Mengenal Carlo Acutis, Remaja yang Sudah Belasan Tahun Meninggal Tapi Jasadnya Tetap Utuh
Carlo Acutis menjadi perbincangan publik. Bagaimana tidak, setelah hampir 15 tahun meninggal dunia jasadnya masih utuh.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Dia mengidap leukemia dan mempersembahkan rasa sakitnya untuk Paus Benediktus XVI dan untuk Gereja Universal di mana dia berkata bahwa "Saya mempersembahkan semua penderitaan yang harus saya derita untuk Tuhan, untuk Paus, dan Gereja." orang tua untuk membawanya berziarah ke situs-situs dari semua mukjizat Ekaristi yang diketahui di dunia tetapi kesehatannya yang memburuk mencegah hal ini terjadi.
Menjadi bergairah tentang komputer membuat Acutis membuat situs web yang didedikasikan untuk membuat katalog yang cermat dari setiap mukjizat yang dilaporkan dan dia melakukan ini di 2005 (dia telah membuat katalog setiap kasus sejak dia berumur sebelas)
Dokter yang merawatnya bertanya apakah dia sangat menderita dan dia menjawab bahwa "ada orang yang lebih menderita daripada saya".
Ia meninggal pada 12 Oktober 2006 pukul 6:45 pagi karena M3 fulminan leukemia dan dimakamkan di Assisi sesuai dengan keinginannya.
Baik Raffaello Martinelli dan Angelo Comastri membantu mengorganisir pameran foto keliling dari semua situs mukjizat Ekaristi untuk menghormatinya. Sejak itu ia telah melakukan perjalanan ke lusinan negara berbeda di lima benua.
Pakar medis menyetujui mukjizat yang diberikan kepadanya pada 14 November 2019.
Paus Fransiskus membenarkan mukjizat ini dalam sebuah dekrit pada 21 Februari 2020 yang memungkinkan Acutis dibeatifikasi; beatifikasi dijadwalkan pada 10 Oktober 2020 yang akan diadakan di Assisi dengan Kardinal Agostino Vallini akan memimpin.(*)