2005, hingga beliau meninggal pada usia 99 tahun pada Senin 21 Agustus 2006.
3. AGH Muhammad Yunus Martan (1961-1988)
Ulama kharismatik tersebut yang paling lama memimpin pondok pesantren As'adiyah. Kurang lebih 27 tahun.
Yunus Martan lahir di Belawa, 28 Muharram 1332 H /1914 M. Ayahnya, yakni seorang ulama di Belawa, Anregurutta H Martan dan Hj Shafiah.
Beliau menyelesaikan pendidikannya pada Madrasah Al-falah di Makkah sebelum kembali ke kampung halamannya.
Disebut sebagai ulama paling visioner di masanya. Di era Yunus Martan, Radio Suara As'adiyah didirikan pada 1967. Radio Suara As'adiyah adalah radio swasta tertua di Sulsel yang hingga saat ini masih mengudara.
Dengan medium radio, Yunus Martan menyampaikan syiar-syiar Islam dan mengajar santri-santrinya.
Dua kali menikah. Pada pernikahan pertamanya dengan Hj Kartini, beliau dikaruniai 7 orang anak. Diantaranya adalah Muhammad Rafii Yunus Martan yang juga kelak memimpin Ponpes As'adiyah dan juga Hj Ruqayyah, yang kelak bersuami dengan Abdul Rahman Musa yang juga memimpin Ponpes As'adiyah.
Pada pernikahannya yang kedua dengan Hj Husna, beliau dikarunia 5 orang anak.