Wamen ATR/BPN Sidak Pelayanan Kantor BPN Gowa
Dalam kesempatan itu, Surya tampak meninjau sejumlah titik ruangan pelayanan elektronik pertanahan.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Wakil Menteri (Wamen) ATR/BPN Surya Tjandra melakukan inspeksi mendadak ke Kantor BPN Kabupaten Gowa, Kamis (15/10/2020) sore.
Surya tiba sekitar pukul 14:30 WITA di Kantor BPN Gowa, Jl Andi Mallombasang, Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.
Surya turun melakukan sidak untuk memastikan layanan elektronik pertanahan berjalan efektif, serta kegiatan refostribusi tanah.
Dalam kesempatan itu, Surya tampak meninjau sejumlah titik ruangan pelayanan elektronik pertanahan.
Surya didampingi oleh Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) ATR/BPN Sulsel, Bambang Priono.
Sidak Kantor BPN Kabupaten Gowa menjadi agenda terakhir dalam kunjungan kerja Wamen ATR/BPN, Surya Tjandra, di Sulawesi Selatan.
Sehari sebelumnya, Surya Tjandra juga meninjau stasiun kereta api di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Rabu (14/10/2020) kemarin.
Surya sangat mengapresiasi capaian luar biasa yang telah dilakukan dalam pembangun perkerataapian di Sulawesi Selatan.
Pasalnya, baru kali ini Pemerintah Indonesia melakukan pembangunan perkerataapian mulai dari nol, hingga selesai.
"Kemarin kami meninjau, dan menghormati pencapaian luar biasa, karena untuk pertama kalinya, ada pembangunan perkerataapian di Indonesia yang dimulai dari nol," ujar Surya kepada wartawan.
Ia menyampaikan apresiasinya kepada pihak-pihak terkait yang ikut andil dalam melakukan pembanguan Kereta Api.
Baik itu Balai Perkerataapian, BPN, maupaun pemerintah daerah yang ikut membantu.
"Semoga ini bisa dirampungkan dengan lancar, karena jika rel kereta api yang menghubungkan trans sulawesi ini sudah rampung semua, kita lanjut sampai ke Bitung," jelasnya.
Terkait pembebasan lahan, pihaknya mengatakan jika secara umum hal itu berjalan lancar, dan saat ini ada beberapa pembebasan lahan yang masih dalam tahap negosiasi.
"Berjalan lancar, dan saat ini memang masih ada yang masih dalam tahap negosiasi untuk ganti rugi, tapi kami juga sudah bicarakan tadi, bagaimana agar prosesnya tetap adil, dan masyarakat bisa diikut sertakan dalam proses pembangunan rel ini, intinya kami memastikan masyarakat akan menerima ganti untung, bukan ganti rugi," terangnya.
Ia pun menegaskan, jika KA merupakan sumber peradaban, karena mampu mempermudah, akses dari satu daerah ke daerah lainnya.
"Saya kuliah S2 dan S3 itu di luar negeri, dan di sana saya melihat, bahwa kereta api itu benar-benar menjadi sumber peradaban," tutupnya.
