UU Cipta Kerja
Bocoran dari Mahfud MD, Ternyata Bukan KAMI yang Diincar Pemerintah Tapi Orang Ini
Bocoran dari Mahfud MD, Ternyata Bukan KAMI yang Diincar Pemerintah Tapi Orang Ini
TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik hukum dan Keamanan Mahfud MD menampik bila penangkapan aktivis KAMI sebagai upaya pembungkaman suara kritis pada pemerintah.
Menurut Mahfud MD, pemerintah bahkan tak tertarik dengan kritik yang dilayangkan KAMI.
Pasalnya kritik KAMI bukan sebuah hal baru dan sudah pernah dilayangkan banyak pihak.
kita nangkap orangnya, dan orang yang kritis ke pemerintah bukan cuma KAMI,
KAMI kan baru saja dan yang diungkap KAMI gak ada kritis yang baru,
yang lama juga yang sudah dikatakan orang lain, apa kritisnya, ndak usahlah dipikirkan KAMI itu,
coba saya ingin tahu apa yang kritis dari KAMI yang baru,
kan itu sudah diucapkan kita juga dulu,
kritis bahwa demokrasi dibangun pemerintah oligarki kita juga sering katakan dulu jadi ndak yang baru juga, " kata Mahfud MD dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Youtube Kompas TV dalam tayangan Rosi.
Dengan begitu, kata Mahfud MD, pemerintah juga tak tertarik untuk membidik KAMI.
Mahfud MD menekankan, pemerintah untuk mengincar KAMI, melainkan orangnya sebagai dalang kerusuhan demo tolak UU Cipta Kerja.
"sehingga kita ndak tertarik bahwa KAMI yang harus dibidik, orangnya saja,
bahwa kebetulan sedang ikut kami orang itu, kan dulunya gak ikut kami mereka,
sejak dulu sudah kritis dan belum ada KAMI ketika mereka kritis terus apa kaitannya dengan KAMI," kata Mahfud MD.
TribunnewsBogor.com melansir Kompas.com, Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Argo Yuwono menuturkan, unggahan para tersangka mengandung ujaran kebencian berdasarkan SARA atau hasutan atau hoaks hingga menyebabkan aksi berujung anarkis.
"Berkaitan dengan penyebaran dengan pola hoaks, mengakibatkan anarkis dan vandalisme, sehingga membuat petugas luka, barang-barang dinas rusak, gedung, dan fasilitas umum," kata Argo di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Kamis (15/10/2020).
"Semuanya membuat kepentingan umum terganggu," sambung dia.
