Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Santri

Sejarah Berdirinya Ponpes Darul Istiqamah Maros, Awalnya Hanya Seluas 0,5 Kini 65 Hektar

Saat itu KH Marzuki Hasan yang baru saja keluar dari hutan, setelah melakukan perjuangan syariat Islam pada 1965.

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Sudirman
ist
Pesantren Darul Istiqamah yang terletak di Jalan Poros Maros-Makassar, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros 

Pada tahun 2007, saat Darul Istiqamah melalukan acara reuni akbar, sebanyak 7000 kader hadir pada kegiatan itu.

"Jadi sampai saat ini, kami masih memegang prinsip bahwa mereka yang mau sekolah, tapi terkendala dana, silahkan datang kesini," katanya

Pada 1983 ketika KH Ahmad Marzuki memustuskan pulang, dan menetap di kampung halamannya Kabupaten Sinjai, ia kemudian memberikan mandat kepemimpinan kepada anaknya, KH Arif Marzuki.

Pada masa kepemimpinan KH Arif Marzuki,  didominasi dengan gerakan ekspansif yang menyentuh semua aspek kehidupan pesantren, seperti perluasan lahan, dari 2 hektar mencapai sekitar 65 hektar.

"Ketika dipimpin oleh KH Arif, luasnya sudah 2 hektar. Namun, seiring berjalannya waktu, pesantren terus berkembang, hingga saat ini sudah seluas 65 hektare," jelasnya.

Kisah perluasan ini tidak lepas dari sumbangsi masyarakat dan jamaah setempat. Seperti sumbangan uang, emas, pakaian, telur ayam, yang dimanfaatkan untuk pembelian tanah guna perluasan lahan.

"Di masa ini juga para santri dan warga harus kerja bakti hingga larut malam, untuk membangun masjid, kelas, rumah warga, jalan, dan lain sebagainya. Sehingga pesantren ini bisa dikatakan sebagai milik ummat, dan tidak dikuasai oleh siapapun," katanya.

Fase ini juga ditandai dengan diterimanya alumni Darul Istiqamah di Lembaga Ilmu Pengetahuan Islan dan Arap (LIPIA) pada 1984.

Sehingga membuka jaringan antara Darul Istiqamah dengan dosen-dosen Arab, serta para donatur dari Timur Tengah.

Saat ini Pesantren Darul Istiqamah sudah memiliki 30 cabang, yang tersebar di beberapa wilayah kawasan timur Indonesia, seperti Sulsel, Sulteng, Sulut, Sulbar, Papua, dan Jakarta.

"Untuk Sulsel, cabang pesantren terdapat di beberapa daerah, yaitu Bone, Gowa, Tana Luwu, Sinjai, Bulukumba, Wajo, dan Bantaeng, dengan kantor pusat tetap di Maccopa Maros," tutupnya.

Laporan Tribunmaros.com, M Ikhsan

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved