Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Santri

Sejarah Berdirinya Ponpes Darul Istiqamah Maros, Awalnya Hanya Seluas 0,5 Kini 65 Hektar

Saat itu KH Marzuki Hasan yang baru saja keluar dari hutan, setelah melakukan perjuangan syariat Islam pada 1965.

Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Sudirman
ist
Pesantren Darul Istiqamah yang terletak di Jalan Poros Maros-Makassar, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros 

TRIBUNMAROS.COM, MANDAI - Pondok Pesantren Darul Istiqama Maros, atau biasa juga disebut Pesantren Maccopa, didirikan oleh KH Ahmad Marzuki Hasan pada bulan Maret 1970.

Melalui buku biografi yang ditulis oleh anaknya sendiri, KH Arif Marzuki.

Saat itu KH Marzuki Hasan yang baru saja keluar dari hutan, setelah melakukan perjuangan syariat Islam pada 1965.

KH Marzuki masih memiliki jamaah pengajian yang loyal, yang semakin hari semakin banyak.

Serta muncul kekhawatiran dalam diri KH Marzuki, bahwa jangan sampai setelah perjuangan menegakkan Islam di hutan selesai, para jamaah terpengaruh dengan kehidupan kota dan melupakan syariat.

Maka bersama dengan jamaahnya di Masjid Nurul Hidayah Jalan Kapoposang (saat ini Jalan Andalas) Makassar, tercetuslah ide pendirian pesantren.

"Badan hukumnya dibentuk di rumah Haji Latanrang, di Jalan Merpati, yang merupakan salah satu orang berpengaruh pada saat itu," ujar Kepala Kantor Darul Istiqamah, Ustadz Mufassir Arif, Rabu (21/10/2020).

Haji Latanrang juga memiliki sumbangsih dalam penyediaan rumah, dan berbagai fasilitas ketika lembaga baru dibentuk, yang masih dalam tahapan pencarian lokasi.

Pada tahun 1970, Yayasan Pendidikan Dakwah Islamiah (YPDI) berdiri, dan berkantor di Jalan Merpati Masjid Jendral Sudirman, Makassar.

Tak berapa lama, lokasi pesantren pun ditemukan, sekitar 25 km dari Kota Makassar, di Maccopa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros.

"Lokasi ini diperoleh dari Bupati Maros saat itu, Kasim DM, melalui perantara Kodim Maros, Arifuddin, yang luasnya 0,5 hektare," terangnya.

Maka berdirilah Pondok Pesantren Darul Istiqamah di lokasi tersebut, nama ini diambil karena "istiqamah" merupakan syarat mutlak dari keimanan.

"KH Ahmad Marzuki Hasan, pernah berkata, bahwa seorang muslim kalau tidak istiqamah, tidak ada jaminan. Artinya, orang yang istiqamah adalah orang yang tidak berubah, dalam situasi apapun," kata Ustadz Mufassir menirukan.

Awalnya pesantren Darul Istiqamah hanya memiliki 7 orang santri saja. Mereka belajar di Masjid yang terbuat dari bambu dan berlantai pasir, sementara kolong rumah KH Marzuki menjadi asrama santri.

"Ketika kabar KH Marzuki Hasan membuka pesantren di Maccopa, maka kawan-kawannya yang merupakan bekas DI/TII mengirim anaknya dari beberapa daerah. Sehingga dalam tempo beberapa bulan, santri yang awalnya hanya 7 orang, menjadi 175 orang, dan terus bertambah menjadi 400 orang," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved