Rahasia Pasien Covid-19 atau Virus Corona Sembuh: Minum Madu, Telur Ayam Kampung, Bawang Putih
Rahasia pasien Covid-19 atau virus corona sembuh: minum madu, telur ayam kampung, bawang putih.
TRIBUN-TIMUR.COM - Rahasia pasien Covid-19 atau virus corona sembuh: minum madu, telur ayam kampung, bawang putih.
Cermati pengalaman seorang survivor atau penyintas Covid-19.
Mengonsumsi madu dan bawang putih dilakukan seorang penyintas Covid-19 asal Jombang, Jawa Timur atau Jatim, hingga akhirnya dinyatakan sembuh.
Selain itu, rajin mengonsumsi telur ayam kampung dan vitamin C serta vitamin D sebagaimana arahan tim medis, juga membantunya sembuh dari Covid-19.
Pengalaman itu dibagikan MR (31), warga Dusun Paritan, Desa Keras, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
"Selama isolasi ya tetap mengikuti arahan tim medis, mengonsumsi makanan dan minuman yang bisa menjaga imun tubuh," ungkap MR, kepada Kompas.com, Senin (19/10/2020).
Dia mengatakan, mengonsumsi vitamin C dan D menjadi rutinitas yang sehari-hari dia lakukan sesuai arahan tim medis.
Selain itu, dirinya juga rajin mengonsumsi madu, bawang putih dan telur ayam kampung.
"Satu hari satu siung bawang putih. Ya dimakan (bawang putih), dikunyah. Setiap hari juga tidak terlewat untuk konsumsi madu dan telur," ujar MR.
Dia mengaku, tak memiliki referensi lengkap tentang berbagai khasiat dari bawang putih, madu dan telur yang setiap hari dikonsumsi saat berjuang untuk sembuh dari Covid-19.
Namun, dari pengalamannya, mengonsumsi madu, bawang putih dan telur ayam kampung membuat tubuhnya makin bugar hingga akhirnya sembuh dari Covid-19.
Menurut MR, mengikuti arahan tenaga medis untuk rajin mengonsumsi makanan atau minuman yang meningkatkan imunitas, menjadi faktor penting untuk sembuh dari Covid-19.
Namun, lanjut dia, mental tidak pantang menyerah dan yakin bisa sembuh menjadi faktor paling penting keberhasilannya sembuh dari Covid-19.
Kontak erat dengan ayahnya
Bapak satu anak itu dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan swab yang keluar pada 7 September 2020.
Oleh otoritas kesehatan, dia diminta melakukan isolasi mandiri karena dinyatakan bugar dan berbagai gejala gangguan kesehatan sudah tidak dirasakan.
Dia menjalani isolasi mandiri di rumahnya hingga keluarnya surat keterangan sehat pada 22 September.
Pada 1 September 2020, MR melakukan pemeriksaan swab atas inisiatifnya sendiri karena kontak erat dengan ayahnya yang dinyatakan positif Covid-19.
Sebelum melakukan pemeriksaan swab, ia mengalami demam tinggi, muntaber serta kehilangan indra pengecap rasa.
Selain itu, kondisi tubuhnya juga lemas. Semua gejala itu dirasakan oleh MR mulai 24 hingga 28 Agustus 2020.
Selama 5 hari, ia memilih melakukan perawatan mandiri di rumah.
Dia mengonsumsi vitamin dan obat yang dibelinya dari apotek.
Setelah kondisi tubuhnya mulai terasa bugar, pada 30 Agustus 2020 MR pergi ke rumah sakit untuk berobat dan mengajukan pemeriksaan swab.
Hasil swab tes yang keluar pada 7 September 2020 menyatakan dirinya positif Covid-19, dua hari setelah dia merasakan kondisi kesehatannya sudah pulih.
Belajar dari pengalamannya, MR menyatakan pentingnya setiap orang untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Memakai masker di tempat umum, sering mencuci tangan dan menjaga jarak saat bertemu dengan orang lain menjadi kebiasaan yang perlu dilakukan setiap orang.
Gejala baru virus corona
Gejala neurologis, atau yang berhubungan dengan saraf, disebut sangat umum ditemukan di antara kasus-kasus pasien Covid-19 serius atau di rumah sakit.
Temuan tersebut dipublikasikan dalam sebuah studi di jurnal Annals of Clinical and Translational Neurology, Senin (5/10/2020).
Dalam studi tersebut, gejala yang ditemukan bermacam-macam.
Dimulai dari gejala-gejala ringan seperti kesulitan menaruh fokus atau perhatian, memori jangka pendek, konsentrasi, hingga kesulitan menjalani multitasking.
1. Masih merasakan gejala setelah pulih
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa pasien dapat terus mengalami gejala-gejala ini jauh setelah pulih dari penyakit itu.
Dalam studi tersebut, peneliti di Northwestern Medicine mengamati 509 pasien pertama di 10 rumah sakit dan pusat kesehatan di Chicago pada bulan Maret dan April, yaitu saat awal pandemi terjadi.
Mayoritas pasien, yaitu sebanyak 82 persen mengalami masalah yang berasal dari sistem saraf.
"Artinya 4 dari 5 pasien yang masuk ke rumah sakit di sistem rumah sakit kami pada awal pandemi memiliki masalah-masalah neurologis tersebut," kata salah satu penulis studi Dr Igor Koralnik sebagaimana dikutip NBC News, Selasa (6/10/2020).
2. Nyeri otot
Nyeri otot dilaporkan oleh hampir sebanyak 44,8 persen pasien dan 37,7 persen pasien mengeluhkan sakit kepala.
Kemudian, hampir sepertiga pasien mengalami jenis masalah neurologis serius, yaitu ensefalopati atau fungsi otak yang mengalami perubahan.
Menurut Koralnik, masalah-masalah yang parah pada fungsi otak ini lebih besar kemungkinannya untuk terjadi pada pasien yang lebih tua, yaitu yang berusia di atas 65 tahun.
Sementara, pasien-pasien lainnya mengaku merasa pusing, kehilangan indra penciuman atau indra perasa.
"Bukti-bukti ini mengonfirmasi bahwa manfestasi neurologis umum terjadi, tetapi sering kali bersifat ringan. Itu penting," kata Ahli Saraf di Mayo Clinic, Dr Alejandro Rabinstein.
Menurut dia, banyak pasien Covid-19 di rumah sakit yang mengalami nyeri otot, juga kehilangan indra perasa atau penciumannya. Begitu pula sebaliknya," jelas Rabinstein yang tidak ikut serta dalam penelitian ini.
3. Gejala kehilangan penciuman
Selain itu, Koralnik menyebut bahwa gejala-gejala tersebut juga dapat menjadi pertanda awal infeksi virus corona.
"Orang-orang yang tiba-tiba kehilangan penciuman tanpa ada penyebab yang jelas harus memperhatikan kemungkinan tanda awal Covid-19," ujarnya.
Namun, efek jangka panjang dari gejala-gejala tersebut masih belum diketahui.
Untuk itu, Koralnik dan para koleganya akan terus mengikuti perkembangan pasien setelah keluar dari rumah sakit.
Adapun studi-studi di masa yang akan datang pada pasien-pasien Covid-19 di rumah sakit diharapkan dapat mengungkap dampak-dampak berbeda pada sistem saraf.(*)