Bincang Kampus Tribun
Sempat Pusing Urus Mega Burger, Kini Mega Al Reskyani Tak Lagi Minta Uang Orang Tua
Mega Al Reskyani dalam Bincang Kampus itu mengatakan bahwa usaha Mega Burger ia bangun sejak pandemi Covid-19.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Imam Wahyudi

"Pernah ada kendala. Pertama karena saya sekarang sudah semester 3, di sini tugas sangat-sangat menumpuk. Belum selesai satu, ada lagi satu. Di sini terkadang kita tidak bisa jaga jualan. Jadi pernah saya saya jaga toko, jualan, kuliah. Saya pusing, tidak ada bantu saya. Kebutuhan hari itu orang tua ada kesibukan," ceritanya.
"Saya berpikir, saya usir tidak ya pembeli saya. Bilang saya kuliah dulu, nanti kembali lagi. Terpaksa saya offkan kamera saya, terus saya ditegur dosen saya. Kemudian saya panik, maaf tadi izin ke WC sebentar," lanjut Mega.
Karena kendala itu, Mega sempat berpikir untuk memilih salah satunya, antara kerja atau kuliah.
"Di situ saya berpikir saya berhenti kuliah atau saya berhenti jualan. Tapi sembari berpikir bisalah saya nanti atur waktu. Bicara ke keluarga saya, bisa tidak kalau saya kuliah, bantu jaga toko saya. Kalau selesai kuliah kita bergantian," ujarnya.
Burger Murah
Burger Mega berbeda dengan burger lainnya, terutama di harga.
Mega hanya menjual burger itu dengan harga Rp 10 ribu.
"Lebih baik murah, tidak perlu untung banyak, pelanggan juga nda lari," katanya.
Adapun isiannya yakni nugget ayam, timun, tomat, salada, mayones, saus tomat atau lombok.
"Pembeli biasanya bilang, kok murah banget. Di sana cuman 15. Mending saya beli di sini," ceritanya.
Seiring berjalannya waktu, Mega tidak hanya menjual burger tetapi juga bakso bakar dan sosis bakar.