AJI Makassar Sampaikan Penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja Lewat Aksi Virtual AJI
Perwakilan AJI Makassar Nurdin Amir mengatakan hari ini kawan-kawan jurnalis Makassar tengah bergabung dalam aksi menolak Omibus Law.
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM - Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) menggelar Aksi Jurnalis Menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020).
Aksinya ini digelar secara daring (online) dan luring (offline) dari 38 Kota di Indonesia.
Dengan beberapa agenda, yakni Orasi Perwakilan Jurnalis dari 38 AJI Kota di seluruh Indonesia.
Orasi perwakilan masyarakat sipil, laporan langsung aksi offline jurnalis di 38 titik di seluruh Indonesia, pernyataan sikap bersama dan peluncuran petisi.
Perwakilan AJI Makassar Nurdin Amir mengatakan hari ini kawan-kawan jurnalis Makassar tengah bergabung dalam aksi menolak Omibus Law.
"Jelas sama dengan sikap kawan-kawan, AJI Makassar juga menolak Omnibus Law dan Mosi Tidak Percaya kepada DPR dan Pemerintah. Legidot atau legislator idiot adalah kata yang pantas untuk kita sematkan kepada DPR dan Pemerintah yang telah membuat UU yang ugal-ugalan tanpa peduli kritik publik dan masyarakat,"katanya.
Menurutnya mulai dari UU KPK, UU MK hingga UU Omnibus Law Cipta Kerja disahkan dan dikebut dengan cara yang sama.
"Legislator tak pernah mendengarkan dan tak peduli suara protes buruh, petani, nelayan, mahasiswa, pelajar dan masyarakat yang telah memilih kalian,"katanya.
Nurdin Amir mengatakan dalam pernyataan sikapnya bahwa peristiwa ini akan dikenang bahwa perubahan konstitusi oleh komplotan jahat di DPR Senayan.
"Kami akan terus mendapat barisan dan membangun solidaritas dan kita akan terus melawan penindasan ini dan kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat. AJI tetap jelas menolak Omnibus Law dan Mosi Tidak Percaya pada DPR dan Pemerintah,"katanya.
Aksi Virtual AJI untuk Menolak Omnibus Law ini disiarkan langsung di YouTube AJI Indonesia.
Diisi dengan berbagai orasi dari perwakilan AJI diberbagai kota.
Selain itu juga diisi dengan penampilan puisi, lagu dan siaran langsung aksi jurnalis turun ke jalan di beberapa daerah.(*)